Kunjungan Paus Fransiskus

Polri Sebut Penangkapan Dua Terduga Teroris di Bekasi Terkait Pengamanan Kunjungan Paus Fransiskus

Polri Sebut Penangkapan Dua Terduga Teroris di Bekasi Terkait Pengamanan Kunjungan Paus Fransiskus

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Budi Sam Law Malau
Yulianto/Warta Kota
Seorang Ibu-ibu berhasil mencium jubah Paus Fransiskus di Gereja Katedral, Pasar Baru, Jakarta Pusat pada Rabu (4/9/2024). Polri Sebut Penangkapan Dua Terduga Teroris di Bekasi Terkait Pengamanan Kunjungan Paus Fransiskus 

Selanjutnya Suminta diarahkan Binmaspol untuk mendatangi Kelurahan Bojong Rawalumbu guna pemeriksaan lebih lanjut kepada terduga teroris berinisial DFA (28) berjenis kelamin laki-laki itu.

Sehingga ia tidak mengetahui secara persis proses penangkapan yang telah dilakukan, hanya saja diberikan informasi kalau penggerebekan usai dilakukan.

“Proses penangkapan itu kami tidak tahu persis, saya tadi hanya ditelepon binmaspol, suruh menghadap kelurahan, ternyata pelaku sudah ada di dalam mobil,” jelasnya.

Ketika dilakukan pemeriksaan terhadap DFA, Suminta menuturkan profesi yang bersangkutan ialah wiraswasta atau berdagang.

Diketahui, DFA telah berdagang lebih kurang satu tahun dan bertempat mengontrak di lokasi baru dua bulan.

“Saya sendiri tidak tahu karena selama ini saya tidak pernah liat pelaku ini, profesinya pedagang donat sudah lebih kurang satu tahun,” tuturnya.

Suminta menyampaikan hasil dari penggeledahan, pihak kepolisian juga mengamankan sejumlah barang bukti.

Barang bukti tersebut kemudian dibawa pihak kepolisian untuk penyelidikan lebih lanjut.

“Penggeledahan itu ditemukan tiga buku dan satu buah KK, tapi buku apa kami tidak tahu, kami tidak punya kewenangan, saya cuma sebatas pendampingan aja,” ucapnya.

Lokasi Penggeledahan Kedua

Lalu penggeledahan kedua dilakukan di sebuah bengkel sepeda motor jalan Pahlawan, kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi.

Seorang yang merupakan saksi penangkapan terduga teroris pria berinisial FNA (25) pun buka suara.

Saksi penangkapan, Pendi (50) mengatakan kejadian itu berlangsung sekitar pukul 08.00 WIB saat FNA dan ayah baru membuka ruko bengkel.

Saat itu Pendi sempat bingung usai melihat lebih kurang belasan aparat diduga berasal dari Densus 88 Anti Teror mengenakan seragam preman berdiri di depan ruko bengkel FNA.

“Saya nanya doang pagi-pagi rame-rame apaan ni, banyak aparat, kami tidak tahu ada apanya juga, belum tahu informasinya,” kata Pendi.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved