Berita Nasional

Relawan Gibran Geram Disertasi Hasto di UI Bahas Ambisi Kekuasaan Jokowi:Isinya Kebencian dan Fitnah

Pangeran Mangkubumi menilai, isi disertasi tersebut merupakan berupaya membawa suasana kebatinan pribadinya ke dalam ranah metodelogi akademis

Editor: Feryanto Hadi
Universitas Indonesia
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menjalani sidang Terbuka Promosi Doktor Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) di Universitas Indonesia. 

Dari video terlihat sejumlah petinggi PDIP hadir untuk menyaksikan sidang promosi Doktor yang dijalani Hasto Kristiyanto

Mereka yang hadir mulai dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri serta membawa putranya Prananda Prabowo, dan Politisi PDIP Yasonna Laoly. 

Selain politisi PDIP terlihat juga eks Menko Polhukam Mahfud MD menyaksikan sidang doktoral Hasto Kristiyanto

Adapun disertasi Hasto Kristiyanto berjudul 'Kepemimpinan Strategis Politik, Ideologi, dan Pelembagaan Partai serta Relevansinya terhadap Ketahanan Partai: Studi pada PDI Perjuangan'

Hasto diuji empat profesor dari dalam dan luar negeri untuk mempertahankan disertasinya. 

Dosen penguji tersebut tidak hanya dari internal SKSG tetapi turut pula penguji dari internasional. 

Nama-nama penguji adalah Prof. Dr. der Soz. Gumilar Rusliwa Somantri, Prof. Dr. Drs. Bambang Shergi Laksmono, M.Sc, Prof. Dr. Dra. Sulistyowati Soewarno, M.A. dan Prof. Ludger Helms.

Diketahui, Hasto Kristiyanto mulai masuk kuliah S3 Program Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia pada 30 Agustus 2021.

Anak buah Megawati Soekarnoputri itu berkuliah selama kurang lebih 3 tahun hingga akhirnya memperoleh gelar Doktor.

Sehari sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia juga menjalani sidang promosi doktoral. 

Bahlil meraih gelar doktor setelah menjalani ujian terbuka doktor pascasarjana Kajian Strategik dan Global di Universitas Indonesia (UI), Depok, Rabu (16/10/2024). 

Bahlil mengangkat disertasi berjudul “Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia", sesuai dengan bidang yang ia tekuni selama beberapa tahun terakhir sebagai menteri. 

"Dan tugas saya memang hilirisasi. Saya mencoba untuk menguji secara akademik, apa yang kita lakukan dalam negara ini sudah bagus atau belum. Kalau sudah bagus ya kita tingkatkan, kalau belum apa yang harus kita revisi, apa yang kita lakukan perbaikan," kata Bahlil di Kampus UI, Depok.
Dalam disertasinya, Bahlil mengidentifikasi empat masalah utama dari dampak hilirisasi yang membutuhkan penyesuaian kebijakan. 

Keempat masalah itu adalah dana transfer daerah, keterlibatan pengusaha daerah yang minim, keterbatasan partisipasi perusahaan Indonesia dalam sektor hilirisasi bernilai tambah tinggi, serta belum adanya rencana diversifikasi pasca-tambang. 

Bahlil pun merekomendasikan empat kebijakan utama sebagai solusi, yakni reformulasi alokasi dana bagi hasil terkait aktivitas hilirisasi, penguatan kebijakan kemitraan dengan pengusaha daerah. 

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved