Ramadan
Prof Bambang Irawan, dari Dai Cilik hingga Jadi Penceramah Kondang dan Dosen Tasawuh, Ini Kisahnya
Apa yang dilakukan Prof Bambang Irawan patut diteladani di bualn suci ramadan ini. Bambang merintis karier yang panjang, hingga membuahkan hasil.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Dakwah merupakan jalan hidup yang ditempuh oleh Prof. Dr. Bambang Irawan sejak dirinya masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).
Meski usianya kala itu masih 11 tahun, namun Bambang menjadi harapan terakhir orangtuanya untuk menjadi seorang mubalig atau penceramah kondang.
Pasalnya, dia merupakan anak bungsu dari sembilan bersaudara.
Baca juga: Profil Habib Hasan Bin Jafar, Pernah Jualan Kain hingga Dakwah di Arab Saudi
Sementara sang ibu, mengharapkan salah satu anaknya bisa dididik menjadi seorang da'i.
"Jadi waktu itu memang orangtua saya melihat ada kader mubalig dan orangtua saya melihat ada da'i cilik yang tampil," kata Bambang dalam wawancara ekslusif bersama Warta Kota di Masjid At-Taqwa, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, Sabtu (16/3/2024).
"Dan orangtua saya langsung (berpikir) 'Kenapa saya tidak mendidik anak saya menjadi da'i cilik waktu itu," lanjutnya.
Dari pemikiran itu, sang ibu dan ayahnya yang keras menanamkan pendidikan agama pun memasukkan Bambang kecil ke sekolah kader mubalig cilik di Medan, Sumatra Barat.
Rupanya, di tempat itu Bambang bak menemukan jati dirinya. Ia yang kala itu masih duduk di bangku kelas 3 SD pun tumbuh menjadi da'i cilik yang berbakat.
Baca juga: Manfaat Menguatkan Iman kepada Allah, Prof Bambang Irawan: Iman Membuat Kita Selalu Sehat & Bahagia
Bahkan saat dirinya kelas 4 SD, dia sudah berkeliling untuk menyuarakan dakwah ke luar kota di sekitar Sumatera Barat.
Berbagai kompetisi da'i juga dengan mudah ditaklukkan Bambang, meskipun saingannya tidak sepadan.
"Alhamdulillah ikut kompetisi juga da'i tingkat provinsi yang dilaksanakan oleh RRI di Medan dan alhamdulillah saya mendapatkan juara 1," kata Bambang.
"Waktu itu saya masih levelnya anak-anak tapi saya ikut yang kelompok remaja, jadi saingan saya waktu lomba da'i itu mahasiswa-mahasiswa, tapi alhamdulillah saya mendapatkan juara 1 dan waktu itu saya tsanawiyah," lanjutnya.
Baca juga: Kokohkan Iman dengan Majelis Ilmu, Cemas dan Sedih Akan Sirna, Simak Penjelasan Prof Bambang Irawan
Menurutnya, momen itu menjadi titik awal dirinya menjadi seorang pendakwah.
Pasalnya mulai hari itu, Bambang lantas dikirim untuk berdakwah di luar provinsi Sumatera Barat, seperti ke Pekanbaru, Riau.
Tak sampai di situ, usai lulus dari tsanawiyah, Bambang mendapat kesempatan mengenyam pendidikan Madrasah Aliyah yang dibuat oleh Menteri Agama kala itu, Munawir Sjadzali.
Tidak Laris, Jamal Sampai Banting Harga Agar Amplop Lebarannya Diburu Pembeli |
![]() |
---|
Tebar Kebaikan di Bulan Ramadan, Wartawan Jakarta Selatan Menggelar Aksi Berbagi |
![]() |
---|
Puasa di Murmansk Rusia Hanya Satu Jam, Ini Penyebab Durasi Ramadan Tiap Negara Berbeda? |
![]() |
---|
Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadan untuk Wilayah Jakarta pada Minggu 9 Maret 2025 |
![]() |
---|
Menteri Agama Sebut Agung Sedayu Akan Bangun Islamic Center di PIK |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.