Pilpres 2024

Juru Bicara Anies-Cak Imin Sebut AMIN Ogah Santri Pesantren Jadi Objek: Tapi Subjek Bernegara

Capres dan Cawapres Nomor Urut 01, Anies Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin atau Gus Imin (AMIN) enggan jadikan santri sebagai objek.

Editor: PanjiBaskhara
Istimewa
Capres dan Cawapres Nomor Urut 01, Anies Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin atau Gus Imin (AMIN) enggan jadikan santri sebagai obyek. Foto: Capres dan Cawapres Nomor Urut 01, Anies Rasyid Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin atau Gus Imin (AMIN). 

Selain itu, Anies juga didukung oleh partai politik yang cukup besar, yaitu Partai NasDem.

Namun, tentu saja, masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil Pilpres 2024. Faktor-faktor tersebut antara lain:

- Kondisi ekonomi dan politik nasional

- Kinerja pemerintah saat ini

- Kehadiran capres-cawapres baru

- Isu-isu yang berkembang di masyarakat

Oleh karena itu, masih terlalu dini untuk memprediksi siapa yang akan memenangkan Pilpres 2024.

Hasil analisa Google Bard, Kamis (14/12/2023), terkait capres terbaik setelah debat Pilpres 2024 di Kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023).
Hasil analisa Google Bard, Kamis (14/12/2023), terkait capres terbaik setelah debat Pilpres 2024 di Kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023). (Google Bard)

Mengutip artikel Kompas.com, Google pada 10 Mei 2023 resmi merilis produk bernama Google Bard (Bard), supaya bisa dijajal secara umum.

Sejak hadir secara umum, Google Bard banyak diperbincangkan oleh berbagai kalangan.

Tak sedikit pula orang yang membandingkan Google Bard dengan ChatGPT.

Lantas, sebenarnya apa itu Google Bard, sehingga banyak yang membandingkan dengan ChatGPT?

Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah penjelasan apa itu Google Bard.

Apa itu Google Bard?

Google Bard adalah program artificial intelligence (AI) berbasis language model bernama LaMDA (Language Model for Dialogue Applications) buatan Google.

Sebagai language model, Bard menyajikan prediksi kata dengan menganalisis teks dalam sebuah data. Supaya bisa menyajikan prediksi, Bard telah dilatih dengan sekumpulan data (dataset).

Prediksi tersebut menjadi tanggapan (respons) atau output dari data teks yang diinput pengguna pada Bard.

Untuk diketahui, Google sejatinya telah mengembangkan Bard sejak dua tahun lalu dengan LaMDA sebagai program eksperimen untuk membuat generasi penerus layanan bahasa dan percakapan AI.

Sebagai program eksperimen, Bard baru dirilis secara terbatas pada Maret 2023 dan secara umum pada 10 Mei 2023.

Secara format, Bard bisa dibilang mirip dengan ChatGPT, chatbot buatan OpenAI yang lebih dulu populer.

Bard juga dibangun dalam format chatbot.

Tanggapan yang diberikan Bard dibuat seperti obrolan atau chat dengan sesama manusia.

Pengguna bisa memasukkan beraneka perintah atau pertanyaan ke Bard.

Kemudian, Bard bakal menanggapinya seperti sedang melakukan percakapan.

Namun, lantaran masih dalam tahap pengembangan, kemampuan memahami dan memberikan tanggapan dari Bard saat ini sayangnya masih memiliki keterbatasan mendasar, terutama di segi bahasa.

Dikutip dari laman resmi Google, Bard sekarang hanya bisa dipakai untuk percakapan dalam ragam bahasa yang terbatas, yakni bahasa Inggris Amerika Serikat, Jepang, dan Korea.

Meski masih memiliki keterbatasan bahasa, Bard cukup menarik untuk dijajal.

Lantas, bagaimana cara menggunakan Google Bard?

Bila tertarik untuk menggunakannya, berikut adalah penjelasan mengenai cara menggunakan Google Bard.

Cara menggunakan Google Bard

Kunjungi website ini https://bard.google.com/ dan pastikan telah login akun Google.

Setelah itu, ruang obrolan dengan Bard bakal terbuka.

Ketik dan kirim perintah atau pertanyaan ke Bard.

Selanjutnya, Bard bakal membaca perintah itu dan menyajikan tanggapannya.

Cukup mudah bukan cara menggunakan Google Bard?

Sebagai informasi tambahan, meski masih terbatas secara bahasa, Bard punya beberapa keunggulan.

Salah satunya adalah Bard mampu menyajikan tanggapan dengan konteks waktu terkini.

Bard dapat menelusuri informasi di internet dan mengolahnya menjadi tanggapan baru.

Sebagai informasi, dalam kontestasi chatbot AI, kemampuan untuk menyajikan tanggapan dengan konteks waktu terkini dari Bard juga dimiliki Bing AI buatan Microsoft.

Sedangkan ChatGPT, kemampuan untuk menyajikan tanggapannya masih dibatasi dengan konteks waktu hanya sampai 2021.

Demikianlah penjelasan mengenai apa itu Google Bard dan cara menggunakannya, semoga bermanfaat.

(Wartakotalive.com/Kompas.com)

Sumber: Warta Kota
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved