Ramadan

Kokohkan Iman dengan Majelis Ilmu, Cemas dan Sedih Akan Sirna, Simak Penjelasan Prof Bambang Irawan

BERKAH RAMADAN : Kokohkan Iman dengan Majelis Ilmu, Maka Cemas dan Sedih Akan Sirna, Simak Penjelasan Prof Bambang Irawan!

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Dosen Ilmu Tassawuf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Bambang Irawan 

WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH - Iman merupakan sesuatu yang sakral lantaran berkaitan dengan sebuah kepercayaan seseorang, berkenaan dengan agama, keyakinan maupun kepercayaan kepada Tuhan, nabi, kitab dan sebagainya.

Memupuk keimanan diperlukan bagi setiap manusia sebagai prinsip hidup yang dapat bermuara pada kebahagiaan. 

Sebagaimana dijelaskan oleh Prof Bambang Irawan selaku penceramah sekaligus Dosen Ilmu Tassawuf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, orang yang beriman akan memahami bahwa Allah merupakan perencana terbaik.

"Maka orang yang beriman sejatinya itu orang yang bisa menciptakan suasana selalu baru, menciptakan suasana yang selalu lapang dadanya," kata Bambang dalam wawancara bersama Warta Kota, di Masjid At-Taqwa, Palmerah, Jakarta Barat, Sabtu (16/3/2024).

"Kenapa? Karena dia menyandarkan kepada yang maha gagah, menyandarkan dirinya kepada Allah yang maha penentu," imbuhnya.

Oleh karena itu, lanjut Bambang, sifat-sifat sedih serta kecewa yang kerap dirasakan manusia bisa dikendalikan bahkan hilang, lantaran kekuatan iman.

Pasalnya menurut Bambang, orang yang beriman akan memiliki sandaran dan tumpuan yang kuat, yakni kepada Allah SWT.

"Karena itu kokohkan keimanan untuk kebahagiaan. Iman itu akan membuat kita selalu baru, iman itu membuat kita selalu sehat," jelas Bambang.

Bambang juga membagikan sebuah hadist Rasul yang mengatakan bahwa tiap-tiap manusia perlu memperbarui keimanannya agar menjadi pribadi yang lapang.

Bahwa apapun yang telah dipilihkan Allah adalah yang terbaik untuk hambanya.

"Yang sungguh-sungguh beriman kepada Allah tidak ingin menjadi orang lain. Karena apa yang telah direncanakan Allah pada dirinya itu pasti terbaik," kata Bambang.

"Yang beriman kepada Allah tidak akan menyesali masa lalunya. Karena orang yang beriman kepada Allah ada berpikir sampai hari ini dia masih menghirup udara segarnya," lanjutnya.

Selain itu, kata Bambang, orang beriman juga tidak akan sedih akan sesuatu perkara yang sudah lewat.

Begitupun untuk segala sesuatu yang belum pasti, dia tidak akan merasa cemas.

"Dia hanya menikmati hari-hari yang diberikan Allah sampai maut menjemput. Dia akan selalu bahagia dengan senyuman dan lapang dada, itulah hebatnya iman," ungkap Bambang.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved