Ramadan
Prof Bambang Irawan, dari Dai Cilik hingga Jadi Penceramah Kondang dan Dosen Tasawuh, Ini Kisahnya
Apa yang dilakukan Prof Bambang Irawan patut diteladani di bualn suci ramadan ini. Bambang merintis karier yang panjang, hingga membuahkan hasil.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Valentino Verry
Di tempat itu, pemikirannya soal dakwah dan ilmu agama menjadi lebih segar. Pasalnya, pesantren tempatnya mengenyam pendidikan itu menerapkan pola pembelajaran modern.

"Pak Munawir Sjadzali dia menginginkan sejatinya pesantren itu bukan hanya mendidik orang-orang yang mengerti ilmu-ilmu klasik saja, tapi harus mengerti ilmu-ilmu modern," jelas Bambang.
"Jadi, seorang ustaz harus menjadi cendekiawan itulah dulu keinginan Pak Munawir Sjazjali, maka dia membuat sistem pendidikan yang berbeda dari pesantren pada umumnya," imbuhnya.
Pria kelahiran 12 Juni 1973 itu bercerita, nama pesantren yang dibuat Menteri Munawir kala itu adalah MAPK (Madrasah Aliyah Program Khusus).
Di pesantren tersebut, seluruh siswa yang lolos seleksi ketat mendapatkan beasiswa full hingga ke jenjang perkuliahan.
Kala itu, Bambang menjadi salah satu siswa berprestasi yang mendapatkan manfaat program Munawir Sjadzali.
Dari pesantren tingkat aliyah itu, Bambang lantas melanjutkan sekolah jenjang S1-nya di IAIN Surakarta yang juga dibangun oleh Munawir.
"Artinya siapa saja yang tertarik melanjutkan ke Solo, ya ke Solo saya termasuk yang tertarik dengan gagasan Pak Munawir ini, saya melanjutkan ke Solo," jelas Bambang.
"Saya mengambil di Fakultas Ushuluddin jurusan Tafsir Hadist," lanjutnya.
Akan tetapi, seiring bertambahnya ilmu, Bambang kemudian melanjutkan pendidikan S2-nya dengan beralih ke jurusan ilmu tasawuf.
Baginya, agama Islam harus terus didakwahkan agar bisa menambah banyak orang untuk bersujud kepada Allah SWT.
Terlebih, saat ini Bambang merupakan seorang Guru Besar dan Dosen Akhlak Tasawuf di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Oleh karenanya, selain memberikan pendidikan kepada mahasiswanya, Bambang juga gencar menyebarkan agama Islam lewat dakwah-dakwahnya.
Bahkan, sudah 20 tahun dirinya menjadi pendakwah tetap di sejumlah masjid besar, termasuk Istiqlal.
Biasanya, ia mengisi ceramah dengan menggunakan kitab Risalah al-Qusyairiyah atau memaparkan isi kitab La Tahzan yang kerap diminta masyarakat.
Tidak Laris, Jamal Sampai Banting Harga Agar Amplop Lebarannya Diburu Pembeli |
![]() |
---|
Tebar Kebaikan di Bulan Ramadan, Wartawan Jakarta Selatan Menggelar Aksi Berbagi |
![]() |
---|
Puasa di Murmansk Rusia Hanya Satu Jam, Ini Penyebab Durasi Ramadan Tiap Negara Berbeda? |
![]() |
---|
Jadwal Imsakiyah dan Buka Puasa Ramadan untuk Wilayah Jakarta pada Minggu 9 Maret 2025 |
![]() |
---|
Menteri Agama Sebut Agung Sedayu Akan Bangun Islamic Center di PIK |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.