Liputan Khusus

Jakarta Dibayangi Gempa Megathrust, Ini yang Harus Dilakukan Bila Sedang Berada di Gedung Tinggi

Ancaman Gempa Megathrust, Ini yang Harus Dilakukan Masyarakat Apabila Sedang Berada di Gedung Tinggi

|
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota/Nuriyatul Hikmah
Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan, Michael Sitanggang. 

Suara sirine penanda bencana alam, menjadi sinyal dimulainya simulasi gempa Megathrust di lingkungan Kantor Walikota Jakarta Barat, Rabu (9/10/2024).

Seiring dengan suara tersebut, ratusan karyawan yang bekerja di Gedung A Kantor Walikota Jakarta Barat, langsung berhamburan keluar melalui tangga evakuasi.

Mereka tak membawa apapun selain pakaian yang dikenakannya.

Beberapa dari karyawan juga nampak menutup kepalanya dengan kedua tangan yang disilangkan.

Sementara mereka nampak keluar dengan tenang, mengikuti arahan dari koordinator tiap lantainya (floor captain).

Suasana simulasi gempa Megathrust di Kantor Walikota Jakarta Barat, Kembangan, Jakarta Barat pada Rabu (9/10/2024).
Suasana simulasi gempa Megathrust di Kantor Walikota Jakarta Barat, Kembangan, Jakarta Barat pada Rabu (9/10/2024). (Warta Kota)

Berdasarkan pantauan Warta Kota di lokasi, nampak para karyawan itu langsung mengevakuasi diri ke area lapangan hijau yang tak beratap.

Mereka juga saling melihat rekannya satu sama lain untuk memastikan semua orang terevakuasi. 

Dalam momen tersebut, disimulasikan jika ada tiga karyawan yang terjebak dalam kantor, yakni di lantai 2, 3, dan 4.

Tiga orang tersebut ada yang terjebak di dalam kamar mandi, ibu hamil yang sulit bergerak, dan yang kesulitan menyelamatkan diri.

Saat hal tersebut diketahui, floor captain lantas melakukan koordinasi dan bersama BPBD guna melakukan penyelamatan dengan menggunakan sejumlah alat perlindungan diri (APD). 

Nampak, ibu hamil yang terjebak itu kesulitan menyelamatkan diri karena usia kandungan yang telah besar. 

Dia kemudian diminta tenang dan mengambil napas pelan-pelan, sebelum dibantu keluar menggunakan kursi evakuasi yang memiliki banyak tali pengait untuk menahan bobot tubuhnya.

Kemudian, ibu hamil itu diarahkan lewat tangga evakuasi dengan mata yang ditutup.

Hingga akhirnya, ia dapat turun dengan cara digotong dan dimasukkan ke dalam ambulans yang telah bersiaga di depan pintu evakuasi. 

Begitupun dengan karyawan yang terjebak dan pingsan, mereka dibawa menggunakan ambulans yang berbeda.

Setelah semua aman dan dipastikan tak ada korban, simulasi bencana pun dinyatakan selesai. (m40)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved