Berita Jakarta
Tahukah Kamu Kenapa Ada Celah di Sambungan Rel Kereta Api? Ini Penjelasannya
Kenapa Sambungan Rel Kereta Api Harus Ada Celah? Ternyata sambungan rel dengan celah bukanlah kesalahan konstruksi. Ini Penjelasannya
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA – Pernahkah anda mendengar suara 'duk-duk' berulang saat kereta api melaju di atas rel?
Suara tersebut berasal dari sambungan rel yang memang sengaja dirancang memiliki jarak atau celah antar batang rel.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 1 Jakarta menjelaskan bahwa keberadaan celah tersebut memiliki fungsi teknis yang sangat penting untuk keselamatan dan keandalan perjalanan kereta api.
Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, mengatakan sambungan rel dengan celah bukanlah kesalahan konstruksi, melainkan bagian dari rekayasa teknik rel yang telah diperhitungkan secara cermat.
“Celah atau jarak pada sambungan rel bertujuan untuk mengantisipasi perubahan panjang rel akibat perubahan suhu," ungkap Ixfan dihubungi pada Kamis (7/8/2025).
"Besi atau baja sebagai bahan rel akan memuai saat panas dan menyusut saat dingin. Jika tidak ada celah, maka rel bisa melengkung atau bahkan retak akibat tekanan termal,” ujar Ixfan.
Fenomena pemuaian dan penyusutan ini dikenal sebagai thermal expansion.
Pada siang hari, suhu rel dapat meningkat tajam karena paparan sinar matahari langsung.
Tanpa ruang pemuaian yang cukup, sambungan antar rel akan mengalami tekanan besar yang bisa menyebabkan track buckling atau pelengkungan rel, yang berisiko terhadap keselamatan perjalanan kereta api.
“Dengan adanya celah, rel diberikan ruang untuk memuai sehingga tekanan tidak terkonsentrasi di satu titik. Inilah kenapa desain sambungan rel dibuat tidak rapat sempurna,” tambah Ixfan.
Selain celah sambungan, KAI juga menggunakan rail joint bars (plat sambungan) dan fish bolts (baut khusus) untuk menyambungkan antar batang rel.
Sistem ini tidak hanya memberikan fleksibilitas terhadap perubahan suhu, tetapi juga mempermudah proses perawatan, inspeksi, dan penggantian rel jika diperlukan.
Ixfan juga menjelaskan untuk jalur-jalur strategis dan padat, kini banyak digunakan rel jenis continuous welded rail (CWR), yang menggunakan teknik penyambungan rel tanpa celah.
Namun, pada jalur dengan rel jenis ini, diperlukan sistem penanganan ekspansi termal yang lebih kompleks, seperti rail anchor dan ballast retention.
“Kami ingin masyarakat memahami bahwa suara sambungan rel dan keberadaan celah adalah bagian dari sistem yang aman dan sudah sesuai standar internasional,” ujar Ixfan.
Dana Pokir DPRD DKI Kembali Ditunda, Basri Baco Optimistis 2027 Dieksekusi |
![]() |
---|
Tak Sebatas SMA Swasta, Madrasah dan Pesantren Diminta Ikut Program Sekolah Gratis di Jakarta |
![]() |
---|
Kolaborasi dengan Jurnalis, Wali Kota Jaktim Munjirin Gelar Literasi Komunikasi |
![]() |
---|
Tambah Semangat Kerja, Lurah Pejaten Timur Gelar Potong Rambut Gratis Petugas PPSU |
![]() |
---|
Menghidupkan Kembali Tradisi dalam Seni Tari 'Bedhayan Topeng Abdi Sekartaji' |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.