Pilkada
Jokowi Cawe-cawe di Pilkada Jateng dan Jakarta, Ray Rangkuti: Prabowo Harus Ingatkan Netralitas
Pengamat politik minta Presiden Prabowo mengingatkan soal netralitas kepada jajarannya, termasuk Jokowi, yang cawe-cawe terus di Pilkada.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Publik banyak yang kecewa melihat mantan Presiden RI Jokowo yang cawe-cawe di Pilkada Jsteng dan DKI Jakarta.
Publik menilai itu sungguh memalukan, seorang mantan Presiden yang harusnya jadi bapak bangsa, kini malah berpihak dan cawe-cawe.
Publik pun bertanya, ada kepentingan apa sih Jokowi sampai getol dukung sana, dukung sini?
Peneliti senior Centra Initiative, Al Araf, mengatakan tidak sepatutnya Jokowi yang sudah pensiun masih cawe-cawe di Pilkada.
Baca juga: Batal Hadiri Kampanye Akbar Ridwan Kamil-Suswono, Jokowi dan SBY Ternyata Berada di Tempat Lain
"Kenapa seorang mantan presiden sampai habis-habisan turun untuk memenangkan Jawa Tengah dan Jakarta? Itu kan sebenarnya memalukan. Secara etik, itu memalukan," kata Al Araf dalam diskusi publik bertajuk 'Dinamika Politik dan Keamanan Jelang Pilkada: Bayang-Bayang Jokowi di Rezim Prabowo' di Jakarta, Senin (25/11/2024).
Menurut dia, seorang mantan presiden itu sebaiknya cukup diam dan melihat pertarungan Pilkada serentak 2024. Hal itu menunjukkan, bagaimana mantan Presiden menunjukkan sikap kenegarawanannya.
Dengan secara terang-terangan menunjukkan sikap sekaligus dukungannya terhadap paslon tertentu, Al Araf melihat seperti ada maksud dan tujuan di baliknya.
Baca juga: Pengaruh Megawati, Prabowo, Jokowi dan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta dan Jawa Tengah
"Artinya kan ada kegentingan, ada kedaruratan atau pertanyaannya ada kepentingan yang dibaca dalam lima tahun ke depan oleh dia, sehingga pilkada ini harus menang," ujarnya dikutip dari Tribunnews.com.
"Dalam konteks ini saya ingin bilang bahwa pilkada ini bukan hanya dilihat dalam konteks pilkada saat ini, tapi pilkada ini akan menjadi penyangga dalam pertarungan politik di 2029 nanti," lanjutnya.
"Itu yang kemudian membuat situasinya memanas dan seorang mantan presiden pun habis-habisan untuk turun," sambung dia.
Tidak berhenti di Jokowi sebagai mantan Presiden, Al Araf juga menyoroti langkah Presiden RI Prabowo Subianto yang juga turun mengampanyekan calonnya di Jawa Tengah.
Baca juga: Dapat Perintah Jokowi dan Prabowo, Relawan Gibran Langsung Turun ke Bawah Dukung RIDO
Menurutnya, pemerintah seharusnya tidak menunjukkan keberpihakannya kepada paslon tertentu.
Dia menyebut, besar kemungkinan apa yang dikampanyekan Prabowo sebagai Presiden, juga bisa ditafsirkan oleh para pembantunya di bawah, utamanya para aparat penegak hukum.
"Seorang presiden kan membawahi Jaksa Agung, membawahi Kapolri, membawahi Kepala Badan Intelijen," ujarnya.
"Kalau dari atas presiden udah bersikap memenangkan salah satu kandidat di Jawa Tengah, pasti struktur bawahnya ikut dong untuk bagaimana mempertarungkan itu, untuk memenangkan itu, sehingga pemilu sulit untuk mencapai netralitas," jelas Direktur Eksekutif Imparsial itu.

PSU Pilkada Papua Sengit, Dua Paslon Klaim Menang, Ini Perolehan Suara Versi QC |
![]() |
---|
Gubernur Kalsel Muhidin Tanggapi Denny Indrayana Soal Hasil PSU Banjarbaru |
![]() |
---|
Delapan Daerah Gelar Pemungutan Suara Ulang, Mulai dari Kota Banjarbaru Sampai Bengkulu Selatan |
![]() |
---|
Senin Majelis Hakim MK Putus Sengketa Pilkada Bungo, Ini Bukti Kecurangan yang Terungkap |
![]() |
---|
Jelang Dilantik Prabowo Subianto, Sejumlah Pejabat Sudah Tiba di Istana Kepresidenan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.