Traveling

Kenali Budaya Melalui Studi Lapangan, Mahasiswa UMB Kunjungi Kawasan Pecinan Glodok Jakarta Barat

Pecinan Glodok di Jakarta Barat dijadikan wisata sejarah hasil kolaborasi banyak etnis, seperti Tionghoa, Sunda, Betawi, hingga Jawa.

Dokumentasi UMB
Mahasiswa Universitas Mercu Buana Jakarta saat mendatangi Gedung Candra Naya di Jakarta Barat, Senin (18/11/2024). Gedung Candra Naya (Asosiasi Xin Ming) merupakan kediaman Xujin’an (Khouw Kim An) yang dikenal sebagai pimpinan dan pemuka komunitas keturunan Cina. Xujin'an juga dikenal sebagai pengusaha terkenal dan pemegang saham Bank Batavia, serta bankir di kalangan masyarakat keturunan Cina. 

Terdapat Gua Maria di sebelah kanan gereja yang dilengkapi dengan patung Bunda Maria, Lusia, Yasinta, dan Fransisco yang sudah diberkati pada 25 Oktober 1992.

Gua Maria ini bisa digunakan untuk berdoa dan disediakan lilin juga di sebelah kanan Gua Maria.

Di sebelah gereja terdapat Lonceng Malaikat Tuhan.

"Lonceng biasanya dibunyikan jam enam pagi, duabelas siang, dan enam sore, hingga setiap lonceng dibunyikan, siswa di sekolah akan ikut berdoa," ujar Greg.

Klenteng Toasebio

Klenteng Hong San Miao atau Toasebio sudah berdiri jauh sebelum peristiwa geger pecinan pada tahun 1740.

Klenteng mulai dibangun tahun 1751 dengan pembuatan hiolo kotak di altar kongco Cheng Goan Cheng Kun hingga selesai di renovasi tahun 1754.

Selanjutnya, Kapitan Li Dai Dian dipilih menjadi ketua Klenteng Toasebio pada tahun 1819.

Ia digantikan Letnan Wang Feng Guan pada tahun 1839.

Perluasan wilayah Klenteng Toasebio ditandai dengan pembelian satu wilayah tanah yan didalamnya terdapat bangunan Klenteng Toasebio dari Bank Escompto yang dibeli Tan Hok tahun 1912.

Seiring berjalannya waktu, dibangunlah Yayasan Wihara Dharma Jaya Toasebio yang didirikan 9 orang.

Mereka adalah Ferdinand Kenchana Jaya, Husen Buntara Sjarifudin, Agustinawati S.A, Harjanto Widjaja, Husin Buntara Sjarifudin, Liaw Kiong Hoa, Mujadin Pangestu, Rachman Santosa dan Wong Sen Fie.

Ferdinand Kenchana Jaya sebagai ketua dewan kehormatan seumur hidup dan pengawas pada tahun 1983.

Tugasnya dilanjutkan Husen Buntara Sjarifudin.

Pada tahun 1983, Vent Kenchana Jaya menghibahkan tanah bangunan Klenteng Toasebio dan sekitarnya ke Yayasan Wihara Dharma Jaya Toasebio.

Banyak sekali lentera yang digunakan untuk berdoa kepada para dewa agar diberikan keselamatan serta kesejahteraan dalam hidup.

Proses belajar ini membantu mahasiswa Universitas Mercu Buana mengenal berbagai budaya di Pecinan Glodok, termasuk sejarah dan tradisi komunitas Cina, Kristen, dan Buddha.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved