Pemilu 2024

Bersaing dengan Istri Uya Kuya, ART Yuni Tak Gentar jadi Caleg DPRD DKI: Saya Kampanye Sebisanya

Yuni terdaftar sebagai Caleg DPRD DKI di Dapil 7Jakarta Selatan, yang meliputi Kecamatan Kebayoran Lama, Kebayoran Baru, Pesanggrahan, Cilandak

Penulis: Nurmahadi | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Nurma Hadi
Yuni Sri Rahayu (41) ditemui di rumahnya di Jakarta Selatan, Jumat (2/2/2024) 

Laporan Reporter Wartakotalive.com, Nurmahadi 

WARTAKOTALIVE.COM, CILANDAK- Seorang pekerja rumah tangga (PRT), Yuni Sri Rahayu (41), maju sebagai Caleg DPRD DKI, dari Partai Buruh.

Yuni terdaftar sebagai Caleg DPRD DKI di Dapil 7Jakarta Selatan, yang meliputi Kecamatan Kebayoran Lama, Kebayoran Baru, Pesanggrahan, Cilandak, dan Setiabudi.

Berada di Dapil 7 kata Yuni, merupakan tantangan yang cukup besar, lantaran harus bersaing dengan nama-nama besar.

Salah satunya Istri dari artis Uya Kuya, yakni Astrid Kuya.

"Kalau partai-partai lain kan besar-besar semua, ada kan artis istrinya Uya Kuya itu Dapil 7 juga," ucap Yuni di kediamannya, Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (2/2/2024).

Baca juga: Kisah ART Bernama Yuni, Nekad Nyaleg di Jaksel Bermodal Rp2,5 Juta, Tiap Kampanye Dicuekin Warga

Namun, ibu empat anak itu mengaku tak terlalu memikirkan caleg lain, yang menjadi saingannya.

Soal kalah atau pun menang lanjut Yuni, merupakan kehendak Allah SWT. Dia mengaku hanya bisa berkampanye sebisanya.

"Cuma saya ya sudah biarin saja. Toh mereka yang punya modal mau dia berkampanye seperti apa itu kan hak mereka. Saya kampanye sebisanya," tutur Yuni.

"Soal kalah menang itu Wallahualam. Insya Allah nggak stres. Kalau budget saya minim, memang bisanya segitu," sambungnya.

Di samping itu, Yuni menuturkan, dirinya maju sebagai Caleg, karena ingin memperjuangkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT).

"Ya memang saat ini kan kita sedang memperjuangkan RUU PPRT yang sudah 20 tahun masih juga gak ada kabar yang buat kita para PRT. Itu lah yang membuat saya mau nggak mau, siap nggak siap, ya sudah saya mau jadi caleg," ungkapnya.

Menurutnya, para pekerja rumah tangga saat ini, hanya dilindungi olsh UU Ketenagakerjaan, dan hal itu dinilai belum cukup.

"Ketika kita punya masalah, UU Ketenagakerjaan belum cukup untuk melindungi PRT," ungkapnya. 

Dapat diskriminasi

Yuni berkisah mengenai pengalaman dirinya sejak memutuskan menjadi seorang caleg.

Banyak duka yang dia alami

Yuni mengaku mendapatkan diskriminasi, saat akan berkampanye di lingkungan rumahnya.

Baca juga: Yuni PRT yang Jadi Caleg dari Partai Buruh, Alami Diskriminasi Hingga Jadi Korban Pelecehan Verbal

Yuni mengatakan, tak diperbolehkan melakukan sosialisasi di lingkungan rumahnya, kawasan Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, lantaran sudah ada dua Caleg dari partai lain, yang sudah berkampanye.

"Jujur saja di sini, rumah saya, waktu minta izin untuk sosialisasi sama RT di sini ya dia bilang gini, 'Karena di sini sudah dukung dua caleg, jadi enggak bisa sosialisasi'," ujar dia kepada wartawan, Jumat (2/2/2024).

Meski demikian, Yuni mengaku tak terlalu ambil pusing atas hal tersebut.

Dia lebih memilih untuk mengalah, dan melakukan sosialisasi di tempat lain.

"Iya diskriminasi halangan pasti ada ya kan, tapi kan kita nggak tahu, jadi ya sudah. Saya juga nggak berambisi untuk menang, saya hanya menjalani proses yang ada saat ini," ungkapnya.

Baca juga: Ingin Bermanfaat untuk Orang Lain, Nisya Ahmad Pilih Terjun ke Panggung Politik dengan Menjadi Caleg

Sejauh ini, Yuni hanya mengeluarkan Rp 2,5 juta selama berkampanye. Itu pun dia sisihkan dari penghasilannya, sebagai seorang pekerja rumah tangga.

Uang itu, digunakan Yuni untuk membuat alat peraga kampanye (APK), seperti poster, stiker, gantungan kunci, dan kalender.

"Ya pokoknya kalau dari awal, misal kayak APK saja, itu nggak sampe Rp 2 juta, cuma kalau sama tes seperti itu bisa sampai sekitar Rp 2,5 juta," kata Yuni.

Kini, Yuni terdaftar sebagai Caleg DPRD DKI dapil 7, meliputi Kecamatan Cilandak, Pesanggrahan, Kebayoran Lama, Kebayoran Baru, dan Setiabudi.

Yuni mengibaratkan dirinya sebagai "Caleg Dhuafa", lantaran tak memiliki modal besar.

Baca juga: Adelia Wilhelmina Selalu Temani Pasha Ungu Sejak Menikah, dari Urus Anak hingga Sama-sama Jadi Caleg

"Kalau saya sendiri dari partai buruh kan kita bilangnya caleg dhuafa ya, yang istilahnya nggak punya modal. Walaupun punya modal istilahnya dari pribadi sendiri, sebisa kita. Saya menyiasatinya dari upah saya sedikit demi sedikit," ujar dia.

 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved