Pilpres 2024

Tak Terima Gibran Dianggap Langgar Aturan Pemilu, TKN Sebut Bawaslu Jakpus Lampaui Kewenangan

Surat rekomendasi Bawaslu Jakarta Pusat diteruskan ke Bawaslu DKI Jakarta untuk selanjutkan disampaikan kepada instansi terkait.

Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Alfian Firmansyah
Komandan Tim Echo (Hukum dan Advokasi) TKN Prabowo-Gibran Hinca Pandjaitan di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Kamis (4/1/2024). 

"Setelah hasil verifikasi, yang dilakukan kajian. Secara umum, di dalam konteks penanganan pelanggaran, ini namanya pengkajian," kata Benny. 

BERITA VIDEO: Menunggu Kedatangan Putrinya, Jenazah Rizal Ramli Dimakamkan Kamis Siang

 

Sentilan Ganjar-Mahfud dan Jubir Timnas AMIN

Program makan siang gratis digagas Capres dan Cawapres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka masih jadi perbincangan.

Baik itu dari kubu Capres dan Cawapres Nomor Urut 1, Anies Rasyid Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin atau Gus Imin (AMIN), dan Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD ikut mengomentari program Prabowo-Gibran tersebut.

Diketahui, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD kompak sentil program makan siang gratis digagas Prabowo-Gibran

Ganjar Pranowo beberapa kali sindir program makan siang gratis Prabowo-Gibran yang disebut-sebut bisa menelan anggaran Rp400 triliun.

Catatan Tribunnews.com, Ganjar Pranowo sempat melontarkan sindirannya saat hadiri acara alumni GMNI di Gedung Serbaguna GBK, Senayan, Jakarta, Kamis (28/12/2023).

Ganjar Pranowo awalnya mengungkap selama dirinya berkampanye keliling daerah kerap menerima banyak keluhan, seperti keluhan kekurangan fasilitas kesehatan.

Keluhan tersebut menurut Ganjar Pranowo menunjukan jika rakyat masih menemui sejumlah kesulitan.

Ganjar lantas menyinggung program Prabowo-Gibran terkait makan siang gratis yang menggunakan anggaran besar.

"Maaf, dan 400 T mau digunakan untuk makan siang," kata Ganjar Pranowo disambut tawa hadirin.

Lebih lanjut, Ganjar minta para eksponen Alumni GMNI sebagai orang yang berintelektual harus kritis terhadap jargon dan program politik.

"GMNI, alumni GMNI adalah intelektual, mari kita makin kritis pada soal jargon , pada soal program, pada soal gimik, karena di balik politik yang besar, di balik debat yang ditonton tepuk tangan yang sangat meriah, sebenarnya ada tanggung jawab moral kita untuk melakukan pendidikan politik kepada rakyat, jangan bohongi rakyat," katanya.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved