Pemilu 2024

Balas Anies Soal Deadline 40 Hari, Ketua PKS Jakarta Ungkit Pernah Dukung Anies Pilkada Jakarta 2017

Balas Anies Soal Deadline 40 Hari, Ketua PKS Jakarta Ungkit Pernah Dukung Anies Pilkada Jakarta 2017

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dwi Rizki
istimewa
Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DKI Jakarta Khoirudin membalas rekaman suara yang dikirim oleh Anies Baswedan.

Dalam rekaman suara itu, Khoirudin mengungkit dukungan PKS kepada Anies saat Pilkada Jakarta 2017 lalu.

"Pak Anies tentu masih ingat bahwa demi mencalonkan Pak Anies sebagai calon gubernur dalam Pilgub di Jakarta tahun 2017 PKS rela berkorban dengan menarik pencalonan kader utamanya, yaitu Pak Mardani Ali Sera," kata Khoirudin dari rekaman suara yang diterima pada Senin (12/8/2024).

Tidak hanya itu, kata Khoirudin, kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta yang kosong karena Sandiaga Uno mundur untuk jadi Cawapres sebetulnya hak PKS. Ketika PKS tidak juga mendapatkan haknya itu, karena diambil oleh Partai Gerindra dengan menempatkan Ketua DPD Gerindra Jakarta Ahmad Riza Patria, PKS tetap menjadi kawan Anies hingga selesai husnul khotimah sebagai gubernur Jakarta.

"Bahkan pengusung sebagai calon presiden dalam Pilpres 2024 bersama NasDem dan PKB maka sebagai teman izinkan saya mengklarifikasi apa yang Pak Anies sampaikan pada pesan suara kemarin," imbuhnya.

Khoirudin mengatakan, soal pemberian tenggat waktu 40 hari hingga tanggal 4 Agustus, para jubir mengambil kesimpulan dari fakta yang ada. Menurut Presiden PKS Ahmad Syaikhu, sudah sejak 20 Juni 2024 disampaikan secara langsung kepada Anies soal keputusan DPTP PKS yang mencalonkan Anies sebagai calon gubernur dengan calon wakil gubernurnya dari kader PKS, yaitu Muhammad Sohibul Iman (MSI).

"Dan mengingatkan bahwa PKS tidak bisa mengusung sendiri dan meminta Pak Anies juga untuk memastikan NasDem dan atau PKB untuk ikut mengusung pasangan ini," ucapnya.

Khoirudin mengatakan, secara terbuka keputusan ini telah diumumkan oleh Presiden PKS pada tanggal 25 Juni 2024 lalu. Untuk kedua peristiwa ini,, Anies menyambut positif dengan menjawab langsung ke Presiden PKS maupun via rekaman dari Spanyol yang diunggah di medsos.

"Dari situ kami menyimpulkan bahwa Pak Anies sudah menerima keputusan DPTP mencagubkan Pak Anies dengan Pak Sohibul Iman sebagai cawagubnya," imbuhnya.

Karena itu, ketika akhir Juli, lanjut Khoirudin, Presiden PKS didampingi PIC-nya menyampaikan keputusan PKS langsung kepada Anies soal tenggat waktu 4 Agustus. Kata dia, tentu bukan soal persetujuan Anies terhadap Sohibul Iman sebagai cawagub untuk Pak Anies, melainkan keberhasilan Anies untuk mendapatkan kepastian tambahan dukungan dari partai lain seperti NasDem dan atau PKB agar pasangan AMAN dapat didaftarkan sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta.

"Karena sejak awal tentu Pak Anies paham bahwa sekalipun PKS dengan 18 perolehan kursi DPRD jadi pemenang pemilu legislatif di Jakarta tahun 2024, tapi belum bisa sendirian mencalonkan gubernur. Tidak seperti saat PKS menang pileg di Jakarta tahun 2004 yang lalu, saat itu PKS menang dengan 24 (kursi) sehingga bisa mencalonkan gubernur dan wakil gubernur secara sendirian," jelasnya.

Tidak hanya itu, ungkap dia, Presiden PKS Ahmad Syaikhu selain secara terbuka meminta Anies untuk berusaha agar bisa mendapatkan tambahan dukungan, Syaikhu secara terbuka sudah memperjuangkan pasangan AMAN agar bisa mendapat dukungan maju sebagai calon gubernur dan wakil gubernur. Hal itu disampaikan Syaikhu dengan meminta dukungan dari pimpinan Partai NasDem, Perindo, PSI, PKB, bahkan Gerindra sekalipun.

"Tetapi sampai melewati tanggal 4 Agustus ketika Presiden dari PKS menanyakan hasil perjuangan Pak Anies untuk mendapatkan kepastian dari NasDem dan/atau PKS untuk mencalonkan Pak Anies, ternyata Pak Anies belum bisa mendapatkan kepastian," imbuhnya.

"Sementara dari pimpinan NasDem, Pak Sahroni dan PKB, Pak Jazilul Fawaid, justru pada akhir Juli dan awal Agustus malah menyampaikan pernyataan terbuka yang mudah dipahami bahwa mereka tidak jadi, tidak melanjutkan dukungan pada Pak Anies sebagai calon gubernur di Jakarta," sambungnya.

Dalam rekaman itu, Khoirudin juga menyinggung soal penolakan Anies masuk sebagai kader PKS. Jika Anies mau jadi kader PKS maka kursi Cawagub bisa diambil dari partai koalisi lain.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved