Berita Jakarta
Pengamat Heran Sebagian Masyarakat Enggan Naik Bus Transjakarta, Meski Tarif Terjangkau
Pengamat transportasi Ki Darmaningtyas mengungkapkan keheranannya pada sebagian masyarakat yang tak mau naik bus Transjakarta. Kenapa?
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) terus berbenah melayani penumpang. Kini sudah genap 20 tahun perseroan daerah itu melayani penumpang di Jakarta dan sekitarnya.
Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Ki Darmaningtyas mengatakan, selaim tarifnya sangat terjangkau hanya Rp 3.500 per orang, Transjakarta juga memberikan jaminan keselamatan, keamanan, kenyamanan, dan keterjangkauan.
Adanya pembagian ruang di dalam armada untuk bus besar, bahwa bagian depan khusus untuk penumpang perempuan dan belakang area bebas untuk laki-laki dan perempuan, adalah dalam rangka mewujudkan layanan yang lebih nyaman bagi kaum perempuan.
Baca juga: MTI Sebut Transjakarta Tahun 2024 akan Rambah 117 Kawasan Perumahan di Bodetabek
“Bahkan sekarang ada armada khusus untuk perempuan, yaitu bus berwana pink,” ujar Darmaningtyas, Senin (15/1/2024).
Menurutnya, sekal tahun 2016, Transjakarta juga memberikan layanan bagi kaum disabilitas dengan armada Trans Care yang dapat menjemput dan mengantarkan kaum disabilitas untuk bepergian di dalam kota Jakarta.
Kemudian ada layanan gratis bagi mereka yang telah berusia di atas 60 tahun dan mendaftarkan untuk mendapatkan layanan gratis.
“Semua itu terjadi karena Pemprov DKI Jakarta memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan subsidi kepada layanan Transjakarta melalui PSO yang besarannya mungkin jauh lebih gede dibandingkan dengan APBD suatu kota atau kabupaten,” ungkapnya.
Baca juga: Spanduk Heru Budi Banyak Bertebaran di Halte Transjakarta, Sekda DKI: Enggak Merusak Estetika Kok
Darmaningtyas menjelaskan, tujuan Pemprov DKI Jakarta memberikan subsidi yang besar kepada layanan Transjakarta agar warga Jakarta merasa selamat, aman, nyaman, dan terjangkau menggunakan Transjakarta.
Dengan begitu mereka beramai-ramai meninggalkan kendaraan pribadinya guna mengurangi kemacetan di Kota Jakarta.
“Jadi PSO itu adalah instrumen bagi Pemprov DKI Jakarta untuk mendorong warga DKI Jakarta menggunakan angkutan umum massal berbasis bus,” ucapnya.
Oleh karena itu, kata dia tantangan terbesar bagi Transjakarta di usianya yang ke-20 ini adalah bagaimana dapat sebanyak mungkin menarik pengguna kendaraan pribadi, baik roda dua maupun empat untuk naik Transjakarta.
Baca juga: Larangan Penumpang Transjakarta Pakai Atribut Parpol Minta Direvisi, PKS: Aneh, Kan Cuma Pakaian
Harapannya tingkat kemacetan di Kota Jakarta menjadi berkurang.
“Sebagai pengguna angkutan umum, saya merasa heran warga Jakarta atau mereka yang tinggal di Jakarta enggan menggunakan angkutan umum termasuk Transjakarta Busway," ujarnya.
"Padahal jelas, layanannya jauh lebih baik dibandingkan dengan 10 silam atau dibandingkan dengan layanan angkutan umum reguler,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, pelayanan yang diberikan Transjakarta juga sangat baik dan ramah.
Tak Hanya ITCS Berbasis AI, Pemprov DKI Harus Benahi Penyempitan Jalan dan Transum |
![]() |
---|
Kanwil Kemenkum DK Jakarta Gelar Rapat Pleno Harmonisasi Ranperda dan Rapergub |
![]() |
---|
Datangi Bareskrim Polri, Ridwan Kamil Jalani Pemeriksaan Tambahan setelah Hasil Tes DNA Diumumkan |
![]() |
---|
Fasilitas Umum di Jakarta Rusak Akibat Demo di DPR, Pramono: Segera Kami Perbaiki |
![]() |
---|
276 Pelajar Dicegat Polisi Saat Hendak Ikut Demo Buruh di DPR, Ada yang Kedapatan Bawa Panah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.