Berita Jakarta

Prihatin pada Nasib Jukir Liar, Pemkot Jaksel Beri Pelatihan Kerja, Senator: Minimarket Harus Bantu

Pemkot Jaksel prihatin melihat nasib jukir liar yang ditangkapi, mereka pun berinisitif beri latihan kerja. Apa kontribusi pengelola minimarket?

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Valentino Verry
Warta Kota
Ilustrasi - Saat ini Pemprov DKI Jakarta sedang giat merazia para juru parkir liar (jukir liar), terutama mereka yang ada di minimarket. Hal ini memicu empati Pemkot Jaksel untuk memberi latihan kerja. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Juru parkir (jukir) liar yang terjaring penertiban akan diberi pelatihan keterampilan kerja.

Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan mengaku siap memberi pelatihan tersebut dengan syarat ber-KTP DKI Jakarta.

Baca juga: Jukir Liar Bikin Resah, Sudinhub Jaksel akan Langsung Tindak Pidana Ringan

Hal itu disampaikan Kepala Suku Dinas (Kasudin) Tenaga Kerja Transmigrasi dan Energi Jakarta Selatan, Fidiyah Rokhim.

"Tentu kami menunggu perkembangan selanjutnya, tapi jukir itu harus memiliki KTP DKI Jakarta. Ini yang bisa kami berikan pelatihan," ucapnya.

Pihaknya, kata dia, masih berkoordinasi terlebih dahulu dengan suku dinas terkait yang menangani persoalan jukir liar.

Kendati demikian, sejumlah pelatihan keterampilan kerja telah dimiliki Pemkot Jakarta Selatan yang sudah jadi program.

"Sudin Tenaga Kerja Jaksel memiliki 5 TKM (Tenaga Kerja Mandiri). Ada pula pelatihan mengemudi SIM A sekaligus mendapatkan SIM gratis hingga ada sekuriti," tutur Fidiyah.

Baca juga: Harus Ada Solusi Bersama, Legislator Minta Pemprov DKI Tak Asal Tertibkan Jukir Liar di Minimarket 

Meski begitu, keterampilan kerja tersebut akan diberikan kepada jukir liar sesuai minat.

Adapun sebanyak 700 warga akan dilatih Pemerintah Kota Jakarta Selatan dengan berbaga keterampilan pada tahun ini.

Hal tersebut untuk mengurangi pengangguran di wilayah Jakarta Selatan.

"Semua ada kuotanya dan tahun 2024 terdapat 700 dengan pelatihan mengemudi SIM A ada 400 (orang)," kata dia.

Terpisah, Anggota DPD RI, Prof Dailami Firdaus menyesalkan pengelola minimarket yang tidak memiliki empati kepada jukir liar di lokasi usahanya.

Baca juga: Nirwono Yoga Sebut Jukir Liar Marak karena Banyak Area Parkir Gedung di Jakarta Kurang Memadai

Menurut Dailami, pengelola minimarket semestinya merekrut mereka sebagai petugas keamanan sekaligus jukir, jangan lepas tangan begitu saja.

“Jukir ini kan biasanya akamsi (anak kampung sini). Kalau pengelola minimarket peduli, ini menjadi nilai plus karena mereka ikut memberdayakan warga setempat di lokasi usahanya,” ucap Dailami, Jumat (17/5/2024) malam.

Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait bersama DPRD harus bisa memanggil pengelola minimarket agar ada solusi jangka panjang.

Sebetulnya, kata Senator Dapil Jakarta ini, jukir juga diperlukan sebagai bentuk pelayanan kepada konsumen.

“Apalagi untuk konsumen yang membawa mobil sangat perlu jukir untuk memandu,” ucap Ketua Yayasan Perguruan Tinggi As-Safi’iyah ini.

Anggota DPD RI dapil DKI Jakarta Dailami Firdaus saat minta pengelola minimarket turut membantu mengatasi nasib jukir liar, tak lepas tangan begitu saja.
Anggota DPD RI dapil DKI Jakarta Dailami Firdaus saat minta pengelola minimarket turut membantu mengatasi nasib jukir liar, tak lepas tangan begitu saja. (istimewa)

Dailami juga mempertanyakan kontribusi pengelola atau pengusaha minimarket bagi masyarakat di lokasi gerai atau tempat usaha.

Banyak pekerja mulai dari kasir dan lainnya itu bukan warga sekitar.

“Padahal mungkin banyak warga sekitar yang membutuhkan pekerjaan,” ujarnya.

Menurutnya, merekrut warga terdekat dari tempat usaha akan memberikan banyak manfaat, mulai dari meminimalisir kemacetan hingga hubungan yang baik dengan warga.

Jika tenaga kerjanya warga lokal di situ maka akan mengurangi mobilitas penggunaan kendaraan.

“Tapi, kalau yang direkrut domisilinya jauh-jauh apalagi dari luar DKI maka ini menjadi penyumbang kemacetan di Jakarta,” imbuhnya.

Menurut Dailami, dengan nilai pendapatan mencapai Rp 106,94 triliun sebagaimana disampaikan Corporate Secretary PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, Tomin Wiian melalui salah satu media, maka bukan hal sulit bagi pengelola minimarket untuk memberikan pekerjaan dan penghasilan bagi jukir.

“Saya kira ada hal yang kontra produktif dari pengelola minimarket. Di satu sisi seperti dengan bangga mempublikasikan keuntungan perusahaan, namun di sisi lain tidak bisa merekrut tenaga keamanan atau jukir,” ungkapnya.

Jika pengelola minimarket tidak kooperatif membantu mengatasi masalah sosial dan pengangguran di Jakarta, Dailami menyarankan agar Pemprov DKI kembali mengevaluasi izin-izin minimarket.

"Secara fakta, masih banyak minimarket yang posisinya dekat dengan pasar tradisional hingga memberikan dampak turunnya omzet warung-warung rakyat," bebernya.

Diberitakan sebelumnya, Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta mengungkap, petugas gabungan telah menertibkan 127 jukir liar.

Petugas gabungan itu terdiri dari Satpol PP, Polri, Polri, lintas dinas hingga pemangku kepentingan wilayah seperti Pemerintah Kota di Jakarta.

“Total juru parkir liar yang ditindak tanggal 15 Mei sampai 16 Mei 2024 ada 127 jukir liar,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo pada Jumat (17/5/2024). (m31/faf)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved