Kasus Korupsi
Dalam Sidang, Harvey Moeis Sebut Kerja Sama PT Timah dengan Smelter Swasta Bawa Dampak Positif
Kementerian ESDM pernah menyinggung PT Timah yang tidak pernah mencapai target RKAB sejak tahun 2020
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Harvey Moeis bersama para terdakwa lainnya menjalani sidang kasus korupsi tata niaga komoditas timah di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jum'at (6/12/2024
Pada kesempatan tersebut, Harvey Moeis saat dimintai keterangan menyebutkan bahwa kerja sama PT Timah dengan perusahaan swasta memberikan dampak yang positif.
Harvey menjelaskan, dirinya mendapatkan pesan dari Kapolda Bangka Belitung di tahun 2018 untuk membantu PT Timah melalui Suparta sebagai pemilik dari PT Refined Bangka Tin (RBT) agar dapat mewujudkan mimpi PT Timah sebagai produsen timah nomor 1 di dunia.
"Ketika sudah ada kerjasama, dari pertama kali ini adalah pesan dari Pak Kapolda untuk bantu PT Timah.
Saya laporkan ke beliau (Kapolda), beliau bilang bagus kalau memang itu bisa meningkatkan produksinya PT Timah. Waktu itu mimpinya kan PT Timah jadi produsen timah nomor satu di dunia, bisa kontrol harga timah dunia dan lain-lain, beliau bilang bagus," kata Harvey di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus), Jumat (6/12/2024).
Awal mula kerja sama tersebut, Harvey bertemu dengan Kapolda Bangka Belitung di acara pisah sambut, dan berlanjut mendatangi kantornya di keesokan harinya, disitulah Harvey mendapatkan pesan dari Kapolda.
"Beliau (Kapolda) karena malam sebelumnya saya perkenalkan dengan Suparta sebagai pemilik dari salah satu smelter yang ada di daerah (Bangka belitung), jadi Kapolda menitipkan pesan ke saya. Tolong kasih tahu Suparta yang kemarin itu, tolong bantuin PT Timah mereka lagi susah katanya," jelas Harvey.
Setelah mendapatkan pesan dari Kapolda, Harvey pun menyampaikan pesan kepada Suparta agar dapat membantu PT Timah yang sedang susah mendapatkan bijih timah untuk diolah menjadi logam.
"Saya bilang (kepada Suparta) ada pesan dari Pak Kapolda, bantu PT Timah. PT Timah susah pasir," katanya.
Setelah PT RBT berhasil membantu kekurangan bijih timah, Harvey diajak bertemu dengan Direktur Operasional PT Timah pada masa itu, Alwin Albar untuk meminta bantuan mencarikan smelter agar dapat mengolah bijih timah yang berlebih di PT Timah.
"Beliau (Alwin) bilang ini PT Timah analisanya bakal banyak barang (bijih timah) masuk, bahasa beliau tuh kelebihan, kekurangan kapasitas tapi akan banyak biji masuk," ujar Harvey.
Dari situlah awal mula terjadinya kerja sama sewa smelter dengan PT RBT dan perusahaan swasta lainnya.
"Lalu beliau nanya, RBT katanya ada kelebihan kapasitas atau enggak. Saya bilang saya sampaikan ke Pak Suparta. Akhirnya setelah pertemuan itu saya laporkan ke Pak Suparta kalau PT Timah menanyakan PT RBT ada kelebihan kapasitas atau enggak. Beliau (Suparta) bilang yaudah coba ketemu lagi bareng sama Pak Reza," tambah harvey.
Dalam pelaksanannya, Suparta membeberkan kalau pembayaran dari PT Timah kepada perusahaanya sering terlambat dan mengganggu keuangan PT RBT.
Perkara Impor Gula, Tom Lembong Diyakini Bakal Diputus Onslag, Apa Maksudnya? |
![]() |
---|
KMPHI Tagih Kepastian Proses Hukum Skandal Korupsi Payment Gateway Denny Indrayana ke Bareskrim |
![]() |
---|
Wakil Ketua LP3HI: Kejaksaan Dapat Ajukan Kasus Tipikor Denny Indrayana dengan Sidang in Absentia |
![]() |
---|
KMPHI Temui Polda Metro Jaya, Kasus Dugaan Korupsi Payment Gateway Danny Indrayana Ditindaklanjuti |
![]() |
---|
Koalisi Masyarakat Pemerhati Hukum Indonesia Demo Mabes Polri, Desak Denny Indrayana Segera Diadili |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.