Pilpres 2024

Utang Luar Negeri Indonesia Tinggi, Ini Strategi Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo

Anies Rasyid Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo pernah memaparkan strategi menghadapi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia.

Editor: PanjiBaskhara
Istimewa
Anies Rasyid Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo pernah memaparkan strategi menghadapi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia. Foto Kolase: Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan 

Capres nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan menyoroti utang berisiko pada terjadinya intervensi kedaulatan Indonesia.

Hal itu dikatakan Anies Baswedan dalam debat ketiga Pilpres 2024 yang diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).

Anies Baswedan juga menilai ada batasan besaran utang tertentu yang masih aman bagi negara berkembang dan menengah seperti Indonesia, yang berbeda dengan negara maju.

"Utang luar negeri adalah instrumen yang sah. Namun, ada risiko intervensi kedaulatan oleh negara pemberi utang. Pertanyaannya, apa kebijakan pasangan calon untuk menghindari intervensi kedaulatan Indonesia akibat utang yang terus bertambah?" tanya Anies Baswedan.

Anies Baswedan menilai, sebaiknya disebutkan berapa proporsi yang ideal untuk utang di Indonesia.

Anies menanggapi pernyataan Capres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto yang ironisnya mengatakan, utang luar negeri Indonesia ialah yang terbaik.

"(Tidak cukup) kalau hanya mengatakan bahwa utang kita termasuk yang terbaik, berapa angkanya. Menurut hemat kami, (rasio) utang kita harus maksimal berada di angka 30 persen dari GDP (produk domestik bruto/gross domestic product), sehingga kita aman di bawah 30 persen,” ujar Anies.

Menurut Anies Baswedan, utang tetap dapat dilakukan, tetapi memperhatikan beberapa kondisi.

"Caranya apa (agar 30 persen GDP) dengan pertama, menata utangnya, yang kedua memperbesar GDP-nya. Yang tidak kalah penting adalah melakukan pengembangan skema-skema yang lebih kreatif dalam mencari utang luar negeri, termasuk melibatkan swasta" tegasnya.

Anies pun menilai perlu mengurangi kebocoran pajak dalam pengelolaan utang negara.

"Lalu memastikan bahwa ada perluasan wajib pajak yang harapannya nanti akan memperkuat juga di (rasio) GDP kita di samping mengurangi kebocoran pajak dan utang-hutang yang kita gunakan untuk aktivitas produktif,” kata dia.

Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 itu meminta utang jangan dipakai untuk aktivitas yang tidak produktif, sehingga menghambur-hamburkan anggaran negara yang terbatas.

“Jangan sampai utang itu digunakan untuk kegiatan yang non-produktif, misalnya utang dipakai untuk membeli alutsista bekas oleh Kementerian Pertahanan. Itu bukan sesuatu yang tepat" pungkasnya.

Strategi Prabowo Subianto

Calon Presiden nokor urut 2 Prabowo Subianto mendapatkan pertanyaan dengan subtema Politik Luar Negeri.

Begini lengkapnya pertanyaan tersebut:

Utang luar negeri adalah instrumen pembayaran yang sah. Namun ada risiko intervensi kedaulatan pleh negara pemberi utang.

Apa kebijakan paslon untuk menghindari intervensi kedaulatan Indonesia akibat utang yang terus bertambah?

Menjawab hal itu, Prabowo mengatakan hal tersebut bisa dicapai dengan kekuatan pertahanan.

Dengan pertahanan yang kuat, kata dia, maka Indonesia tidak bisa diintervensi.

Hal tersebut disampaikannya dalam Segmen 3 Debat Ke-3 Pilpres 2024 pada Minggu (7/1/2024).

"Kita harus punya kekuatan pertahanan yang kuat supaya tidak bisa diintervensi, tidak bisa digertak, tidak bisa diintimidasi. Hanya dengan kekuatan kita akan dihormati."

"Dan kita akan amankan kekayaan kita, amankan ekoni kita, amankan pembangunan kita menuju Indonesia makmur, Indonesia kaya," kata dia.

"Saya tegaskan kembali bahwa pelajaran sejarah manusia, yang lemah akan selalu ditindas. Kita lihat saja apa yang terjadi di Gaza. Kita tidak boleh lemah, kita tidak boleh dilindas oleh bangsa lain," sambung dia.

Ia menjelaskan sekarang rasio utang luar negeri Indonesia jika dibandingkan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) adalah salah satu yang terendah di dunia. 

Saat ini, kata dia, posisi Indonesia masih berada masih di sekitar 40 persen.

Sementara itu, kata dia, banyak negara jauh di atas Indonesia.

Ia akui, dengan pengelolaan yang baik dan dengan strategi ekonomi yang tepat terutama hilirisasi, maka Indonesia bisa mendapat keuntungan bangsa memperkuat posisi tawarnya. 

"Jadi saya kok tidak terlalu khawatir negara lain mau intervensi kita soal utang, kita sangat-sangat dihormati, kita tidak pernah default (gagal bayar)."

"Saya keliling seluruh dunia, mereka sangat hormat dengan Indonesia. Kita tidak pernah gagal utang. Dan saya sangat optimis," kata dia.

(Wartakotalive.com/Tribunnews.com/Dennis Destryawan/Gita Irawan)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved