Liputan Khusus

Cegah Gagal Ginjal Anak, Andri S Permana: Dinas Perdagangan, Disdik, dan Dinkes Harus Bersinergi

Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemkot Tangerang perlu bersinergi dalam melakukan pengawasan dalam pencegahan kasus gagal ginjal anak.

|
Warta Kota/Yulianto
Anggota DPRD Kota Tangerang Andri S Permana saat ditemui TribunTangerang.com -Warta Kota Network- di GOR Domyati, Kota Tangerang, Banten, Rabu (11/9/2024). Menurut Andri, sinergi antar lembaga atau instansi seperti Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan dapat mengantisipasi munculnya kasus gagal ginjal anak. 

WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG - Dalam kurun beberapa waktu hari terakhir, media sosial heboh dengan banyaknya postingan video yang menunjukkan anak-anak tengah menjalani cuci darah.

Pasalnya, cuci darah kerap dikaitkan dengan orang dewasa yang mengalami gagal ginjal. Fenomena itu pun turut mendapat sorotan dari berbagai pihak, termasuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kota Tangerang, Andri S Permana.

Andri mengatakan, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Kota Tangerang perlu bersinergi dalam melakukan pengawasan, di antaranya ialah Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan.

Hal tersebut dilakukan, guna mengantisipasi terjadinya kasus gagal ginjal pada anak di Kota Tangerang.

Baca juga: RSUD Kota Tangerang Siap Jadi Rujukan Kasus Gagal Ginjal Anak, Kadinkes: Masih Nihil

Baca juga: Pemprov DKI Dinilai Harus Beri Perhatian Khusus pada Kasus Gagal Ginjal Anak, Ini Alasannya

"Patut disyukuri belum ada temuan sampai hari ini kasus gagal ginjal anak di Kota Tangerang dan tentunya hal ini sebuah early warning yang akhirnya menjadi kewaspadaan, jadi mau enggak mau harus dilakukan upaya preventif," ujar Andri kepada TribunTangerang.com, saat menjelaskan terkait Liputan Khusus Gagal Ginjal Anak, Rabu (11/9/2024).

"Misalnya Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Dinas Perdagangan dan Dinas Pendidikan untuk melakukan pengawasan di kantin sekolah atau lokasi yang menjadi tempat jajannya anak-anak," imbuhnya.

Kemudian Andri menjelaskan, pola dan cara mengantisipasi adanya kasus gagal ginjal pada anak tidak jauh berbeda dengan penanganan pemerintah pada permasalahan stunting di masyarakat.

Sebab tahap awal yang dilakukan ialah dengan menyisir siswa-siswi di setiap sekolah dalam menemukan pelajar yang mengalami kekurangan gizi dan juga berat badan yang berlebihan atau obesitas.

Baca juga: Banyak Anak Alami Gagal Ginjal akibat Minum Manis, RSCM Jadi Rumah Sakit Rujukan Nasional

Baca juga: Kisah Tragis Desi, Berjibaku Selamatkan Sang Putri dari Gagal Ginjal akibat Keracunan Paracetamol

Anggota DPRD Kota Tangerang Andri S Permana saat ditemui TribunTangerang.com -Warta Kota Network- di GOR Domyati, Kota Tangerang, Banten, Rabu (11/9/2024). Menurut Andri, sinergi antar lembaga atau instansi seperti Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan dapat mengantisipasi munculnya kasus gagal ginjal anak.
Anggota DPRD Kota Tangerang Andri S Permana saat ditemui TribunTangerang.com -Warta Kota Network- di GOR Domyati, Kota Tangerang, Banten, Rabu (11/9/2024). Menurut Andri, sinergi antar lembaga atau instansi seperti Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan dapat mengantisipasi munculnya kasus gagal ginjal anak. (Warta Kota/Yulianto)

Nantinya apabila ditemukan pelajar yang obesitas, antar OPD di Kota Tangerang akan langsung saling berkoordinasi guna melakukan penanganan tahap awal.

Langkah-langkah tersebut dinilainya dapat menjadi mitigasi dini dalam mengantisipasi munculnya penyakit gagal ginjal pada anak.

"Langkah pertama yang kami lakukan dalam kasus ini adalah berkoordinasi dengan pihak dinas kesehatan, karena mereka yang memiliki data primer, baru setelah itu dilakukan penyisiran bersama dinas pendidikan di sekolah menemukan anak-anak terindikasi obesitas," kata dia.

"Pada akhirnya kasus ini mirip sama penanganan stunting yang melibatkan lintas OPD, jadi tidak hanya anak stunting yang kekurangan gizi, tetapi anak obesitas perlu dalam pengawasan juga," sambungnya.

Baca juga: Ini 2 Jenis Gagal Ginjal pada Anak

Selain instansi pemerintahan Pemkot Tangerang, peran serta masyarakat yang memiliki anak di bawah umur lima tahun hingga masih duduk di kursi Sekolah Dasar (SD) juga disebut Andri juga memiliki peran vital dalam melakukan pengawasan.

Lingkup terkecil di masyarakat, yakni keluarga dibutuhkan anak-anak untuk menanamkan kesadaran dalam menjaga kesehatannya saat berada di luar sekolah.

Terlebih saat ini pemerintah tengah menggalakan program makan bergizi gratis yang akan dilaksanakan ketika jam istirahat sekolah berlangsung.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved