Update Soal Kepailitan PT Sritex, Kurator Gelar Rapat Kreditor Pertama, Ini Hasilnya

Update Soal Kepailitan PT Sritex dan Tiga Anak Usahanya, Kurator Gelar Rapat Kreditor Pertama

Editor: Dwi Rizki
dok PT Sritex
PT Sritex 

Hingga HM Lukminto meninggal dunia pada 5 Februari 2014 di Singapura.

Baca juga: VIDEO Raksasa Tekstil Sritex Resmi Pailit, Gelombang PHK Massal Menanti

Perusahaannya setelah itu dan hingga saat ini dipegang oleh Iwan Setiawan Lukminto, anak pertama HM Lukminto. 

Pada tahun 2014, Iwan Setiawan Lukminto menerima penghargaan sebagai Businessman of the Year dari majalah Forbes Indonesia dan sebagai EY Entrepreneur of the Year 2014 dari Ernst & Young.

Selain itu, Iwan Setiawan Lukminto juga dibantu sang adik Iwan Kurniawan Lukminto untuk menjalankan bisnis Sritex.

Tercatat kini Iwan Kurniawan Lukminto menjadi Direktur Utama PT Sritex.

Sementara sang istri Mira Christina Setiady menjabat sebagai Direktur Operasional.

Sritex pailit karena harus menanggung utang pokok plus bunga yang besar, sementara pendapatannya seret. 

Jika dirinci, utang jumbo yang ditanggung Sritex ini meliputi utang jangka pendek sebesar 131,41 juta dollar AS, dan utang jangka panjang 1,46 miliar dollar AS.

Baca juga: Sritex Pembuat Seragam NATO Resmi Dinyatakan Pailit, Bisa Picu PHK Massal di Indonesia

Untuk utang jangka panjang, porsi terbesar adalah utang bank yang mencapai 809,99 juta dollar AS, lalu disusul utang obligasi sebesar 375 juta dollar AS.

Kondisi keuangan Sritex semakin terpuruk, lantaran utang yang menumpuk ditambah dengan penjualan perusahaan yang lesu.

Masih merujuk pada laporan keuangan terbarunya, perusahaan hanya bisa mencatatkan penjualan sebesar 131,729 juta dollar AS pada semester I 2024, turun dibandingkan periode yang sama pada 2023 yakni 166,9 juta dollar AS.

Di sisi lain, beban penjualannya lebih besar yakni 150,24 juta dollar AS.

Artinya, uang yang masuk dari penjualan tekstil tak mampu menutupi ongkos produksinya.

Kerugian Sritex juga tercatat hingga triliunan.

Pada tahun 2023, Sritex juga menderita kerugian sangat besar yaitu 174,84 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,73 triliun.

Lantas sepanjang semester pertama 2024, Sritex praktis mencatat rugi sebesar 25,73 juta dollar AS atau setara dengan Rp 402,66 miliar. 

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved