Pemilu 2024

Antisipasi Petugas KPPS Banyak Wafat saat Tugas karena Capek, KPU DKI Siapkan Santunan

KPU DKI Jakarta menyiapkan anggaran santunan buat petugas KPPS, karena belajar dari Pemilu 2019 bayak yang meninggal kecapekan.

Ist
Ketua KPU Provinsi DKI Jakarta Wahyu Dinata mengatakan pihaknya menyiapkan anggaran santunan buat petugas KPPS yang meninggal akibat kecapekan saat Pemilu 2024. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Ketua KPU DKI Jakarta Wahyu Dinata mengatakan pihaknya bakal mempersiapkan santunan bagi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia saat menjalankan tugas.

Namun, Wahyu belum membeberkan besaran santunan yang disiapkan.

Baca juga: Lowongan Petugas KPPS Pemilu 2024, Simak Cara Daftar dan Honor yang Didapat

Pihaknya, belum bisa menjelaskan hal tersebut secara detail lantaran harus mengecek data yang telah ditetapkan KPU.

"Kami di KPU punya anggaran bagi mereka yang nanti mungkin mendapatkan musibah, tentu saja ada santunan," jelas Wahyu Dinata, Rabu (20/12/2023).

Meskipun demikian, dia mengatakan bahwa santunan tetap ada apabila terdapat petugas KPPS yang meninggal dunia akibat kelelahan, kecelakaan, maupun penyebab lainnya.

"Tapi tetap ada. Jadi kayak pemilu kemarin kan banyak temen-temen yang dapat santunan kan, karena mereka meninggal dunia atau misal kecelakaan dan sebagainya," imbuhnya.

Baca juga: Tekan Angka Kematian Petugas KPPS, KPU DKI Jakarta Minta Ada Pemeriksaan Kesehatan

Selain itu, demi mengantisipasi petugas KPPS yang kelelahan pada hari pemungutan dan penghitungan suara, pihaknya turut menggandeng Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta untuk memastikan kesehatan para petugas.

"Kami kerjasama dengan Dinkes kemarin. Dinkes menggratiskan (pemeriksaan kesehatan). Sehat bukan hanya sebatas ditanya terus dicek darahnya, tetapi dicek kolesterolnya kalau saya tidak salah, semuanya juga dicek," ucapnya.

Wahyu menyebut rekrutmen petugas KPPS disambut antusias oleh masyarakat.

"Kemarin aja di hari pertama di beberapa tempat itu sudah ribuan di DKI Jakarta, termasuk Kepulauan Seribu. Nah ini kita lagi coba menginventarisir mana yang masih kurang, nanti kita akan melengkapi dengan prosedur yang ada, kalau masih banyak nanti tentu saja kami akan seleksi sebaik mungkin," jelasnya.

Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilihan Umum KPU DKI Jakarta Dody Wijaya, menegaskan pihaknya bakal berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta dalam mengantisipasi petugas KPPS meninggal dunia saat menjalankan tugas.

“Pertama, kami akan melakukan pemeriksaan kesehatan yang komprehensif,” ucap Dody.

Pihaknya merujuk dari dara Kemenkes dan UGM terkait Pemilu 2019 lalu, banyak petugas KPPS yang sakit dan meninggal karena faktor komorbid dan penyakit kardiovaskular.

“Kami ingin memastikan petugas yang nanti bertugas itu bebas dari penyakit komorbid dan penyakit kardiovaskular. Ini kerja sama dengan Dinkes dan sudah support dengan mengeluarkan surat edaran pemeriksaan kesehatan komprehensif dan gratis di puskesmas di seluruh DKI Jakarta,” jelas dia.

Dia menyebut kepada pihak Dinkes untuk membantu penyediaan ambulans gawat darurat yang siaga di setiap kecamatan.

“Kami inginnya di setiap kelurahan satu ambulans dan satu tenaga medis, tapi Dinkes menyanggupi per kecamatan 2-3 ambulans gawat darurat,” ujar Dody.

Pihaknya menyatakan akan melakukan pemetaan dan pemeriksaan kesehatan bersama dengan Dinkes, utamanya terkait database tempat pemungutan suara (TPS) yang rawan petugas sakit.

Nantinya, akan terdapat tiga hasil pemeriksaan kesehatan, yaitu sehat, sehat dengan catatan, dan tidak sehat.

“Kalau tidak sehat tidak bisa menjadi anggota KPPS. Tapi, bagi yang sehat dengan catatan, yang perlu atensi itu akan menjadi monitor dari dinas kesehatan untuk mengerahkan petugas KPPS terdekat dengan lokasi yang banyak petugas yang sakitnya,” jelasnya.

Tak hanya itu, lantaran beban pekerjaan yang cukup berat dan menguras tenaga serta pikiran Dody mendorong suplai suplemen dan vitamin bagi petugas KPPS, kendati sedang merumuskan komposisinya.

“Kami sedang berdiskusi dengan Dinas Kesehatan atau para pakar kesehatan mana yang efektif, nanti akan kita usulkan atau sampaikan kepada Dinas Kesehatan,” tutupnya.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved