Pelecehan Seksual

Pimpinan DPRD DKI Desak Polisi Tangani Dugaan Pelecehan yang Dialami Siswi SMKN 56 Jakarta Utara

Rany Mauliani mengatakan, sudah seharusnya polisi turun tangan menangani masalah ini. Apalagi perbuatan oknum guru itu sudah mengarah ke hukum pidana.

|
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Feryanto Hadi
wartakotalive.com, Leonardus Wical Zelena Arga
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Fraksi Gerindra, Rani Mauliani akui jumlah sekolah negeri memang terbatas. Hal tersebut membuat banyak anak-anak yang berlomba-lomba untuk masuk. Hal itu dijelaskaskannya saat ditemui usai rapat paripurna DPRD di Ruang Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (12/7/2022). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pimpinan DPRD DKI Jakarta mendesak kepolisian untuk mendalami dugaan pelecehan yang dilakukan oleh oknum guru SMKN 56 Jakarta Utara.

Perbuatan bejatnya telah menodai para siswi di sekolah tersebut.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Rany Mauliani mengatakan, sudah seharusnya polisi turun tangan menangani masalah ini. Apalagi perbuatan oknum guru itu sudah mengarah ke hukum pidana.

“Kalau kayak gini kan memang harus secara hukum ditindaknya, dan kalau hukum itu kan yang berhak untuk menindaklanjuti, penyidikan segala macam kan ada di kepolisian,” ucap Rany pada Rabu (9/10/2024).

Sebagai Koordinator Komisi E DPRD DKI Jakarta yang membidangi Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Rany sangat terbuka bagi keluarga korban yang ingin mengadukan hal ini ke dewan. Dia berjanji, akan memfasilitasi keluarga korban jika ingin mengadakan audiensi dengan anggota Komisi E.

Baca juga: 15 Siswi SMKN 56 Jakut yang Diduga Jadi Korban Pelecehan oleh Guru Seni Budaya Buat Laporan Polisi

“Pasti Komisi E terbuka, kami (komisi) memang baru terbentuk jadi memang belum mempersiapkan waktu untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait. Insyaallah dalam waktu dekat kami bisa menggali lagi atau menginvestigasi, entah dari Disdik atau dari sekolah atau kedua-duanya untuk bisa mencari tahu detail masalahnya yang terjadi seperti apa,” jelas Rany.

“Siapapun yang memang ingin melaporkan, bercerita atau berkeluh kesah perihal kejadian-kejadian yang terjadi di masyarakat, silakan boleh datang ke DPRD bertemu dengan Komisi E melalui staf, nanti mungkin kami juga bisa atur untuk audiensi atau pertemuan lebih lanjut,” sambungnya.

Rany juga menyarankan kepada Disdik agar membuat posko pengaduan yang bisa dimanfaatkan oleh peserta didik maupun orang yang berada di lingkungan sekolah. Posko itu dapat memudahkan Disdik menangani lebih awal masalah jika mendapat pengaduan dari masyarakat.

“Mungkin Disdik lah yang harus berinisiatif ya (bikin posko pengaduan), tapi kalau buat saya pribadi, buat warga yang pasti kan alhamdulillah sekarang AKD (alat kelengkapan dewan) di DPRD sudah terbentuk, Komisi E silakan datang,” jelasnya.

Diketahui, oknum guru SMKN 56 Jakarta Utara diduga melakukan pelecehan seksual kepada belasan siswanya sejak beberapa bulan terakhir. Kabar ini pun sudah sampai ke telinga Dinas Pendidikan DKI dan melakulan sejumlah langkah untuk mengusut kasus tersebut.

Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI, Purwosusilo mengatakan, pihaknya dapat kabar 3 Oktober 20204 terkait kasus itu. "Kami langsung memanggil yang bersanagkutan, kemudian dikonfirmasi kemudian dilaporkan ke Sudin," katanya, Selasa (8/10/2024).

Menurutnya, Sudin Jakarta Utara sudah melakukam proses pemeriksaan dan melibatkan Badan Kepegawaian. Sementara, kata Purwosusilo, guru tersebut dinonaktifkan dan di tempatkan di kantor Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"Jadi sudah ditangani sedang berproses. Iya pak gurunya sekarang sedang ditempatkan di Tanjung Priok agar tidak, apa ya, terkait dengan anak kan, nanti diminta, jadi sementara seperti Itu ya, jadi sudah ditangani," imbuhnya. 

15 siswi lapor polisi

Korban yang diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh guru seni budaya SMKN 56 membuat laporan polisi (LP).

Adapun sebanyak 15 siswi SMKN 56 Jakarta Utara diduga yang menjadi korban pelecehan seksual itu.

Sedangkan terduga pelaku yakni guru mata pelajaran seni budaya berinisial H (40).

Kanit PPA Polres Metro Jakarta Utara AKP Girhat Sijabat mengatakan, belasan siswa tersebut juga sudah menjalani visum di rumah sakit.

"Itu kan kemarin kan baru bikin LP (ke Polres Metro Jakarta Utara), habis itu kan langsung visum di RSCM semua kurang lebih 15 orang," ucapnya.

Pihak kepolisian, tutur dia, bahkan sudah mulai melakukan serangkaian penyelidikan perihal kasus itu.

Termasuk mendatangi SMKN 56 Jakarta Utara, serta H akan dimintai keterangan dalam waktu dekat.

"Masih lidik yang SMK," ucap Girhat.

Sebelumnya, seorang guru SMKN 56 Jakarta Utara diduga melakukan pelecehan seksual kepada belasan siswanya sejak beberapa bulan terakhir.

Kabar ini pun sudah sampai ke telinga Dinas Pendidikan DKI dan melakulan sejumlah langkah untuk mengusut kasus tersebut.

Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI, Purwosusilo mengatakan, pihaknya dapat kabar 3 Oktober 20204 terkait kasus itu.

"Kami langsung memanggil yang bersanagkutan, kemudian dikonfirmasi kemudian dilaporkan ke Sudin," katanya, Selasa (8/10/2024). 

Guru SMK di Penjaringan Jakut Dibebastugaskan

Seorang guru SMK Negeri di Penjaringan, Jakarta Utara yang diduga menjadi pelaku pelecehan seksual terhadap 15 peserta didiknya, kini dibebastugaskan.

Guru berinisial H itu dibebastugaskan dari pekerjaan mengajar Seni dan Budaya seiring proses penyelidikan terkait aksi bejatnya tersebut.

"Saudara Hanafi dibebastugaskan sementara dari tugas pokok sehari-hari sebagai pendidik, mengingat akan menghadapi pemeriksaan lebih lanjut," kata kepala sekolah Ngadina, Senin (7/10/2024).

Awalnya pihak sekolah menerima laporan dari salah satu murid yang menjadi korban pelecehan. 

Pelecehan yang dilakukan guru bejat itut dilaporkan oleh korban pada 3 Oktober 2024 silam.

Pihak sekolah yang menerima laporan tersebut, segera memintai keterangan salah satu korban pelecehan.

Ngadina mengklaim, pihak sekolah juga sudah memintai keterangan dari pelaku terkait pelecehan seksual yang dilakukannya terhadap para peserta didik.

Baca juga: Guru SMK di Penjaringan Jakut Lecehkan Murid Berdalih Ajarkan Seni, Korbannya Sudah 15 Orang

"Kami kepala sekolah, kasubbag TU, dan empat wakil kepala sekolah memanggil saudara Hanafi untuk dimintai keterangan," kata Ngadina.

Informasi terkini, korban pelecehan mencapai 15 orang.

Terduga pelaku dikabarkan melakukan pelecehan terhadap para korban dengan memanggil mereka satu per satu untuk menghafalkan salah satu lagi.

Pelecehan itu dilakukan pelaku di dalam ruangannya, saat pelajaran seni budaya berlangsung.

Adapun para korban diduga merupakan peserta didik kelas X sekolah tersebut.

Kekinian, pihak sekolah akan melakukan pendampingan dan pemulihan psikologis terhadap para korban dengan mendatangkan psikolog.

Heru Budi angkat bicara

Seorang guru seni budaya berinisial H di sebuah SMK Negeri di Penjaringan, Jakarta Utara diduga lecehkan belasan siswa di ruang kelas lantai dua sekolah.

Kasus ini terungkap setelah beberapa siswa melaporkan aksi pelecehan H ke salah satu guru lain pada 3 Oktober 2024 lalu.

Akibat aksi bejat pelaku, pihak sekolah kemudian menonaktifkan guru tersebut dan tak mengajar.

Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengatakan, ia sudah minta Inspektorat DKI Jakarta untuk menindak tegas guru tersebut.

"Ada rambu-rambunya dan saya sudah minta kepada inspektorat untuk melakukan tindakan tegas hal tersebut," tegas Heru, Rabu (9/10/2024). 

Heru mengaku sudah memberikan arahan kepada Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Utara untuk menangani kasus tersebut secara serius.

Pemprov DKI Jakarta berkomitmen memberikan pelayanan pendidikan secara baik dan menjaga siswa dari aksi predator.

Baca juga: Lecehkan Belasan Murid dengan Dalih Ajarkan Seni, Guru SMK di Penjaringan Jakut Dibebastugaskan

"Dan tentunya semua guru, ada pengawas, ada sudin, tadi saya sebelum kesini sudah memberikan pengarahan. Saya rasa itu cukup," imbuhnya.

Sebelumnya, seorang guru di SMK Negeri di Penjaringan, Jakarta Utara diduga melakukan pelecehan seksual kepada belasan siswanya sejak beberapa bulan terakhir.

Kabar ini pun sudah sampai ke Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan melakulan sejumlah langkah untuk mengusut kasus tersebut.

Plt Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Purwosusilo mengatakan, pihaknya dapat kabar 3 Oktober 20204 terkait kasus itu.

"Kami langsung memanggil yang bersanagkutan, kemudian dikonfirmasi kemudian dilaporkan ke Sudin," katanya, Selasa (8/10/2024). (m26)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved