Liputan Khusus

Waspada! Bangunan 20 Tahun Rawan Megathrust, Nirwono Yoga: Segera Audit

Jika terjadi gempa besar dari zona megathrust, Jakarta bisa merasakan guncangan kuat yang mengancam infrastruktur bangunan.

|
Penulis: domu d ambarita | Editor: Fred Mahatma TIS
Warta Kota
Gempa besar atau Megathrust akan berdampak terhadap bangunan-bangunan yang sudah berusia 20 tahun atau lebih. 

"Pengelola dan penghuni bangunan gedung yang sudah memenuhi syarat tahan gempa, sudah harus mulai melakukan pelatihan rutin tiga atau enam bulan sekali simulasi evakuasi jika terjadi gempa bumi," sebutnya.

Nirwono juga meminta Pemprov Jakarta bersama BMKG  segera memberikan informasi kepada masyarakat, soal jalur sesar gempa yang akan dilintasi.

"Masyarakat yang berada di jalur sesar bisa waspada dan pemilik/pengelola gedung dapat melakukan audit tahan gempa mandiri," imbuhnya.

Gencarkan simulasi

Sedangkan pimpinan DPRD DKI Jakarta mendesak Pemprov Jakarta untuk menggencarkan simulasi dan penyuluhan mitigasi gempa megathrust. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat Jakarta menghadapi bencana tersebut.

Wakil Ketua DPRD Jakarta Basri Baco menyatakan, organisasi perangkat daerah (OPD) berkolaborasi melakukan simulasi dan edukasi terkait dampak dari gempa bumi. Para OPD itu mulai dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat), serta Pusat Krisis dan Kegawatdaruratan Kesehatan Daerah (PK3D).

“Simulasi semacam pemberitahuan atau koordinasi dari semua badan, lembaga pemerintah untuk masyarakat harus disiapkan. Jangan sampai kita tidak ada persiapan, walaupun kita tidak berharap itu terjadi,” tegasnya, Jumat (4/10/2024).

Menurut Baco, simulasi gempa megathrust merupakan langkah penting dalam upaya mitigasi bencana global. Dengan memahami potensi bahaya, dapat meminimalisasi dampak buruk dan kerugian yang ditimbulkan akibat gempa megathrust.

Sudah rutin

Terkait simulasi yang dikatakan Baco, Mohamad Yohan mengklaim pemprov sudah rutin melakukannya (simulasi). Terakhir kali, simulasi dilakukan di kantor pemerintahan maupun di tengah masyarakat.

“Pada Jumat (4/10/2024), BPBD Jakarta menggelar simulas penanganan gempa  megathrust, kebakaran, dan vertikal rescue di kantor Wali Kota Jakarta Timur,” jelas Yohan.

Di hari yang sama, BPBD juga melaksanakan sosialisasi dan simulasi gempa bumi di SDN Cipinang Besar Utara 10 Pagi, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. 

“Semenjak adanya isu megathrust, kami banyak mendapat permintaan untuk adanya pelatihan atau pengetahuan tentang mitigasi bencana gempa ya. Jadi bagaimana, apa yang harus disiapkan, siapa yang jadi aktor-aktornya kalau ada kejadian ini,” kata Yohan.

Untuk memaksimalkan pengawasan, BPBD Jakarta menggandeng BMKG sebagai instansi yang bertugas mengamati dan memahami fenomena alam. Bahkan BMKG sudah memberikan alat pendeteksi tsunami di BPBD, yakni Tsunami Early Warning System (TEWS).
“TEWS meng-cover seluruh wilayah di Indonesia, dan  setiap ada gempa, pasti akan kasih notifikasi, akan bunyi gitu,” jelasnya.

Uang tunai

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved