Liputan Khusus

Waspada! Bangunan 20 Tahun Rawan Megathrust, Nirwono Yoga: Segera Audit

Jika terjadi gempa besar dari zona megathrust, Jakarta bisa merasakan guncangan kuat yang mengancam infrastruktur bangunan.

|
Penulis: domu d ambarita | Editor: Fred Mahatma TIS
Warta Kota
Gempa besar atau Megathrust akan berdampak terhadap bangunan-bangunan yang sudah berusia 20 tahun atau lebih. 

BPBD Jakarta juga meminta masyarakat untuk belajar dari pengalaman banjir besar yang berada di China beberapa waktu lalu. Saat itu banyak warga China yang tak menyiapkan uang tunai. Sehingga mereka yang biasa mengandalkan pembayaran elektronik kesulitan bertransaksi akibat sistem mati karena terendam banjir.

“Contohnya kayak kemarin (beberapa waktu lalu) bencana di China ya, ada satu kota semuanya sudah cashless (pembayaran non tunai). Ternyata blank out, banjir. Jadi ketika mereka mau beli kebutuhan dasar enggak bisa karena semua mengandalkan Qris dan transfer,” kata Yohan.

“Blank out itu kan berarti enggak ada listrik, otomatis, enggak ada sinyal kemudian mereka terisolasi karena banjir kan, dan ada beberapa wilayah mereka yang kebakaran juga,” sambungnya.

Tinggal menunggu waktu

Sedangkan Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu. Kata dia, kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap megathrust Nankai sama persis dirasakan oleh ilmuwan Indonesia, khususnya terhadap megathrust Mentawai-Siberut.

“Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata ‘tinggal menunggu waktu’ karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar,” kata Daryono.

Menurutnya, pembahasan mengenai potensi gempa di zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut sebenarnya bukanlah hal baru. Dia menganggap, potensi itu sudah ada sejak lama, bahkan sebelum terjadi gempa dan tsunami Aceh 2004.

“Munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona megathrust saat ini bukanlah bentuk peringatan dini (warning) yang seolah-olah dalam waktu dekat akan segera terjadi gempa besar. Tidak demikian,” katanya.

Daryono mengatakan, BMKG hanya mengingatkan kembali keberadaan zona megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, sebagai sebuah potensi yang diduga oleh para ahli sebagai zona kekosongan gempa besar (seismic gap) yang sudah berlangsung selama ratusan tahun.

"Seismic gap ini memang harus diwaspadai karena dapat melepaskan energi gempa signifikan yang dapat terjadi sewaktu-waktu," tuturnya. (Nuriyatul Nikmah/Alfian Firmansyah/Fajar Al Fajri)

 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved