Berita Jakarta

Satu Keluarga Lompat dari Apartemen Teluk Intan, Polisi Dalami Rekaman CCTV, Ada Perilaku Aneh

Serse Polres Metro Jakarta Utara terus mendalami rekaman CCTV yang didapat dari Apartemen Teluk Intan.

Editor: Valentino Verry
istimewa
Rekaman CCTV dari Apartemen Teluk Intan memperlihatkan perilaku satu keluarga yang lompat dari lantai 21, Sabtu (9/3/2024) sore. Meeka sedikit aneh. Ini sedang didalami polisi. 

Pada pukul 16.04 WIB empat orang tersebut masuk ke dalam lift.

Mereka lalu naik ke rooftop lantai 21 apartemen dan tercatat melompat pada pukul 16.13 WIB.

"Berdasarkan CCTV, (mereka) naik ke tangga darurat untuk ke rooftop apartemen, kemudian 16.13 WIB, para korban terjatuh bersamaan di depan lobby apartemen," kata Agus Ady.

Mereka tewas terjatuh dari rooftop dengan kondisi tangan saling terikat.

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan, terdapat beberapa luka pada tubuh korban.

Gidion menyebut, luka itu antara lain kepala bagian belakang pecah, pinggang patah, hingga tangan dan kaki patah.

Kini, keempat jenazah itu telah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk divisum.

Polisi juga masih memeriksa keterangan saksi.

Sebelumnya, pakar psikologi klinis dari Universitas Islam Indonesia (UII), Qurotul Uyun, berspekulasi lewat analisanya.

Menurut Uyun, faktor sang ayah diduga mempengaruhi istri dan kedua anaknya ikut mengakhiri hidup loncat dari Apartemen Teluk Intan.

Qurotul Uyun menduga bahwa orangtua yaitu EA dan AI memiliki peran krusial untuk memengaruhi anak-anaknya untuk ikut mengakhiri hidup.

Pasalnya, Uyun menuturkan peran orangtua dapat memengaruhi sudut pandang seluruh keluarga terhadap masa depannya sehingga berakhir putus asa.

"Jika memang di situ, keluarga kompak dalam ide mengakhiri hidup, mungkin orangtuanya yang sangat kuat mempengaruhi keluarganya, sehingga mempengaruhi pola pikir keluarganya menjadi negatif terhadap masa depannya," kata Uyun, Minggu (10/3/2024).

Sehingga, kata Uyun, menjadi putus asa dan menganggap bahwa bunuh diri itu jalan keluar terbaik untuk mengakhiri penderitaan keluarga.

Secara mendetil, Uyun menduga sang ayah-lah yang berperan paling krusial untuk memengaruhi keluarganya agar mengakhiri hidup.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved