Pilpres 2024

Jusuf Kalla Sebut Pemilu 2024 Terburuk, TKN Prabowo-Gibran: Belum Pernah Rasakan Posisi Oposisi

Menurut Jokowi, seorang presiden boleh ikut berkampanye dan berpihak pada salah satu paslon, asal tak menggunakan fasilitas negara.

Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: Feryanto Hadi
layar tangkap Kompas TV
Ahmad Muzanikarta Pusat, Senin (23/10/2023). 

Menurut JK, meski pemilu zaman Orde Baru berlangsung tidak adil, namun cara-caranya dilakukan tidak dengan intimidasi.

"Bahwa ada artinya mengarahkan (saat Orde Baru) ada juga, tapi tidak dengan ancaman seperti sekarang, tidak masif dari atas ke bawah. Tetapi, sistemnya memang dikuasai," kata Jusuf Kalla

Respons Fahri Hamzah Soal Isu Pemakzulan Presiden Jokowi

Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah menegaskan narasi pemakzulan atau impeachment Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sengaja dihembuskan oleh kelompok kiri dan kanan.

Kelompok kiri dan kanan yang dimaksud Fahri Hamzah yakni pasangan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 dan 3.

Kata Fahri Hamzah, mereka marah dan melihat kemenangan pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang mengusung narasi keberlanjutan dan rekonsiliasi sudah tidak bisa dibendung lagi.

"Jadi intinya, adalah semua yang muncul karena kepepet, sebenarnya itu manifestasi dari kegalauan saja. Bahwa konsepsi yang kita bangun sejak awal, tentang keberlanjutan dan rekonsiliasi itu memang sulit dilawan," katanya Fahri dikutip pada Kamis, (25/1/2024).

Baca juga: Deklarasi Dukungan untuk Prabowo-Gibran di Jakarta Utara, Ketua AMG Optimis Menang Satu Putaran

Fahri mengatakan, bahwa konsep keberlanjutan dan rekonsiliasi tersebut sangat kuat.

Sehingga kata dia, tidak mungkin dihadapkan dengan konsep-konsep yang tidak jelas, sebagai akibat dari ketidakjelasan sistem pemilu dan mekanisme pembentukan koalisi.

"Kami betul-betul mengambil posisi sebagai keberlanjutan dan rekonsiliasi kabinet, yang mendukung perjalanan yang sudah ditempuh oleh para pemimpin sebelumnya untuk menuju Indonesia Emas 2045," katanya.

Menurut Fahri, upaya untuk membangun Indonesia Emas 2045 disebut Indonesia sebagai superpower baru ini, susah untuk dilawan oleh paslon yang membawa konsep marah-marah dan konsep kecewa.

"Gagasan ini sudah terlalu kuat, memang susah untuk dibongkar, meskipun kelompok kanan mengambil capres di tengah jalan yang dianggap hero, itu semua konsepnya kemarahan."

"Terakhir muncul, adanya kekecewaan dari Ganjar dan kawan-kawan, khususnya PDIP, karena Pak Jokowi tidak mendukung mereka"

"Jadi kelompok kanan itu, konsepnya marah-marah, kelompok kiri ini konsepnya kecewa," ujarnya.

Karena itu, kata Fahri, tidak mengherankan apabila hasil survei pasangan Prabowo-Gibran sangat tinggi.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved