Berita Jakarta

Pengamat Heran Sebagian Masyarakat Enggan Naik Bus Transjakarta, Meski Tarif Terjangkau

Pengamat transportasi Ki Darmaningtyas mengungkapkan keheranannya pada sebagian masyarakat yang tak mau naik bus Transjakarta. Kenapa?

tribunnews.com
Pengamat transportasi Ki Darmaningtyas tak habis pikir sebagian masyarakat belum mau naik bus Transjakarta, padahal tarifnya sangat murah. 

Dia mengisahkan, sebuah tas milik temannya sempat tertinggal di armada Transjakarta rute Gondangdia-Balai Kota pada 2023 lalu.

“Kawan itu (mengirim pesan) WhatsApp ke saya lalu saya teruskan ke manajemen Transjakarta, dan tas tersebut akhirnya bisa terselamatkan," ucapnya.

"Ini adalah contoh konkret bahwa keamanan layanan Transjakarta cukup bagus maka jangan ragu naik Transjakarta untuk mobilitas sehari-hari,” lanjutnya.

Tarif tidak Pernah Naik

Bus Transjakarta atau yang dulunya dikenal Busway hari ini genap berusia 20 tahun.

Angkutan massal ini merupakan warisan dari Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso atau Bang Yos pada 15 Januari 2004 silam.

Menurut Ki Darmaningtyas, biasanya tarif angkutan umum akan mengikuti dengan harga jual bahan bakar minyak (BBM) di pasaran yang naik.

Namun, bus yang dikelola PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) ini tetap bertahan karena mendapat dana subsidi atau public service obligation (PSO) dari Pemprov DKI Jakarta setiap tahun.

“Bila semula tarifnya selalu naik setiap kali ada kenaikan harga BBM sekarang sudah 19 tahun tidak naik, tetap Rp 2.000 sebelum jam 07.00 dan Rp 3.500 (setelahnya),” ujarnya.

Bus Transjakarta sudah 20 tahun, namun tarifnya tetap murah.
Bus Transjakarta sudah 20 tahun, namun tarifnya tetap murah. (Beritajakarta.id)

Darmaningtyas mengatakan, pada awalnya masyarakat banyak yang menolak dengan pembangunan angkutan massal ini.

Kehadirannya dianggap menambah kemacetan jalan, karena memakan satu bagian jalan raya untuk digunakan sebagai lajur Transjakarta.

Namun, akhirnya diterima oleh publik secara gembira, setelah pelayanan yang diberikan Transjakarta kian prima.

Selain tarifnya flat Rp 3.500 per orang, Transjakarta juga sudah terintegrasi dengan angkutan umum lainnya seperti LRT Jabodebek, LRT Jakarta, KRL Commuterline Jabodetabek, MRT Jakarta, JakLingko dan angkutan online.

“Semua armada Transjakarta bebas asap rokok, dan sistem pembayarannya dari yang sebelumnya ongkos dibayar tunai, sekarang non tunai,” imbuhnya.

Berdasarkan antusiasme masyarakat yang ingin menggunakan Transjakarta, membuat Bang Yos makin mudah mewujudkan pembangunan lajur berikutnya.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved