Terkini! Pegi Sebut Alasan Dirinya Teriak Tidak Bersalah saat Jumpa Pers

Pegi Setiawan mengungkap alasan sempat teriak tidak bersalah saat jumpa pers kasus pembunuhan Vina dan Eky di Polda Jabar (26/05/24).

Editor: Joanita Ary
tribunnews
Pegi Setiawan didampingi orang tuanya, Kartini dan Rudi Irawan serta kuasa hukumnya memberikan keterangan kepada wartawan setelah bebas dari tahanan, di Gedung Reserse Direktorat Tahanan dan Barang Bukti (Dit Tahti) Polda Jabar, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (8/7/2024). Pegi Setiawan dibebaskan dari tahanan Polda Jabar setelah hakim tunggal Eman Sulaeman mengabulkan gugatan praperadilan pada sidang putusan di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Senin, 8 Juli 2024 pagi. Eman Sulaeman memerintahkan kepada termohon Polda Jabar untuk menghentikan penyidikan kepada pemohon dan memerintahkan kepada termohon untuk membebaskan pemohon dari tahanan. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

WARTAKOTALIVECOM, Bandung -- Pegi Setiawan mengungkap alasan sempat teriak tidak bersalah saat jumpa pers kasus pembunuhan Vina dan Eky di Polda Jabar (26/05/24).

Pegi yang telah dinyatakan bebas dan sudah tidak berstatus sebagai tersangka kasus pembunuhan Vina dan Eky Cirebon, Senin (8/7/2024).

Kemudian setelah 49 hari ditahan di Polda Jabar, Pegi Setiawan mengungkapkan alasan di balik teriakannya bahwa dirinya tidak bersalah saat penetapannya sebagai tersangka saat Konferensi pers lalu.

Dengan mengenakan hoodie coklat dan memegang tasbih biru yang masih dikenakannya pasca pembebasannya usai sidang praperadilan, Pegi Setiawan menceritakan momen Emosionalnya di Polda Jabar tersebut.

"Setelah bebas, saya ingin bertemu keluarga, memeluk Mama dan Bapak. Rencana saya yang paling penting adalah kumpul dengan keluarga, bercengkrama, lalu melanjutkan bekerja," ujarnya dikutip dari Youtube Kompas TV pada Selasa, 9 Juli 2024.

Pegi mengungkapkan bahwa saat konferensi pers penetapannya sebagai tersangka, dirinya terbesit beberapa hal yang mendorongnya untuk berteriak.

"Sebelum saya dibawa keluar konferensi pers, saya selalu berdoa minta perlindungan sama Allah SWT. Awalnya, saya tidak ada pikiran untuk melawan karena pikiran saya pasrah. Saya berpikir mungkin ini takdir saya menjalani hukuman atas apa yang tidak saya lakukan," jelasnya.

Namun, ketika pihak kepolisian menjelaskan bahwa dirinya adalah otak pembunuhan yang menyuruh orang lain untuk membunuh, memperkosa, dan menusuk, hati Pegi tersentak dan berontak.

"Saat konferensi pers, pihak kepolisian menjelaskan bahwa saya adalah otak pembunuhan, yang menyuruh orang lain membunuh, memperkosa, menusuk bahkan untuk melakukan kejahatan seperti itu. Hati saya terbesit sesuatu," katanya.

Rasa hancur Pegi semakin dalam ketika polisi menunjukkan foto keluarganya.

"Hal itu diperkuat ketika kepolisian menunjukan foto keluarga saya, foto mama saya, foto bapak dan adik-adik saya. Itu muncul sesuatu dari hati nurani saya, saya merasa hancur. Keluarga saya benar-benar dipermainkan, nama baik keluarga saya dimatikan," ujarnya.

Dilansir dari Kompas tv pada Selasa (9/7/2024) Pegi mengakui bahwa keberanian untuk berteriak muncul karena ia tidak terima keluarga yang tidak bersalah ikut menjadi korban.

"Jadi itu yang membuat keberanian saya muncul karena saya tidak terima. Mereka memfitnah saya tidak apa-apa, tapi jika keluarga saya, jangan. Karena bagi saya, keluarga saya lebih penting dan segalanya," tegasnya.

Teriakan Pegi saat konferensi pers murni spontan dan berasal dari lubuk hati yang terdalam.

"Saat saya berteriak itu murni spontan, tidak ada sama sekali rencana dan settingan. Itu murni dari lubuk hati saya yang terdalam," jelasnya.

Pegi menjelaskan, untuknya keluarga adalah segalanya dan ia tidak mau keluarganya harus menanggung malu serta resiko yang tidak pernah ia lakukan.

 

 

Sumber: KOMPAS
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved