Berita Regional

Kasus Kematian dr Aulia PPDS Undip, Kemenkes: Korban Dimintai Rp 40 Juta Per Bulan oleh Senior

Kasus Tewasnya dr Aulia PPDS Undip, Kemenkes Sebut Korban Dimintai Rp 40 Juta Per Bulan oleh Senior

Istimewa
dr Aullia Risma diduga 'dipalak' senior di PPDS Undip hingga Rp 40 juta perbulan yang membuatnya tertekan dan berujung kematian. 

WARTAKOTALIVE.COM -- Terkait dugaan kasus perundungan senior yang berujung kematian dokter Aulia Risma Lestari (30), mahasiswi kedokteran Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Kementerian Kesehatan menemukan adanya fakta baru yakni dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum senior kepada Aulia Risma.

Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menyebut dugaan ini diperoleh dari hasil proses investigasi terbaru pihaknya.

Menurutnya permintaan uang berkisar antara Rp20 juta hingga Rp40 juta per bulan dan sudah dibebankan oleh senior ke Aulia Risma diperkirakan sejak sekitar Juli 2022.

"Permintaan uang ini berkisar antara Rp 20–Rp 40 juta per bulan," kata Mohammad Syahril, Minggu (1/9/2024), dikutip dari Kompas.com.

"Berdasarkan kesaksian, permintaan ini berlangsung sejak almarhumah (dokter Risma) masih di semester 1 pendidikan atau di sekitar Juli (2022) hingga November 2022," tambah Syahril.

Kemenkes menegaskan permintaan uang tersebut di luar biaya pendidikan resmi.

Baca juga: Mahasiswi Kedokteran Undip Jadi Korban Bully, Akhiri Hidup dengan Suntik Obat Penenang di Kamar Kos

Syahril mengatakan tindakan tersebut dilakukan oknum-oknum dalam program PPDS.

Kemenkes kata dia juga mencatat Aulia Risma ditunjuk sebagai bendahara angkatan yang bertugas menerima pungutan dari teman seangkatannya dan juga menyalurkan uang tersebut untuk kebutuhan-kebutuhan non-akademik.

Kebutuhan non-akademik itu meliputi membiayai penulis lepas untuk membuat naskah akademik senior, menggaji OB, dan berbagai kebutuhan senior lainnya.

"Pungutan ini sangat memberatkan almarhumah dan keluarga. Faktor ini diduga menjadi pemicu awal almarhumah mengalami tekanan dalam pembelajaran karena tidak menduga akan adanya pungutan-pungutan tersebut dengan nilai sebesar itu," kata Syahril.

Syahril menjelaskan bukti dan kesaksian akan adanya permintaan uang di luar biaya pendidikan ini sudah diserahkan ke pihak kepolisian untuk dapat diproses lebih lanjut.

 "Investigasi terkait dugaan bullying saat ini masih berproses oleh Kemenkes bersama pihak kepolisian," kata dia.

Terkait dengan penghentian sementara PPDS anastesi UNDIP berpraktik di RS Kariadi sejak 14 Agustus 2024, kata dia, Kemenkes mengambil kebijakan tersebut antara lain karena adanya dugaan upaya perintangan dari individu-individu tertentu terhadap proses investigasi oleh Kemenkes.

Seperti diketahui Aulia Risma Lestari ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya di Lempongsari, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (12/8/2024) malam.

Polisi menyebutkan, korban tewas usai menyuntikkan obat yang diduga penenang ke tubuhnya sendiri.

Ia diduga bunuh diri, di mana belakangan terungkap salah satu faktornya adalah tak kuat menahan beban mental perundungan senior di lingkungan kampus.

Polisi Bentuk Tim Khusus

Sementara itu Polrestabes Semarang membentuk tim khusus untuk mengusut dugaan perundungan yang dialami dokter Aulia Risma.

 Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar menegaskan pihaknya telah memeriksa rekan kerja, orangtua korban hingga kekasih korban.

"Sudah kami bentuk tim untuk menggali informasi terkait adanya dugaan perundungan. Tim sedang bekerja. Minggu ini akan kita lakukan pemeriksaan terhadap circle teman-teman, orangtua, sahabat, pacar almarhumah. Saya minta hari ini sudah dilakukan pemeriksaan," ujar Irwan di kantornya, Senin (19/8/2024). 

Dia menyampaikan, terdapat dua kemungkinan dalam kasus yang menyebabkan kematian Aulia.

Yakni, antara korban menyutikan obat itu untuk meringankan sakitnya atau memang sengaja melakukan bunuh diri.

Baca juga: UNDIP RUN Segera Hadir pada Oktober 2024, Simak Daftar Kategori dan Biaya Pendaftarannya

"Terkait kematian almarhumah kami kan mengacu pada 2 premi, apakah ini kelalaian atau niatnya emang bunuh diri," bebernya.

Irwan juga menyebutkan, Aulia meninggal setelah menyuntikan obat bernama Roculax ke dalam tubuhnya sendiri.

Padahal, semestinya obat itu digunakan untuk melemaskan otot saat proses bedah atau operasi.

"Keterangan sementara yang dapat kami sampaikan mereknya Roculax, adalah obat yang diperuntukkan untuk relaksasi terhadap korban dalam proses pembedahan. Apakah ini digunakan korban dalam rangka mengobati sakitnya atau tidak, nanti akan kami komunikasikan dengan ahli," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, seorang mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ditemukan tewas.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kemenkes Temukan Adanya Permintaan Uang dari Senior ke dr Aulia hingga Puluhan Juta"

kuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News

 

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved