Perkuat Pendidikan Karakter, PresUniv Gelar Sharing Session bareng Bhikkhu Dhammasubho Mahāthera
Pendiri PresUniv, Dr Setyono Djuandi Darmono menegaskan bahwa ilmu pengetahuan memang penting, tetapi pendidikan karakter tidak boleh ditinggalkan.
WARTAKOTALIVE.COM — Untuk memperkuat pendidikan karakter, President University (PresUniv) menggelar sharing session bersama Bhikkhu Dhammasubho Mahāthera, bhikkhu senior di Saṅgha Theravāda Indonesia.
Sharing session bertema Memupuk Rasa Ikut Memiliki itu digelar di President University Convention Center, Jl. H. Usmar Ismail, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi, beberapa waktu lalu.
Hadir dalam acara tersebut, Pendiri President University (Presuniv) yang juga Presiden Direktur PT Jababeka Tbk, Dr Setyono Djuandi Darmono; Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Universitas Presiden, Prof Dr Ir Budi Susilo Soepandji DEA dan jajaran pengurus lainnya; Rektor Presuniv, Handa S. Abidin SH LLM PhD dan seluruh jajaran rektorat, para dekan dan ketua program studi, dosen, serta ratusan staf dan mahasiswa.
Dr Setyono Djuandi Darmono menegaskan bahwa Presuniv didirikan untuk mengajarkan berbagai materi kepada para mahasiswa, mulai dari yang bersifat teknis hingga administratif.
Namun dari seluruh materi tersebut, kata Dr Setyono Djuandi Darmono, yang diutamakan oleh Presuniv adalah pendidikan karakter.
“Ilmu pengetahuan memang penting, tetapi pendidikan karakter tidak boleh ditinggalkan,” tegas Dr Setyono Djuandi Darmono dalam pernyataan resminya.
Baca juga: KPU Kota Bekasi Rekapitulasi Suara Pilgub dan Pilwalkot, Batas Waktu Terakhir pada 6 Desember 2024
Baca juga: Tunggu Hasil Pleno KPU Kota Bekasi, Heri Koswara-Sholihin Optimis Menangkan Pilkada
Menyangkut materi sharing session, Darmono menyatakan bahwa permasalahan dalam suatu organisasi sering terjadi karena kurangnya rasa memiliki dari seluruh anggotanya.
Menurutny, hal inilah yang sering kali menyebabkan kinerja organisasi menjadi kurang efektif.
“Sebaliknya jika setiap anggota mempunyai rasa memiliki yang kuat, paparnya, organisasi akan mampu bekerja dengan baik. Setiap anggota akan berkontribusi sesuai bidangnya masing-masing. Kalau itu terjadi, kita pasti bisa meraih prestasi,” ucap Darmono.
Bhikkhu Dhammasubho Mahāthera
Dhammasubho Mahāthera merupakan bhikkhu senior yang pernah menjabat Saṅghanāyaka atau Ketua Umum Saṅgha Theravāda Indonesia periode 2000-2006.
Bhikkhu Dhammasubho ditahbiskan menjadi bikkhu pada 27 Desember 1986 di Wat Bovoranives Vihara, Bangkok, Thailand, dengan nama penahbisan Dhammasubho.
Pada 11 Maret 2024, Bhikkhu Dhammasubho Mahāthera menerima gelar kehormatan Sri Dhammasobhana dari Sasanodaya Sangha Council Kandy, Srilanka.
Baca juga: Meski Temukan 1.500 Pelanggaran, Bawaslu RI Nilai Pelaksanaan Pilkada 2024 Berjalan Secara Baik
Baca juga: Bawaslu Kota Tangerang Soroti Jumlah DPT yang Tidak Sinkron antara Pilwalkot dan Pilgub Banten
Gelar yang diberikan atas atas jasa-jasa Bhikkhu Dhammasubho dalam menyebarkan ajaran Buddha melalui seni budaya di Indonesia dan Asia itu disampaikan di sela-sela rangkaian acara Peringatan Māghapūjā 2567 TB/2024 di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Mengawali sharing session-nya, Bhikkhu Dhammasubho menegaskan bahwa, setiap orang itu ada zamannya, dan setiap zaman ada orangnya.
Hal ini menurutnya akan selalu terjadi, berganti-ganti, dan karena perubahan inilah akan selalu ada perbedaan cara pemikiran.
Perbedaan ini terlihat jelas dalam berbagai bagian kehidupan. Misalnya, spiritualitas dan ilmu yang tidak pernah bertemu.
Spiritualitas itu selalu kuno, sedangkan ilmu selalu diperbaharui. Ini sama dengan orang-orang tua dan anak-anak muda.
Orang-orang tua selalu melihat jauh ke belakang, sementara anak-anak muda selalu menatap jauh ke depan. Perbedaan inilah yang sering menimbulkan konflik.
Baca juga: Kubu Pramono Anung-Rano Karno Ingatkan KPU DKI dan Kota Transparan Rekapitulasi Suara
Baca juga: Alvin Lim Klasifikasi Soal Biaya Pengobatan Agus Salim Dibantu Konglomerat Aguan, Ini Faktanya
Namun, Bhikkhu Dhammasubho juga menegaskan bahwa meski ada perbedaan cara berpikir, manusia tetaplah manusia.
“Manusia yang paling kuat, atau paling terkenal sekalipun, mereka pada dasarnya tetap sama dengan manusia lainnya,” kata Bikkhu Dhammasubho.
Ia menguraikan bahwa setiap manusia terdiri dari tiga hal, yakni pikiran, jiwa, dan raga.
“Jika salah satunya tidak ada, manusia tidak dapat bertahan hidup,” ucapnya.
Dari tiga hal tersebut, kata masing-masing memerlukan asupan yang berbeda, misalnya untuk menjaga raga agar tetap sehat, dibutuhkan asupan gizi, seperti nasi dan juga lauk pauk.
“Kemudian, untuk menjaga agar pikiran tetap sehat, diperlukan asupan pengetahuan. Sedangkan untuk menjaga kesehatan jiwa, diperlukan asupan rasa,” urai Bikkhu Dhammasubho.
Baca juga: Modus Curang di Pilkada, Bawaslu RI Temukan Pemilih Coblos Dua Surat Suara Sekaligus
Baca juga: Yakin Memenangi Pilkada 2024, Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno Siap Hadapi Gugatan di MK
Untuk menjadi individu yang sehat, ungkap Bikkhu Dhammasubho, tiga hal tersebut penting untuk dijaga dan dirawat.
“Untuk membangun pikiran, jiwa, dan juga raga yang sehat, itu bisa diperoleh jika manusia mampu menjaga keseimbangan,” tukasnya.
Setiap orang, ucap Bikkhu Dhammasubho, perlu memiliki keseimbangan perasaan dan kecerdasan.
“Kalau hanya memiliki salah satunya, itu tidak baik. Jika seorang manusia memiliki perasaan yang terlalu tinggi, namun tidak memiliki kecerdasan, ia dapat dengan mudah dimanfaatkan orang lain. Itu karena rasa ibanya yang terlalu tinggi,” terangnya.
Begitu juga jika seseorang memiliki kecerdasan yang terlalu tinggi, tapi tidak memiliki perasaan, dia akan selalu berhitung untung dan rugi.
“Orang seperti ini tidak dapat membantu orang lain dengan ikhlas,” ucapnya.
Baca juga: Rayakan Tahun Baru 2025, Midtown Residence Jakarta Gelar Pesta Bertajuk Retro Night: Back to 90’s
Baca juga: Tim Pemenangan Pramono-Rano Apresiasi Netralitas Prabowo di Pilkada Jakarta
Soal Moralitas
Bhikkhu Dhammasubho Mahāthera juga menjelaskan bahwa seseorang dapat memilih kehidupan seperti apa yang ingin mereka miliki.
“Semua yang kita inginkan itu memerlukan niat. Jadi, tidak ada hal yang tiba-tiba jatuh dari langit, dan untuk meraih sesuatu, diperlukan tak hanya niat, tapi juga upaya yang dilakukan dengan sepenuh hati,” papar Bikkhu Dhammasubho.
Begitu juga dengan kesuksesan. Jika ingin sukses, kita harus bisa menjadi orang yang bijaksana dalam berpikir, dan mau berusaha.
“Kita boleh meminta bantuan orang lain, tapi jangan menggantungkan diri kepadanya. Sebab diri kitalah yang menentukan hasilnya,” kata Bikkhu Dhammasubho.
Ia juga mengingatkan agar jangan melupakan moralitas. Merujuk ajaran para leluhur, menurut Bikkhu Dhammasubho, moralitas atau pagar hati sangat penting dimiliki oleh setiap orang.
“Moralitas harus menjadi dasar pengambilan keputusan seseorang. Sebab moralitaslah yang dapat melindungi dirinya,” tegas dia.
Jika tanpa moralitas atau pagar hati, lanjut dia, kita dapat melupakan prioritas, dan malah mungkin melewati batas. Jika tidak memiliki batasan, dunia pun akan dipenuhi oleh kekacauan.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp ini
President University (PresUniv)
pendidikan karakter
Bhikkhu Dhammasubho
Pendiri President University (Presuniv)
Dr Setyono Djuandi Darmono
Pemerintah Rancang Pengintegrasian AI ke dalam Kurikulum Dikdasmen |
![]() |
---|
Bupati Purwakarta Saepul Sebut Ada 30 Hingga 50 Siswa SMP Daftar Gelombang Kedua Pendidikan Karakter |
![]() |
---|
Bupati Karawang Aep Syaepuloh Tegaskan Penguatan Pendidikan Karakter Selaras Program Dedi Mulyadi |
![]() |
---|
Riset Soal Kredit Macet dan LKM, Dua Dosen Fakultas Bisnis PresUniv Dikukuhkan jadi Guru Besar |
![]() |
---|
Wisuda ke-20 President University untuk 1.479 Lulusan Dihadiri Wamen Ekraf, Begini Pesannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.