Pilkada

Anies Ragu Pilkada Jakarta Bisa Jurdil, ICW: Dampak Cawe-cawe Jokowi di Pilpres Berkepanjangan

Anies Baswedan resah menghadapi Pilkada Serentak, khususnya Jakarta. ICW pun sama. Sebab cawe-cawe Jokowi diprediksi kembali terulang.

Editor: Valentino Verry
Wartakotalive.com/Yolanda Putri Dewanti
Anies Baswedan mengingatkan publik bahwa Pilkada Serentak tak sekadar mencari pemimpin daerah, tapi proses demokrasi lebih penting. Dia berharap tak tercoreng seperti Pilpres 2024. 

“Wong memutuskan maju saja belum tahu,” ujar pria berusia 55 tahun ini.

Ia mengatakan, masih butuh waktu untuk menerima masukan dan mempertimbangkan langkah politik ke depan.

Diberitakan sebelumnya, Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya, mengatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah nama untuk diusung di Pilkada Jakarta 2024.

Cawe-cawe Presiden Jokowi saat Pilpres 2024, bikin khawatir lawan politik dan sebagian masyarakat Indonesia.
Cawe-cawe Presiden Jokowi saat Pilpres 2024, bikin khawatir lawan politik dan sebagian masyarakat Indonesia. (Sekretariat Presiden)

Di antara nama-nama itu, menurutnya Anies merupakan prioritas utama untuk diusung oleh NasDem.

Hal ini disampaikannya ketika menghadiri acara Halalbihalal dan Tasyakuran Milad Partai Keadilan Sejahtera ke-22 di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Sabtu (27/4/2024).

"Ya, prioritas Mas Anies. Top priority. Yang kedua ada Ahmad Sahroni, ada Wibi Andrino. Habis itu yang lain-lain kita lihat nanti," ungkap Willy.

Ia menyampaikan, tawaran telah diberikan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh kepada Anies Baswedan.

Namun, jelasnya, Anies masih butuh waktu untuk mendalami situasi politik yang ada saat ini.

"Tetapi setidak-tidaknya NasDem siap kalau Mas Anies maju. Toh, kalau tidak maju juga siap. Alternatif yang sudah kita coba lakukan," ucapnya.

Willy menuturkan, NasDem siap menerima segala keputusan dari Anies Baswedan terkait hal ini.

Ia berujar pihaknya mendukung Anies dan menilainya sebagai aset politik, baik di Jakarta maupun di tingkat nasional.

Sementara itu, Staf Divisi Korupsi Politik Indonesian Corruption Watch (ICW) Seira Tamara, justru resah menghadapi Pilkada Serentak ini.

Menurut Seira, pernyataan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut kalau presiden juga boleh berpolitik dan memihak, akan menimbulkan dampak buruk berkepanjangan bagi proses demokrasi di Indonesia.

Terdekat, dampak tersebut besar akan terjadi dalam Pilkada 2024 yang bakal digelar November mendatang.

"Rangkaian proses pemilu yang selanjutnya berjalan itu selanjutnya sudah bisa kita pastikan tidak akan berjalan dengan fair gitu," kata Seira dalam diskusi di Rumah Belajar ICW, Jakarta, Selasa (7/5/2024).

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved