Kesehatan

5 Tanda Tersembunyi Tubuh Mengalami Resistensi Insulin

Empat dari 10 orang dewasa berusia antara 18-44 tahun kerap mengabaikan kesehatan. Kondisi kesehatan yang diabaikan itu bisa menyebabkan diabetes.

Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
Pixabay
Ilustrasi suntik insulin. Empat dari 10 orang dewasa berusia antara 18-44 tahun kerap mengabaikan kesehatan. Kondisi kesehatan yang diabaikan itu bisa menyebabkan diabetes. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Empat dari 10 orang dewasa berusia antara 18-44 tahun kerap mengabaikan kesehatan.

Kondisi kesehatan yang diabaikan itu bisa menyebabkan diabetes tipe 2.

Hal tersebut berdasarkan penelitian yang diterbitkan tahun 2022 di The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism: Insulin resistance.

Baca juga: 10 Kebiasaan Ini dapat Meningkatkan Ketidakpekaan Insulin dan Menghindari Diabetes

Ketika mengalami resistensi insulin, tubuh Anda tidak merespons insulin secara efektif.

Menurut Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal (NIDDK), insulin yakni hormon yang mendorong glukosa darah ke dalam sel Anda untuk digunakan sebagai energi.

Tubuh membutuhkan lebih banyak insulin untuk membantu sel menyerap glukosa.

Baca juga: Kena Diabetes Sejak Usia 6 Tahun, Nita Ceritakan Anaknya Harus Suntik Insulin 4 Kali Sehari

"Hal ini menyebabkan tingginya kadar insulin dan glukosa dalam aliran darah," kata Emily Cornelius RD, ahli diet terdaftar dan pakar resistensi insulin.

"Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan seperti pradiabetes dan diabetes tipe 2," ujarnya.

Resistensi insulin sering tidak menunjukkan tanda atau gejala apa pun.

Baca juga: Mengenal Penyakit Diabetes Tipe 2, Ini Tanda Peringatan dan Cara Mengurangi Risiko

Kejadian tersebut dapat mempersulit identifikasi sebelum berkembang menjadi pradiabetes atau diabetes tipe 2.

Kabar baiknya, resistensi insulin dapat dikelola bahkan dibalik jika ditangani sejak dini.

Oleh karena itu, perhatikan tanda-tanda kondisi resistensi insulin.

1. Perubahan kulit

Perubahan pada kulit salah satu tanda resistensi insulin yang kurang diketahui.

Pada beberapa orang, resistensi insulin dapat menyebabkan timbulnya kutil atau acanthosis nigricans (bercak hitam pada kulit di leher atau di bawah ketiak).

Keduanya diduga terkait dengan kelebihan produksi insulin.

2. Berat badan bertambah

Pertambahan berat badan  tanda resistensi insulin.

Terutama jika Anda memiliki kelebihan lemak perut yang disebut lemak visceral.

Journal of Clinical Medicine pada tahun 2019 menyebutkan, pertambahan berat badan membuat Anda berisiko mengalami resistensi insulin.

Resistensi insulin juga dapat menyebabkan penambahan berat badan menghasilkan siklus yang dapat berkembang seiring waktu.

Penambahan berat badan tidak harus dalam jumlah besar.

Data dalam The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism tahun 2022 menemukan bahwa separuh orang dewasa dengan resistensi insulin tidak memiliki berat badan yang dianggap obesitas.

3. Mengalami kabut otak

Menjadi resisten terhadap insulin berarti glukosa tidak tersedia untuk menyediakan energi bagi sel-sel, termasuk sel-sel di otak.

Oleh karena itu, Anda merasakan apa yang biasa disebut 'kabut otak'.

Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan resistensi insulin memiliki kinerja kognitif lebih buruk dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki kondisi tersebut.

Penelitian di Diabetes Research and Clinical Practice pada tahun 2020 menyatakan, resistensi insulin dapat mengganggu proses penting otak yang memengaruhi kejernihan mental.

4. Selalu lapar

Rasa lapar dipengaruhi oleh kombinasi hormon, salah satunya insulin.

Mengapa selalu lapar ketika mengalami resistensi insulin?

Resistensi insulin menyebabkan gula darah tinggi, gejalanya meningkatnya rasa lapar.

5. Energi rendah

Sel tidak mendapatkan energi yang dibutuhkan dari glukosa, Anda juga merasa lelah.

Penting untuk diperhatikan bahwa banyak kondisi kesehatan lain yang dapat memengaruhi tingkat energi.

Pastikan untuk bicara dengan dokter Anda tentang kelelahan yang terus-menerus.

Diagnosis resistensi insulin

Tes untuk mendiagnosis resistensi insulin memakan waktu dan mahal.

Menurut NIDDK, obat sering hanya digunakan dalam studi penelitian dan bukan di kantor medis.

Pradiabetes adalah kondisi yang didiagnosis melalui pemeriksaan darah seperti tes glukosa plasma puasa atau tes A1C.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menunjukkan bahwa kombinasi gula darah tinggi, trigliserida tinggi, kolesterol LDL 'jahat' tinggi, dan kolesterol HDL 'baik' bisa jadi tanda Anda mengalami resistensi insulin.

Cegah resistensi insulin

Makanan Seimbang. Makanan yang Anda makan berpengaruh signifikan terhadap glukosa darah dan dapat membantu menstabilkan kadar glukosa sepanjang hari.

"Saat berupaya membalikkan resistensi insulin, penting untuk melihatnya dari perspektif holistik, namun pola makan memainkan peran mendasar," kata Cornelius.

"Mengonsumsi makanan seimbang yang mencakup protein, lemak, dan serat membantu mengurangi lonjakan saat makan," katanya.

Makanan olahan minimal

Makanan olahan antara lain makanan cepat saji, makanan penutup kemasan, campuran makanan ringan, soda, nugget ayam, hot dog.

Semua makanan itu mengandung lemak jenuh atau gula atau keduanya, dan padat kalori.

Orang kerap makan makanan olahan secara berlebihan sehingga dapat menyebabkan berat badan, dan penambahan lemak visceral.

"Mengutamakan makanan padat gizi utuh dan segar seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak."

"Serta mengontrol ukuran porsi dan waktu makan yang konsisten dan berjarak dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin," kata ahli gizi diet terdaftar Cari Riker.

Makan dengan cara tersebut juga dapat membantu pengelolaan berat badan.

Jangan takut karbohidrat

Karbohidrat kaya serat adalah pilihan yang tepat.

Karbohidrat sering mendapat reputasi buruk ketika membahas gula darah.

Namun, serat jenis karbohidrat tidak dapat dicerna dan diserap sepenuhnya.

"Jadi dampaknya terhadap kadar gula darah Anda sangat berbeda dibandingkan gula tambahan," kata ahli diet terdaftar Alyssa Pacheco.

Pilihlah makanan berserat tinggi sesering mungkin sebagai bagian dari diet seimbang.

Makanan seperti biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran dan buah-buahan,  dapat menyumbang 25 hingga 38 gram serat harian yang direkomendasikan.

Kaya magnesium

Makanan sumber serat yang baik juga sumber magnesium yang baik, nutrisi yang berperan penting dalam metabolisme glukosa.

"Magnesium adalah nutrisi lain yang harus Anda penuhi, karena kekurangan magnesium dapat memperburuk resistensi insulin."

Sumber makanan magnesium yang baik antara lain kacang-kacangan, bayam, almond, biji labu, kacang mete, dan alpukat.

Aktivitas fisik

Saatnya untuk bergerak.

"Strategi penting lainnya adalah menggerakkan tubuh sepanjang hari, karena hal itu menurunkan gula darah," kata Cornelius.

Aktivitas fisik meningkatkan sensitivitas insulin.

American Diabetes Association menyatakan, aktivitas fisik dapat membantu mengelola atau membalikkan resistensi insulin.

Lakukan aktivitas yang Anda sukai dan lakukan secara teratur untuk melawan resistensi insulin.

Kesimpulan

Mempertahankan kisaran gula darah yang sehat sangat penting untuk umur panjang dan pencegahan penyakit kronis.

Aktivitas fisik teratur dan mengonsumsi makanan seimbang dapat membantu mencegah resistensi insulin.

Namun banyak faktor lain yang berperan dalam perkembangan kondisi ini.

Mengetahui tanda dan gejala untuk deteksi dini juga sama pentingnya. Jika Anda menduga Anda mengalami resistensi insulin, hubungi dokter.

Atau ahli diet terdaftar untuk membantu Anda mengembangkan rencana untuk mengelola atau membalikkannya seiring berjalannya waktu. (Eating Well)

 

Follow the WartaKotaLive.Com channel on WhatsApp ini

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved