Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila Sebut Ada yang Culas Padanya, Edie Toet: Ini Permainan Politik

Rektor Universitas Pancasila yang kini non aktif, Edie Toet, buka-bukaan soal kasus dugaan pelecehan seksual padanya.

Penulis: Nurmahadi | Editor: Valentino Verry
wartakotalive.com, Nurmahadi
Rektor Non-aktif Universitas Pancasila, Edie Toet Hendratno buka-bukaan soal kasus dugaan pelecehan seksual padanya. Menurutnya, ini permainan politik. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Saat ini publik sedang heboh dengan berita dugaan peleehan seksual yang dilakukan Rektor Non-aktif Universitas Pancasila, Edie Toet Hendratno (ETH).

Tentu mayoritas masyarakat terkejut, mengingat Edie Toet meupakan seorang profesor.

Setelah beberapa saat berdiam diri, akhirnya Edie Toet pun memberanikan diri tampil depan publik, mengungkap apa yang terjadi.

Kepada wartawan dia mengatakan sangat tahu karakteristik orang di sekitarnya.

Pasalnya kata Edie, dirinya telah menjadi Rektor di Universitas Pancasila selama 13 tahun.

Edie juga mengaku mengetahui, siapa orang yang hebat, dan siapa saja orang yang culas terhadapnya di Universitas Pancasila.

Baca juga: Curhat Rektor Universitas Pancasila Usai Tersandung Kasus Pelecehan Seksual, Akui 2 Bulan Dihina

"Saya tahu setiap orang di Universitas Pancasila. Saya tahu siapa yang hebat-hebat, siapa yang pintar. Tapi juga siapa yang culas," katanya, Kamis (29/2/2024).

Pemahaman setiap karakter di sebuah instansi kata Edie, merupakan pengetahuan yang harus dimiliki seorang pemimpin.

"Tapi juga itu bagian daripada pengetahuan yang harus saya miliki untuk memimpin segitu banyak orang," paparnya.

Di samping itu, Edie Toet Hendratno juga menilai jika kasus pelecehan seksual terhadap dua karyawannya, merupakan tuduhan yang tak berdasar.

Baca juga: Rektor Universitas Pancasila Bantah Dugaan Pelecehan Seksual : Enggak dong !

Edie mengatakan, isu pelecehan seksual ini, merupakan bentuk politisasi, karena mencuat berbarengan dengan pemilihan Rektor Universitas Pancasila.

Menurutnya, pelecehan seksual yang menjerat dirinya, merupakan sebuah game atau permainan dari segelintir orang, untuk menghancurkan martabatnya.

"Sama seperti lawyer yang tidak suka dengan saya itu, mengumpulkan teman-temannya untuk memberi kuasa," ujarnya.

"Dan beberapa teman-temannya itu yang kenal saya itu, 'saya nggak mau, mas Edie nggak kayak gitu'. Itu terjadi betul," imbuhnya.

Baca juga: Staf Universitas Pancasila Korban Terduga Pelecehan Rektor Dipindah Tugas, ini Alasannya

"Jadi ini memang suatu game yang dimainkan oleh orang lain, tapi menistakan harkat dan martabat saya dan keluarga," tambahnya.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved