Kabar Duka

Tangis Keluarga Pecah, Panglima Tanah Abang Bang Ucu Dimakamkan Bertumpuk dengan Istri Pertama

Tangis keluarga pecah kala mengantar almarhum M. Yusuf Muhi atau yang karib disapa Bang Ucu ke peristirahatannya yang terakhir, di TPU Karet Bivak

Warta Kota/Nuri Yatul Hikmah
Jenazah Bang Ucu dimakamkan bertumpuk dengan istrinya di TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat. 

WARTAKOTALIVE.COM, TANAH ABANG — Tangis keluarga pecah kala mengantar almarhum M. Yusuf Muhi atau yang karib disapa Bang Ucu ke peristirahatannya yang terakhir, TPU Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2024). 

Sosok panglima perang tiada tanding itu kini terbujur kaku dalam damai selama-lamanya.

Istri serta anak-anaknya yang mendampingi pun tak kuasa menahan kesedihannya kala tubuh sang ayah masuk ke liang lahad.

Terlebih, jenazah Bang Ucu dimakamkan dengan cara ditumpuk dengan makam istri pertamanya, Ida Royana.

Legenda Betawi M. Yusuf Muhi Bang Ucu, meninggal dunia di kediamannya, Jalan Kebon Pala III, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (2/12/2023). Bang Ucu menghembuskan napas terakhirnya pada usai ke-76 tahun, sekira pukul 16.15 WIB.
Legenda Betawi M. Yusuf Muhi Bang Ucu, meninggal dunia di kediamannya, Jalan Kebon Pala III, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (2/12/2023). Bang Ucu menghembuskan napas terakhirnya pada usai ke-76 tahun, sekira pukul 16.15 WIB. (wartakotalive.com, Nurmahadi, istimewa)

Pantauan Wartakotalive.com di lokasi, jenazah Bang Ucu tiba di area pemakaman keluarga sekira pukul 13.05 WIB.

Isak tangis keluarga yang telah menunggu kedatangan jenazah pun pecah. Beberapa anggota keluarga bahkan terkulai lemas di tempat duduk yang berada dekat dengan liang lahad.

Setelah itu, jenazah Bang Ucu langsung dikebumikan diiringi dengan lantunan tahlil. 

Beberapa warga nampak menenangkan sejumlah anggota yang menangis kala melepas kepergian tokoh betawi Tanah Abang tersebut.

Baca juga: Tokoh Tanah Abang Bang Ucu Meninggal Dunia, Ini Kenangan Chatu Terhadap Sang Ayah

Pasalnya, Bang Ucu meninggalkan 13 orang anak dari tiga istri yang dinikahinya.

Satu persatu anggota keluarga mulai menabur bunga dan menyirami air mawar ke nisan Bang Chatu dan almarhum istrinya usai liang lahadnya tertutup sempurna.

Mereka menabur bunga di atas nisan Bang Chatu dan juga istrinya, Ida.

Menurut putra Bang Ucu, Chatu Badra Mandrawata, ditumpuknya jenazah sang ayah di atas almarhum istrinya itu berdasarkan permintaan keluarga. 

"Dimakamkan di TPU Karet Bivak ditumpuk sama ibu saya. Emang permintaan saudara dan keluarga begitu," kata Chatu saat ditemui Warta Kota di rumah duka, Jalan Kebon Pala III, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu.

Baca juga: Jenazah Bang Ucu Diarak Ratusan Warga dari Rumah Duka sampai TPU Karet Bivak

Sebelumnya diberitakan, ratusan warga ikut mengantar jenazah M.Yusuf Muhi alias Bang Catu ke peristirahatannya yang terakhir, di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2023). 

Diketahui, Bang Ucu merupakan sosok panglima perang Tanah Abang yang berhasil menaklukan aksi premanisme Rosario de Marshall alias Hecules 1990-an.

Pantauan Wartakotalive.com di lokasi, jenazah Bang Ucu dibawa dari rumah dukanya di Jalan Kebon Pala 3, Tanah Abang, Jakarta Pusat menuju Masjid Al-Ma'mur Kebon Kacang untuk disalatkan. 

Kala itu, anggota keluarga Bang Ucu kompak menggotong keranda sang ayah yang sudah dibalut kain hijau.

Jenazah Bang Ucu disalatkan sekira pukul 12.30 WIB seusai salat Dzuhur berjamaah.

Diiringi oleh ribuan warga, pemuka agama, tokoh betawi, dan komunitas-komunitas di Tanah Abang, Jakarta Pusat, jenazah Bang Ucu dibawa ke TPU Karet Bivak dengan berjalan kaki. 

Sembari mengucapkan kalimat tahlil di sepanjang jalan dari KH Mas Mansyur menuju TPU Karet Bivak, ratusan masyarakat itu berbondong-bondong mengantar sang panglima perang itu. 

Sesekali, warga yang mulanya menaiki motor turun demi bisa menggotong keranda Bang Ucu hingga ke peristirahatannya yang terakhir.

Iring-iringan jenazah Bang Ucu itu mengundang perhatian masyarakat.

Hal itu terlihat dari banyaknya pengendara motor yang berhenti untuk menengok iring-iringan itu atau mengabadikannya. (m40)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved