Sejarah Jakarta
Sejarah Kampung Konfeksi Tambora, Sejak Kolonial Buat Seragam Sekolah dan Pemerintah
Kampung konfeksi yang terletak di area terpadat se-Asia Tenggara itu rupanya telah ada sejak era kolonial Belanda, ratusan tahun lalu.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTALIVE.COM, TAMBORA — Ada sepenggal kisah unik dari berdirinya kampung konfeksi, di Kalianyar, Tambora, Jakarta Barat.
Kampung konfeksi yang terletak di area terpadat se-Asia Tenggara itu rupanya telah ada sejak era kolonial Belanda, ratusan tahun lalu.
Diungkap Lurah Kalianyar, Tambora, Jakarta Barat, Dwi Cahyono, kampung konfeksi itu pertama kali diciptakan oleh etnis Tionghoa pada abad ke-8.
"Kalianyar ini adalah salah satu kampung tertua, mungkin abad ke 8-sudah ada. Dan ini dulu kampung kami ini Kalianyar, tuan tanah hanya punya dari 3 etnis Tionghoa, Timur tengah, Barat," kata Dwi kepada wartawan, Selasa (18/6/2024).
Kemudian, para pendatang yang berasal dari China mulai membangun usaha untuk menyambung hidup.
Kala itu, mereka menjadi pengerajin baju untuk produksi baju-baju pemerintah di era kolonial dan seragam untuk anak sekolah.
"Awalnya untuk baju-baju pemerintah kolonial dan sekolah-sekolah milik pemerintah kolonial, berkembang dan turun temurun ternyata lebih baik, lagi lebih banyak dan ternyata bukan hanya di dalam negeri tapi juga terkenal di luar negeri," ungkap Dwi.
Baca juga: Omset Konfeksi Rumahan Turun 80 Persen, Mancis Bertahan dengan 8 Karyawan
Hingga kini, usaha konfeksi itu berkembang pesat. Banyak masyarakat yang juga mengikuti jejak mereka bergulat di dunia konfeksi.
Lama kelamaan, hasil produksi itu tambah banyak hingga langgeng menjadi pemasok pasar grosir Tanah Abang.
"Jadi kebanyakan dari kami yang memproduksi paket baju yang sudah jadi ke Pasar Tanah Abang," terang dia.
Beberapa hasil produksi dari konfeksi rumahan di Kalianyar, di antaranya baju kaos berkerah, baju gamis, baju muslim, hingga seragam-seragam.
Tak hanya itu, uniknya Dwi pernah mendatangi salah satu konfeksi di Tambora yang memproduksi baju khas buah tangan kala seseorang bertandang ke luar negeri.
Baca juga: Bertahun-tahun Kampung Konveksi di Kalianyar Jakbar Tak Punya Pengolahan Limbah
"Lisensinya Polo, tapi kaosnya buatan industri di rumah warga kami. Kayak yang gambar-gambar patung singapura ditempel di tengah, itu ternyata dari kami," ungkap Dwi.
Tak ayal jika Dwi mengungkap bahwa selain dijual ke pusat grosir Tanah Abang, baju-baju itu juga diekspor hingga ke luar negeri dan berbagai negara di Timur Tengah.
"Dari Tanah Abang bisa diekspor ke Asia Tenggara bahkan Timur Tengah," jelas Dwi.
Menyusuri Ruang Pengadilan di Balai Kota Batavia, Tempat Tahanan Menunggu Vonis Eksekusi |
![]() |
---|
Penjara Bawah Tanah Zaman Belanda, Tahanan Cuma Bertahan 3-7 Hari Sebelum Eksekusi |
![]() |
---|
Nisan Keramat Angke di Jakarta Barat Sengaja Ditutupi Kain Guna Menjaga Kasakralan |
![]() |
---|
Menelusuri Jejak Masa Lalu di Kota Tua, Saksi Sejarah dalam Menyongsong 5 Abad Jakarta |
![]() |
---|
Asal Usul Kelurahan Joglo di Jakarta Barat, Lurah Sebut Dulu Ada Rumah Joglo Betawi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.