Pilpres 2024
Juru Bicara Anies-Cak Imin Sebut AMIN Ogah Santri Pesantren Jadi Objek: Tapi Subjek Bernegara
Capres dan Cawapres Nomor Urut 01, Anies Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin atau Gus Imin (AMIN) enggan jadikan santri sebagai objek.
WARTAKOTALIVE.COM - Juru Bicara (Jubir) Tim Pemenangan Nasional (Timnas) Anies Baswedan dan Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin atau Gus Imin (AMIN), Muhammad Husnil berharap santri jadi subjek pembangunan yang akan mendorong dan melakukan pembangunan.
"Cuma ada di Pak Anies dan Gus Muhaimin" kata Husnil dalam podcast Youtube Nur Iswan Channel bertajuk MEMILIH ANIES-IMIN: MOMENTUM EMAS SANTRI DAN PESANTREN I Ft. Muhammad Husnil, Jubir Timnas AMIN, Sabtu, 16 Desember 2023.
Husnil meyakini pasangan AMIN bekerja dengan rekam jejak.
Calon pemimpin Indonesia itu, kata dia, bukan lagi bekerja dengan jargon 'kami akan' tetapi dengan 'kami sudah'.
Baca juga: Pilpres 2024, PKB Jawa Timur Bantah Anies-Cak Imin Politik Identitas: Kanan Kiri Semuanya Dirangkul
Dalam konteks santri, sudah jadi kesadaran meski berjumlah kecil tapi mempunyai jaring yang luas yaitu berjejaring dengan orang tua, masyarakat, dan dengan jemaah.
Husnil menegaskan dukungan para kiai sudah dibuktikan dengan nyata.
Salah satunya menurut dia ada satu kiai yang mempunyai empat pengajian di mana di dalam satu pengajian memiliki jemaah seribu.
"Bila ditotal berjumlah 4.000 jamaah. Yang datang ke kiai itu bukan hanya wali murid, ada juga tokoh masyarakat" ujar Husnil.
Husnil menjelaskan saat para kiai memberi dukungan kepada AMIN, mereka memberi kepastian kepada jamaahnya bahwa duet calon pemimpin akan melakukan apa yang menjadi kepentingan bersama.
Dia menekankan bahwa inilah saatnya santri memiliki peran yang sangat strategis.
"Entah kapan momentum ini akan kembali datang. Pasangan yang dua-duanya santri yang mampunyai kompetensi, punya latar belakang yang sangat baik,"
"dan tidak mempunyai beban masalah masa lalu yang baik. Jadi ketika kita mendukung AMIN kita memberi dukungan dengan tulus dan Ikhlas,” tutur dia.
Husnil menginginkan duet AMIN bisa menempati posisi strategis sebagai presiden dan wakil presiden.
Dia yakin kebangkitan santri, ulama, dan yang lain akan terwujud.
Sejak dulu, menurut Husnil, para kiai menyadari bahwa persoalan keseharian masyarakat sangat luas.
Salah satu contohnya ada pada bekas Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah, Kiai Mochammad Masruri Abdul Mughni.
"Beliau yang menjadi sekretaris Mbah Wahab ketika mondok di Tambak Beras, masyhur dari segi keilmuan" katanya.
Pelajaran penting dari Kiai Masruri, kata Husnil, adalah seseorang saat mendapat kepercayaan dari publik dengan menjalankannya sepenuh hati maka kepercayaan itu akan terus tumbuh.
Poin utama dalam mengelola umat menurutnya adalah kemaslahatan bersama.
Kemaslahatan bersama ini kata dia kemudian menjadi value atau nilai utama di masyarakat.
“Ketika kita mengajar ngaji apa sih yang ingin kita tuju yaitu maslahah amah yakni masalah untuk kemaslahatan bersama,” ujar dia.
Poin kedua dalam mengelola umat menurut Husnil dilihat secara historis kalangan santri sejak awal membayangkan negara merdeka dari penjajahan.
Dalam perjalanannya terbentuk organisasi seperti Sarekat Dagang Islam, Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan sebagainya.
"Itu pelan-pelan membentuk identitas yang dinamakan Indonesia. Mohammad Hatta sendiri membayangkan Indonesia akan menjadi seperti apa dan sebagainya" ujarnya.
Analisa Google Bard, Anies Capres Terbaik
Google Bard, program Artificial Intelligence (AI) dari Google menganalisa tentang tiga calon presiden (Capres), yakni Anies Rasyid Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.
Hasil analisa Google Bard tersebut menjelaskan tentang penilaiannya terhadap tiga capres setelah debat Pilpres 2024 yang digelar di Kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, pada 12 Desember 2024.
Wartakotalive.com pun mencoba menjajal Google Bard, Kamis (14/12/2023), dengan pertanyaan "Dari tiga capres debat Pilpres 2024, siapa menurut Google Bard yang paling berkualitas terbaik dan berkesempatan besar jadi presiden republik Indonesia berikutnya?"
Berikut ini hasil analisa Google Bard:
Berdasarkan analisis saya terhadap hasil debat pertama Pilpres 2024, berikut adalah penilaian saya terhadap ketiga capres:
Anies Baswedan
Anies Baswedan dinilai sebagai capres dengan kualitas terbaik dari segi retorika dan wawasan.
Ia mampu menyampaikan gagasan-gagasannya dengan jelas dan meyakinkan, serta memiliki pemahaman yang luas tentang berbagai isu nasional.
Selain itu, Anies juga dinilai memiliki elektabilitas yang cukup tinggi, berdasarkan survei-survei yang telah dilakukan.
Prabowo Subianto
Prabowo Subianto dinilai sebagai capres dengan pengalaman politik yang paling luas.
Ia telah berkecimpung di dunia politik sejak lama, dan pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Ketua Umum Partai Gerindra.
Prabowo juga dinilai sebagai sosok yang tegas dan berwibawa.
Namun, Prabowo dinilai kurang memiliki kemampuan retorika yang baik, dan gagasan-gagasannya terkadang terkesan terlalu umum.
Ganjar Pranowo
Ganjar Pranowo dinilai sebagai capres yang memiliki elektabilitas yang cukup tinggi, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ia juga dinilai sebagai sosok yang merakyat dan memiliki gaya kepemimpinan yang populis.
Namun, Ganjar dinilai kurang memiliki pengalaman politik yang luas, dan gagasan-gagasannya terkadang terkesan kurang matang.
Berdasarkan penilaian tersebut, saya berpendapat bahwa Anies Baswedan memiliki kesempatan yang paling besar untuk menjadi presiden Republik Indonesia berikutnya.
Anies memiliki kualitas terbaik dari segi retorika dan wawasan, serta memiliki elektabilitas yang cukup tinggi.
Selain itu, Anies juga didukung oleh partai politik yang cukup besar, yaitu Partai NasDem.
Namun, tentu saja, masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil Pilpres 2024. Faktor-faktor tersebut antara lain:
- Kondisi ekonomi dan politik nasional
- Kinerja pemerintah saat ini
- Kehadiran capres-cawapres baru
- Isu-isu yang berkembang di masyarakat
Oleh karena itu, masih terlalu dini untuk memprediksi siapa yang akan memenangkan Pilpres 2024.
 
Mengutip artikel Kompas.com, Google pada 10 Mei 2023 resmi merilis produk bernama Google Bard (Bard), supaya bisa dijajal secara umum.
Sejak hadir secara umum, Google Bard banyak diperbincangkan oleh berbagai kalangan.
Tak sedikit pula orang yang membandingkan Google Bard dengan ChatGPT.
Lantas, sebenarnya apa itu Google Bard, sehingga banyak yang membandingkan dengan ChatGPT?
Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah penjelasan apa itu Google Bard.
Apa itu Google Bard?
Google Bard adalah program artificial intelligence (AI) berbasis language model bernama LaMDA (Language Model for Dialogue Applications) buatan Google.
Sebagai language model, Bard menyajikan prediksi kata dengan menganalisis teks dalam sebuah data. Supaya bisa menyajikan prediksi, Bard telah dilatih dengan sekumpulan data (dataset).
Prediksi tersebut menjadi tanggapan (respons) atau output dari data teks yang diinput pengguna pada Bard.
Untuk diketahui, Google sejatinya telah mengembangkan Bard sejak dua tahun lalu dengan LaMDA sebagai program eksperimen untuk membuat generasi penerus layanan bahasa dan percakapan AI.
Sebagai program eksperimen, Bard baru dirilis secara terbatas pada Maret 2023 dan secara umum pada 10 Mei 2023.
Secara format, Bard bisa dibilang mirip dengan ChatGPT, chatbot buatan OpenAI yang lebih dulu populer.
Bard juga dibangun dalam format chatbot.
Tanggapan yang diberikan Bard dibuat seperti obrolan atau chat dengan sesama manusia.
Pengguna bisa memasukkan beraneka perintah atau pertanyaan ke Bard.
Kemudian, Bard bakal menanggapinya seperti sedang melakukan percakapan.
Namun, lantaran masih dalam tahap pengembangan, kemampuan memahami dan memberikan tanggapan dari Bard saat ini sayangnya masih memiliki keterbatasan mendasar, terutama di segi bahasa.
Dikutip dari laman resmi Google, Bard sekarang hanya bisa dipakai untuk percakapan dalam ragam bahasa yang terbatas, yakni bahasa Inggris Amerika Serikat, Jepang, dan Korea.
Meski masih memiliki keterbatasan bahasa, Bard cukup menarik untuk dijajal.
Lantas, bagaimana cara menggunakan Google Bard?
Bila tertarik untuk menggunakannya, berikut adalah penjelasan mengenai cara menggunakan Google Bard.
Cara menggunakan Google Bard
Kunjungi website ini https://bard.google.com/ dan pastikan telah login akun Google.
Setelah itu, ruang obrolan dengan Bard bakal terbuka.
Ketik dan kirim perintah atau pertanyaan ke Bard.
Selanjutnya, Bard bakal membaca perintah itu dan menyajikan tanggapannya.
Cukup mudah bukan cara menggunakan Google Bard?
Sebagai informasi tambahan, meski masih terbatas secara bahasa, Bard punya beberapa keunggulan.
Salah satunya adalah Bard mampu menyajikan tanggapan dengan konteks waktu terkini.
Bard dapat menelusuri informasi di internet dan mengolahnya menjadi tanggapan baru.
Sebagai informasi, dalam kontestasi chatbot AI, kemampuan untuk menyajikan tanggapan dengan konteks waktu terkini dari Bard juga dimiliki Bing AI buatan Microsoft.
Sedangkan ChatGPT, kemampuan untuk menyajikan tanggapannya masih dibatasi dengan konteks waktu hanya sampai 2021.
Demikianlah penjelasan mengenai apa itu Google Bard dan cara menggunakannya, semoga bermanfaat.
(Wartakotalive.com/Kompas.com)
Anies Rasyid Baswedan
Abdul Muhaimin Iskandar
Anies Baswedan
Pilpres 2024
santri
AMIN
Cak Imin
Gus Imin
| Tim Sinkronisasi Prabowo-Gibran Tegaskan Pemangkasan Makan Bergizi Rp 7.500 Cuma Isu |   | 
|---|
| Gibran Mundur dari Wali Kota Solo, Mardani Ali Sera Sebut Perlu Banyak Menyerap dan Siapkan Diri |   | 
|---|
| Menko PMK Muhadjir Sebut Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo Sudah Dibahas Dalam Rapat Kabinet |   | 
|---|
| AHY Dukung Prabowo Tambah Pos Kementerian dan Tak Persoalkan Berapa Jatah Menteri untuk Demokrat |   | 
|---|
| Prabowo-Gibran Ngopi Santai di Hambalang, Gerindra: Sangat Mungkin Bahas Format dan Formasi Kabinet |   | 
|---|


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.