Pemilu 2024

Suara PSI Meroket, Pengamat: Tak Mungkin Simsalabim Langsung Melonjak

Ujang Komarudin ikut menanggapi perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia alias PSI yang melonjak cukup besar dalam perhitungan data Sirekap KPU

warta kota/yolanda
Pengamat politik Ujang Komarudin soal suara PSI yang melonjak gratis 

Peneliti Formappi Lucius Karus menduga, ada konspirasi kekuasaan di balik kondisi tersebut. 

Menurutnya ada saling keterkaitan dengan kecenderungan nepotisme yang sudah terlihat melalui pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres dari Prabowo Subianto.

Terlebih Gibran yang merupakan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejauh ini sudah di ambang kemenangan pada Pilpres. 

"Kemenangan paslon Prabowo-Gibran yang diduga karena peran kekuasaan menjadi mudah untuk dihubungkan dengan PSI yang dipimpin oleh putra Presiden yang lainnya yaitu Kaesang," kata Lucius saat dihubungi Tribunnews.com Minggu (3/3/2024).

Lucius melanjutkan, jika terhadap Gibran dugaan permainan berakhir dengan kemenangan, maka hal serupa bisa juga dilakukan terhadap PSI yang dalam hitung cepat nampak tak kuat menembus ambang batas 4 persen.

Baca juga: Pemuda yang Tewas Dibacok di Mampang Ternyata Bukan Ulah OTK Melainkan Imbas Aksi Tawuran

Tetapi, di real count justru secara menakjubkan bisa mendekati ambang batas parlemen. 

Lantas, dia menduga ada peran penguasa guna memuluskan jalan PSI menuju DPR RI.

"Tentu saja orang lalu menduga terjadi permainan dan konspirasi oleh kekuasaan untuk mengamankan semua kekuatan pendukung presiden di pemerintahan mendatang," ucapnya.

Dugaan itu semakin diperkuat karena disaat bersamaan PPP yang lebih dahulu terlihat sudah menggapai ambang batas justru mulai menurun suaranya di real count. 

"Yah, semua dugaan ini memang masih menunggu proses akhir rekapitulasi suara. Tentu saja menganggap kecurigaan-kecurigaan akan adanya permainan dan kecurangan tetap penting sebagai bagian dari upaya pengawasan publik atas proses rekapitulasi suara oleh KPU," ujar dia.

"Kecurigaan penting disampaikan agar KPU bekerja profesional, jujur dan adil dengan membuktikan kebenaran data sesungguhnya," pungkasnya.

Baca juga: Disorot Soal Lonjakan Suara Pemilu 2024, Ini Sejarah PSI Punya Cita-cita Mulia Soal Antikorupsi

Dalam catatan Tribunnews.com, Suara PSI meroket hanya dalam waktu tiga hari berdasarkan hasil hitung suara manual atau real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) dari 29 Februari hingga 2 Maret 2024.

Dalam rentang waktu tersebut, suara PSI bertambah hingga 230.361 suara per Sabtu (2/3/2024) pukul 15.00 WIB.

Berdasarkan hasil real count KPU pada Kamis (29/2/2024) pukul 10.00 WIB, suara PSI baru mencapai 2.171.907 atau 2,86 persen.

Suara total yang masuk berdasarkan Sirekap pada saat itu 65,48 persen atau berasal dari 539.084 TPS dari total keseluruhan 823.236 TPS.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved