Kesehatan

Tak Pandang Usia dan Gaya Hidup, Setiap Hari Dua Orang Meninggal Karena DBD

Setiap hari tercatat dua orang meninggalkan akibat DBD. Tidak ada jaminan yang pernah terinfeksi kebal terhadap penyakit ini.

Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: Rusna Djanur Buana
Pixabay
Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus penyebar penyakit DBD 

DBD terdiri dari tiga fase, yaitu: fase demam tinggi di 1-3 hari pertama; fase kritis, pada hari ke-4 dan 5; dan fase penyembuhan, yaitu di hari ke-6 dan 7. 

"Waspada pada fase kritis, karena pasien dapat mengalami pendarahan dan syok yang membahayakan nyawa,” jelas dr. Nunki.

Penyakit DBD memberikan dampak dan tekanan yang besar bagi para keluarga. 

Ketakutan dan kekhawatiran karena anak atau orang tua harus dirawat di rumah sakit menunjukkan betapa pentingnya setiap langkah pencegahan dalam menanggulangi permasalahan DBD

Langkah-langkah seperti gerakan 3M Plus sangat membantu dalam meminimalkan risiko melalui pengendalian vektor nyamuk.

Namun, cara inovatif lain untuk memberikan perlindungan lebih baik juga perlu dipertimbangkan, salah satunya melalui vaksinasi.

“Saat ini, masih belum ada pengobatan yang khusus untuk menyembuhkan DBD.

Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).

Oleh karena itu, dibutuhkan pencegahan yang komprehensif agar kita dapat terhindar risiko DBD parah dan kematian," ujarnya.

Baca juga: Jumlah Penderita DBD di Kota Depok Tembus 1.991 Kasus, 3 Pasien Meninggal Dunia 

Pencegahan inovatif vaksin DBD yang saat ini tersedia di Indonesia diperuntukkan bagi kelompok usia 6-45 tahun, dapat diberikan terlepas dari paparan DBD sebelumnya, serta dapat diakses secara mandiri oleh masyarakat. 

Vaksin DBD adalah salah satu langkah krusial untuk meningkatkan perlindungan, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa.

Tetapi, untuk mendapatkan perlindungan yang optimal, vaksinasi harus dilakukan secara lengkap sesuai dosis yang dianjurkan. 

"Dengan memberikan perlindungan ‘dari dalam’ kepada seluruh anggota keluarga, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih aman dari risiko DBD parah dan perawatan di rumah sakit,” tutur dr. Nunki.

Secara terpisah, Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, mengungkapkan “Menurut WHO, demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu ancaman kesehatan masyarakat utama di dunia, dan Indonesia menjadi salah satu negara yang paling terdampak.

Di Indonesia, semua orang berisiko terkena DBD sepanjang tahun.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved