Pilpres 2024

Pakar Nilai Debat Cak Imin-Mahfud di Level Kebijakan, Gibran Seperti Tebak-Tebakan Anak Sekolah

Cak Imin dan Mahfud MD menunjukkan kapasitas sebagai sosok calon pemimpin yang berada di level kebijakan di debat cawapres kedua, Minggu (21/1/2024)

Kolase foto/istimewa
Debat Capres keempat akan tampil Cawapres Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD pada Minggu (21/1/2024) 

WARTAKOTALIVE.COM JAKARTA -- Pakar kebijakan publik dan CEO Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat menilai bahwa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan Mahfud MD menunjukkan kapasitas sebagai sosok calon pemimpin yang berada di level kebijakan di debat cawapres kedua, Minggu (21/1/2024) malam.

Sedangkan, Gibran Rakabuming Raka belum matang dan berada di level tebak-tebakan anak sekolah.

Dia menjelaskan, dalam pembuatan kebijakan, kemampuan untuk memahami persoalan dengan cara pandang yang strategis bukanlah opsi, melainkan keharusan. 

Menurutnya, seorang policy maker yang efektif harus mampu menembus permukaan masalah dan melihat gambaran besar, mengidentifikasi akar permasalahan dan potensi solusi jangka panjang. 

"Ini bukan hanya tentang mencari solusi, tapi membangun strategi yang berkelanjutan dan menciptakan dampak positif yang luas," ujar Achmad Nur, Senin (22/1/2024).

Baca juga: Jadi Bintang di Debat Semalam, Cak Imin Sukses Membanggakan Kalangan Santri dan NU

Selanjutnya, kata dia, kecakapan menempatkan prioritas terpenting adalah kunci.

Dalam dunia yang serba cepat dan penuh dengan isu yang bersinggungan, kemampuan untuk menentukan mana yang harus diutamakan menentukan efektivitas kebijakan. 

"Debat cawapres terakhir membuka mata kita pada realitas kebijakan di Indonesia. Di satu sisi, ada Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD yang berusaha membahas tema dengan serius dan dalam kerangka 'policy debate'.

Mereka menunjukkan pemahaman mendalam tentang isu dan potensi solusinya, serta kemampuan untuk mengkomunikasikannya kepada publik dengan efektif," tuturnya.

"Di sisi lain, ada Gibran. Penampilannya dalam debat terakhir menunjukkan kekurangan yang mencolok. Sebagai contoh, ketika Gibran menyentuh soal litium.

Pertanyaannya tidak jelas arah dan tujuannya dalam konteks kebijakan nasional. Ini mencerminkan kurangnya pemahaman substansial tentang isu yang dibahas," kata Achmad Nur.

Baca juga: Gibran Kembali Kerjai Cak Imin dan Mahfud, Pengamat: Bentuk Kekonyolan Anak Muda di Panggung

Dia menilai, perilaku Gibran menunjukkan kecenderungan lebih mengutamakan gimmick ketimbang substansi.

Pakar kebijakan publik dan CEO Narasi Institute Achmad Nur Hidayat soal penampilan ketiga cawapres pada debat capres keempat, Minggu (21/1/2024)
Pakar kebijakan publik dan CEO Narasi Institute Achmad Nur Hidayat soal penampilan ketiga cawapres pada debat capres keempat, Minggu (21/1/2024) (Wartakotalive/Yolanda Putri Dewanti)

Ini seperti permainan anak sekolah daripada debat serius tentang masa depan bangsa. 

Achmad Nur menambahkan, sikap Gibran yang cenderung tengil dan kurang menghargai etika debat kebijakan, seperti yang diperlihatkan dalam interaksi dengan Muhaimin dan Mahfud MD, menunjukkan kekurangan dalam kematangan dan pemahaman etika politik.

"Gibran, dalam debat ini, tidak hanya gagal menunjukkan dirinya sebagai sosok pemimpin yang matang, tetapi juga sebagai seseorang yang belum cukup serius dalam berkontribusi pada diskusi kebijakan publik."

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved