Pilpres 2024

Timnas AMIN Temukan Pola Kecurangan Baru di Pilpres, Bambang Widjojanto: Tambah 100 Suara Tiap TPS

Timnas AMIN menemukan fakta kecurangan di Pilpres. Ternyata, sangat canggih, membuat paslon tertentu menggelembung seperti balon.

warta kota/yolanda
Anggota Dewan Pakar Timnas AMIN, Bambang Widjojanto, mengatakan pihaknya sudah memiliki segudang barang bukti kecurangan Pilpres 2024, karena itu secepatnya akan menggugat ke MK. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) menduga terdapat pola kecurangan dalam Pilpres 2024.

Anggota Dewan Pakar Timnas AMIN Bambang Widjojanto menyebut pola kecurangan tersebut berupa penggelembungan sebanyak 100 suara di tiap Tempat Pemilihan Suara (TPS).

Baca juga: TPN Ganjar-Mahfud Tempuh Jalur Hukum, Aria Bima: KPU dan Bawaslu Harus Minta Maaf, Demokrasi Rusak

Anggota Dewan Pakar Timnas AMIN Bambang Widjojanto mengklaim kecurigaan itu didapatkan

Pihaknya, kata dia, mencurigai kecurangan tersebut usai melakukan audit forensik terhadap form C1-PPWP yang masuk ke sistem Sirekap.

"Sekarang ada pola lain, karena ini sudah ketahuan loncatannya 600, 700, 800 (per TPS), kira-kira di angka itu, sekarang ini kami menduga penambahannya itu dilakukan 100-100 (suara) setiap TPS. Ada pola itu," kata Bambang, Sabtu (27/2/2024).

Bambang menyebut pola ini sebagai bukti dugaan rekayasa pada sistem pengumpulan penghitungan suara. Ia pun mengaku tim IT forensik Timnas AMIN mampu membuktikan hal tersebut.

Baca juga: Koalisi Perubahan Pecah, PKS dan NasDem Gabung Prabowo-Gibran, Pengamat: PKB dan PDIP Oposisi

"Tim IT forensik kami, kita bisa membuktikan bahwa rekayasa sistem itu terjadi," ujar dia yang pernah menjadi pimpinan KPK tersebut.

Bambang juga menduga ada upaya pengaturan (setting) algoritma sistem dalam server KPU untuk memenangkan paslon tertentu.

Dia menuturkan upaya setting itu dilakukan demi memenangkan satu paslon tertentu agar perolehan suara mereka secara otomatis di atas 50 persen.

"Jadi ada yang sudah di-setting, algoritma sistem di-setting untuk pemenangan paslon tertentu yang secara otomatisasi di atas 50 persen," jelas dia.

Bambang juga mengaku telah mengantongi hasil audit forensik terhadap form C1 yang terindikasi terdapat kecurangan.

Dirinya enggan membuka hasil audit forensik form C1 itu. Bambang beralasan form itu nanti malah akan direvisi pihak terkait untuk mengaburkan dugaan kecurangan.

Bambang menegaskan akan membawa seluruh bukti audit forensik ini ke sidang sengketa Pemilu di Mahkamah Konstitusi.

"Kenapa ada bagian yang ditutup? karena kalau kami kemudian membuka bagian itu akan ada revisi. juga akan dilakukan forensik lain," tutur dia.

"Jadi kalau terus main-main, forensik ini akan kami buka di depan Mahkamah Konstitusi," imbuhnya.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved