Pilkada

Anies Dapat Tugas Cari Mitra Koalisi di Pilkada Jakarta 2024, Pengamat: PKS tak Sadar Diri

Pengamat politik Efriza menilai, PKS tak sadar diri terkait sikapnya terhadap Anies.

WartaKota/Yolanda Putri Dewanti
Mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan mendapat tugas dari PKS mencari mitra koalisi agar dapat tiket ikut Pilkada Jakarta 2024. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Anies Baswedan diminta segera mencari empat kursi tambahan agar paket Anies Baswedan dan Sohibul Iman (Aman) bisa mendapatkan tiket maju pada Pilkada Jakarta 2024.

Alasannya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah menyodorkan 18 kursi, sehingga perlu kontribusi Anies untuk mencapai syarat minimal mengusung pasangan cagub-cawagub pada Pilkada Jakarta, yakni 22 kursi.

Baca juga: PKB Respons NasDem Usung Anies di Pilkada Jakarta: Sudah Mendukung, Tinggal Umumkan

Menurut Pengamat Politik Citra Institute Efriza, jika PKS telah memberikan dukungan 18 kursi kepada Anies, lalu semua beban diberikan kepada Anies, PKS terkesan lepas tangan dan merasa paling berjasa karena Anies berhasil diusung.

“Itu adalah pikiran keliru PKS, dan PKS tak sadar diri," ujarnya saat dihubungi Wartakotalive.com, Selasa (23/7/2024).

"Sebab, PKS meskipun punya kursi banyak lalu peringkat pertama di DPRD Provinsi Jakarta, PKS perlu sadar diri, partai ini tak memberikan garansi bisa mengusulkan pasangan calon sendiri," lanjutnya.

"Bahkan, kader PKS suaranya tak besar dari segi elektabilitas, juga tak membesarkan elektabilitas pasangan calonnya,” imbuh Efriza.

Efriza juga menyinggung dalam Pilkada kali ini, PKS seharusnya yang memang benar-benar membutuhkan sosok Anies.

Baca juga: Heru Budi Minta tak Kambing Hitamkan soal Jakarta, Anies: Biar Rakyat yang Menilai

“Siapa yang membutuhkan, Anies atau PKS? Jelas-jelas PKS butuh Anies, awalnya PKS hina Anies tak mau usung dia, tetapi ketika tahu akar rumput partainya aja tak tertarik mendukung kader PKS, makanya kembali ke mode awal Anies cagub dari PKS," tuturnya.

"Seolah PKS sudah menyelamatkan peluang Anies nyapres. Artinya PKS perlu sadar, PKS yang butuh Anies,” ungkapnya.

Kemudian, Efriza juga menekankan bahwa elektabilitas Anies lebih tinggi daripada kader PKS.

Bahkan Anies diperebutkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), PDIP dan NasDem.

“Sebelum PKS berbalik arah dan membelenggu Anies dengan mengajukan pasangan calon Shohibul Iman yang partai-partai lain tak cocok, dan tak bisa bantu Anies dalam insentif elektoral,” jelas dia.

Efriza menilai, dikarenakan muncul usungan calon dari partai yang dinahkodai Ahmad Syaikhu itu memungkinkan Anies tak dapat dukungan partai lain.

“Ketika PKB mutung (ngambek) akibat diajukan AMAN sepihak saja dari PKS, padahal koalisi belum terbentuk," ucapnya.

"Lalu, PDIP sudah memikirkan menjadi partai yang memungkinkan ajukan poros ketiga. Artinya, PKS sudah merusak kans Anies didukung banyak partai karena elektabilitas besar,” lanjut Efriza.

“Malah seolah PKS terkesan paling berjasa sama Anies, padahal PKS yang butuh Anies, dan juga fakta pahitnya ketika AMAN diajukan menyebabkan 'nilai jual' Anies diusung banyak partai tampak semakin menjauh,” imbuhnya.

Efriza mengatakan, bahwa hal ini menunjukkan sebenarnya PKS sedang berkata dengan makna tersembunyi, agar koalisi AMAN jangan dibongkar oleh Anies.

“Mereka lempar tanggungjawab dengan Anies yang disuruh berjuang sendiri, padahal karena secara organisasi kepartaian nyatanya PKS tak bisa mengajak partai-partai lain dukung Anies, menerima AMAN,” ucap Efriza.

Dia mengatakan bahwa PKS sudah blunder, menurunkan harga jual Anies, tetapi mirisnya partai ini merasa telah berjasa terhadap Anies.

Padahal PKS mendompleng elektabilitas Anies agar bisa diterima sebagai partai pemain utama di Pilkada.

“Jadi pernyataan PKS sebenarnya partai ini sedang menyembunyikan dirinya peraih peringkat pertama tapi tak punya kader elektabilitas besar, senangnya mendompleng Anies yang notabene adalah tokoh non-partai,” tutup Efriza.

Presiden PKS Ahmad Syaikhu menjatuhkan dukungan pada Anies Baswedan di Pilkada Jakarta.
Presiden PKS Ahmad Syaikhu menjatuhkan dukungan pada Anies Baswedan di Pilkada Jakarta. (Warta Kota/Yolanda Putri Dewanti)

Sebelumnya diketahui, PKS menantang Anies Baswedan untuk melengkapi tambahan kekurangan 4 kursi sebagai syarat maju di Pilgub Jakarta.

Anies mengatakan hal itu akan dibahas bersama-sama dengan partai politik.

Tantangan untuk Anies itu disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman yang juga bakal calon wakil gubernur dari PKS untuk mendampingi Anies.

Awalnya Sohibul menyampaikan soal konsolidasi pemenangan Anies-Sohibul Iman (AMAN).

"Iya ini adalah konsolidasi. Sebetulnya konsolidasi ini dipas-pasin lah ya gitu. Jadi mereka ini DPW DKI sejak kemarin selesai Pileg itu belum sempat mengumpulkan struktur ke bawah," kata Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman di lokasi acara konsolidasi DPW PKS Jakarta, Hotel Santika Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (21/7/2024).

Sohibul menyebut struktur DPW PKS belum dikumpulkan usai Pileg 2024.

Dia menyebut pertemuan itu sekaligus mengkonsolidasikan pasangan AMAN.

"Setelah Pileg kemarin itu belum sempat ngumpulin struktur. Nah sekarang waktunya untuk ngumpulin, kebetulan ada momentum mau Pilgub kan dan di mana kita mencalonkan AMAN, nah ini sekalian. Jadi konsolidasi setelah berjuang di Pileg sekaligus konsolidasi untuk menyambut Pilkada," kata dia.

Sohibul kemudian bicara soal pencalonan Anies dan dirinya.

Dia mengatakan PKS masih sendiri dalam mengusung duet AMAN di Jakarta.

Dia mengatakan PKS telah meminta Anies untuk menggenapi kekurangan empat kursi demi mengusung paslon di Pilgub DKI.

"Ya kalau kita pakai logika kebersamaan kan PKS ini mencalonkan saya dengan kemudian menyodorkan 18 kursi kan. Nah sekarang Pak Anies kan untuk mau berlayar di sini ya harus ikut menggenapi dong ya mencari empat kursi lain. Jadi insyaallah kita ikhtiar bersama-sama," katanya.

Dia mengatakan Anies sedang berupaya untuk menggenapi syarat minimal kursi DPRD untuk bisa maju sebagai paslon di Pilgub Jakarta.

Dia menyebut mantan Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 itu telah berkomunikasi dengan PKB, NasDem dan PDIP.

"Saya dengar ini kan kebetulan ini DPP ya, saya tidak langsung kan kalau saya kan sebagai pengantinnya kan. Nah info yang saya dapatkan Pak Anies berjuang terus untuk berkomunikasi dengan NasDem dengan PKB bahkan sekarang dengan PDIP juga," ujar Sohibul.

"Nah kita berharap nanti apa yang dilakukan Pak Anies dan juga Pak Syaikhu membuahkan hasil mungkin ada yang bergabung dengan kita," tutup dia.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved