Jusuf Hamka Mundur dari Partai Golkar dan Pilkada Jakarta 2024: Saya Sedih, Tetapi I'm Happy

Jusuf Hamka menyatakan mundur dari kepengurusan Partai Golkar dan Pilkada DKI Jakarta 2024 pada Senin (12/8/2024).

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Sigit Nugroho
WartaKota/Nuri Yatul Hikmah
Menyusul pengunduran diri Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto, Jusuf Hamka atau yang karib disapa Baba Alun, ikut mundur dari kepengurusan Partai Golkar dan Pilkada DKI Jakarta 2024. 

"Menurut saya politik itu ya gimana ya, agak keras, agak kasar. Kalau saya kan kerjanya kemanusiaan, mungkin beda ya, agak lembut, jadi enggak bisa sama," tutur Jusuf Hamka.

"Jadi mungkin buat saya lebih pantas saya dagang nasi kuning aja daripada ikut di partai kuning lagi," ucap Jusuf Hamka.

BERITA VIDEO: Mundur Dari Golkar, Jusuf Hamka Mending Jual Nasi Kuning daripada Partai Kuning

Jadi Peristiwa di Luar Nalar dan Ada Tekanan

Sementara itu, pengamat politik Ujang Komarudin buka suara terkait mundurkan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar.

Diketahui, Airlangga mundur sebagai Ketum Partai Golkar pada Sabtu (10/8/2024).

Melalui rekaman video, Airlangga mengatakan keputusannya untuk mundur diambil berdasarkan sejumlah pertimbangan, salah satunya menjaga keutuhan partai berlambang pohon beringin itu.

Sebelum mundur, Airlangga telah digoyang sejak pertengahan tahun lalu. 

Dewan Pakar Golkar Ridwan Hisjam telah meminta Airlangga untuk mundur dan mengusulkan segera menggelar Munaslub. 

Alasannya, Airlangga dianggap gagal membawa mandat partai untuk diusung pada Pilpres 2024. 

Golkar memberi mandat kepada Airlangga untuk menjadi calon presiden dari partai berlambang pohon beringin itu.

Namun, Airlangga dianggap tidak bisa menyodorkan dirinya untuk berlaga di Pilpres 2024.

Baca juga: Airlangga Hartarto Mundur Sebagai Ketum Golkar, Ini Dampaknya Terhadap Pilkada Bogor 2024

Ujang Komarudin menilai, mundurnya Airlangga dari jabatannya mungkin saja terjadi karena ada tekanan tertentu. 

Dengan tekanan tersebut, maka akan membuka peluang agar pihak tertentu masuk.

"Ya, boleh jadi kalau Airlangga mundur, karena ada tekanan. Bisa masuk Joko Widodo atau anaknya Gribran, karena arahnya memang ke sana," kata Ujang kepada awak media, Senin (12/8/2024).

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved