Pilpres 2024

Jusuf Kalla Blak-blakan, Mustahil Pilpres Satu Putaran: Semua Orang Terkejut, Mungkin 02 juga Sama

Proses rekapitulasi penghitungan suara sudah mendekati akhir, Prabowo-Gibran unggul telak hingga 58,8 persen di Pilpres. Hal ini bikin JK terkejut.

Editor: Valentino Verry
Istimewa
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla alias JK pada acara Rosi di Kompas TV, mengungkap rasa terkejutnya Pilprs 2024 berlangsung satu putaran. Menurutnya, ini mengejutkan semua orang. 

Perolehan suara tersebut diperoleh dari data yang masuk sebesar 78,11 persen, mencakup 643.103 dari total 823.378 tempat pemungutan suara (TPS).

Oposisi

Pada kesempatan berbeda, JK menyebut sejatinya tidak ada partai politik di Indonesia yang didirikan untuk menjadi oposisi.

Sebab menurutnya, semua partai politik memiliki tujuan yang sama yakni jadi bagian dari penguasa.

"Oposisi suatu bagian dalam sistem bahwa ada yang mengontrol. Dalam politik, dalam Pemilu, semua tujuan partai politik itu ingin memiliki wewenang dan kekuasaan," kata JK dalam acara diskusi di Universitas Indonesia atau UI, Depok, Jawa Barat, Kamis (7/3/2024).

"Tidak ada partai politik yang didirikan untuk mau jadi oposisi," ujarnya.

Sehingga, menurutnya, oposisi bagi partai politik merupakan sebuah kecelakaan. Pasalnya, ia menilai untuk menjalankan visi misinya, partai harus berada di pemerintahan.

"Oposisi itu kecelakaan, karena tidak menang dia oposisi," ucap JK.

"Untuk menjalankan visi misi partai dia harus berada di pemerintahan atau DPR," sambungnya.

JK pun menilai wajar jika banyak partai politik di tanah air yang pragmatis alias bersikap praktis demi mencapai tujuan. Menurutnya, hal ini juga berlaku pada Partai Golkar.

Ia kemudian mengungkit saat dirinya menjadi calon wakil presiden (cawapres) berpasangan dengan calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Apakah partai-partai akan berubah? Banyak partai yang pragmatis, termasuk partai saya Golkar. Dulu kalah pemilu 2004 tapi saya menjadi (wakil) presiden bukan didukung Golkar saya jalan sendiri nah, tapi begitu menang kita, bergabung Golkar itu, itu biasa (terjadi dalam) politik itu," jelasnya.

"Sekali lagi tidak ada partai yang didirikan atau mau jadi oposisi, oposisi bagi partai adalah kecelakaan jadi karena itu banyak yang pragmatis," tegasnya, dipantau dari Breaking News KompasTV.

Meski demikian, bukan berarti seluruh partai harus beroposisi, sebab menurutnya harus ada penyeimbang yang bertugas untuk mengoreksi dan mengingatkan kerja-kerja pemerintahan.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved