Berita Jakarta
PPN 12 Persen Bisa Sebabkan Inflasi, Pengamat Minta Kategori Barang Mewah Dirincikan Biar Jelas
Trubus Rahardiansyah berpandangan jika PPN 12% tidak akan berpengaruh signifikan dalam jangka pendek usai diterapkan
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Feryanto Hadi
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah
WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH — Polemik kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 12 persen per 1 Januari 2025, membuat banyak pihak buka suara dan menyampaikan pendapatnya di muka publik.
Beberapa orang mengaku setuju, sementara beberapa lainnya ramai mengkritik.
Diketahui, kenaikan tarif PPN 12 persen itu, merupakan amanat Undang-undang (UU) nomor 7 tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), yang pelaksanannya membutuhkan aturan turunan dari kementerian teknis terkait.
PPN 12 persen itu juga ditekan pemerintah untuk barang-barang mewah saja.
Terkait hal tersebut, Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahardiansyah berpandangan jika PPN 12 persen tidak akan berpengaruh signifikan dalam jangka pendek usai diterapkan.
Namun dalam jangka panjang, sejumlah kebutuhan pokok bisa saja mengalami kenaikan.
Oleh karena itu, Trubus berpandangan jika pemerintah perlu memetakan apa saja yang termasuk kategori barang-barang mewah, agar tidak disalahgunakan oleh okum-oknum nakal.
"Hal itu (PPN 12 persen) tidak mempengaruhi langsung sekarang ini, nah persoalannya kan menjadi ruwet karena pemerintah itu tidak mengkomunikasikan publiknya secara detail," kata Trubus saat dihubungi Warta Kota, Kamis (20/12/2024).
"Misalnya barang-barang mewah itu apa saja sih? Nah sekarang kesehatan, kesehatan itu namanya rumah sakit, rumah sakit itu yang VVIP, katanya itu kena PPN 12 % yang VVIP, nah itu bagaimana, yang seperti apa, kan itu belum jelas," lanjutnya.
Sehingga, Trubus meminta agar pemerinntah bisa membuat panduan terkait barang-barang kena pajak dan tidak kena pajak tersebut.
Pasalnya apabila tidak jelas, Trubus memandang jika ada kemungkinan momen ini justru dimanfaatkan oleh pedagang nakal demi keuntungan belaka.
"(Masyarakat) nganggapnya sudah 12 % naik, tiba-tiba masyarakat datang ke pasar membeli ini (minyak premium). Nah khawatirnya, ada pedahgang-pedagang nakal-nakal, mereka cari cuan (uang), untung di situ," ujar Trubus.
Presiden Prabowo Didesak Copot Kapolri Jika Kasus Kematian Ojol Affan Kurniawan Tidak Diusut Tuntas |
![]() |
---|
Demo Semakin Rusuh, Halte TransJakarta di Depan Polda Metro Jaya Hangus Dibakar Massa |
![]() |
---|
Pramono Diminta Revisi Pergub KJMU untuk Jangkau Mahasiswa dari Kampus Akreditasi B dan C |
![]() |
---|
Kebutuhan Mendesak, Golkar DKI Jakarta Dukung Pembangunan RS Royal Batavia Cakung |
![]() |
---|
Meninggal Dilindas Rantis Brimob, Cerita Affan Kurniawan Tinggal di Balik Megahnya Gedung Jakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.