Konser Coldplay

Konten Kreator Asal Batam Jadi Korban Penipuan Tiket Konser Coldplay, Rugi Sebesar Rp 553, 1 Juta

Seorang konten kreator asal Kota Batam bernama Rijki Budiman jadi korban penipuan dan penggelapan tiket konser Band Coldplay.

Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Sigit Nugroho
TribunTangerang/Rafsanzani Simanjorang
Seorang Konten Kreator asal Batam Tertipu Tiket Coldplay di Tangsel. 

Di sisi lain, fakta baru terungkap dalam penyelidikan kasus penipuan tiket konser Coldplay yang dilakukan Ghisca Debora Aritonang.

Jumlah korban penipuan mahasiswi cantik berusia 19 tahun ini diperkirakan sangat banyak.

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan mutasi rekening Gischa pada media Mei-November lebih dari Rp 40 miliar.

Gischa ditangkap jajaran Polres Jakarta Pusat setelah polisi mendapat sejumlah laporan dari korban penipuan.

Jumlah kerugian korban yang melapor mencapap Rp 5,1 miliar atau setara 2.268 tiket.

Namun diduga kuat jumlah korban lebih banyak lagi. Hal itu dilihat dari mutasi rekening milik Gischa yang dianalisis PPATK.

Pihak PPATK bakal segera menyampaikan temuan atas analisis terhadap rekening Ghisca.

Baca juga: Modal 39 Lembar Ticket Coldplay, Gischa Serok Rp 5,1 Miliar, Menang Banyak tapi Berakhir di Bui

“Banyak temuan, akan kami sampaikan ke penyidik yang menangani dalam waktu secepatnya,” kata Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana kepada Kompas.com, Kamis (23/11/2023).

Kendati demikian, Ivan enggan merinci temuan-temuan tersebut.

Ia juga tidak menjelaskan ke mana saja aliran uang dari rekening Ghisca. Seluruh temuan, termasuk penggunaan uang dari tersangka penggelapan itu akan segera disampaikan kepada penyidik Polres Metro Jakarta Pusat.

“Materi temuan di kasusnya bisa tanyakan ke penyidik,” kata Ivan.

Adapun PPATK menemukan adanya perputaran uang mecapai Rp 40 miliar di rekening milik Ghisca Debora. Perputaran uang di rekening Ghisca paling banyak terdeteksi pada Mei-November 2023.

Bahkan, jumlah mutasi rekening milik Ghisca Debora di atas Rp 30 miliar pada medio tersebut.
“Dari mutasi rekening patut diduga korban penipuan ini jumlahnya sangat banyak,” kata Kepala PPATK itu.

Diketahui, Ghisca ditetapkan menjadi tersangka dan ditahan di Polres Metro Jakarta Pusat sejak Jumat (17/11/2023).

Baca juga: Kapal Neon Moon II Hadiah dari Coldplay Siap Beroperasi Angkut Sampah dari Sungai Cisadane

Kepada para pelanggannya yang notabene reseller tiket konser, dia mengaku kenal dengan seseorang dari pihak promotor.

Bahkan, dia menawarkan harga miring bagi pembeli yang melakukan transaksi dalam jumlah besar.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro mengungkapkan, klaim itu tidak benar. “Yang bersangkutan meyakinkan kenal dengan perantara atau promotor.

Padahal dari bulan Mei sampai dengan November tidak ada komunikasi dengan pihak perantara atau promotor,” lanjut dia.

Modal 39 tiket

Seperti diberitakan sebelumnya, Gischa sebenarnya hanya memiliki 39 tiket hasil war.

Meski demikian dia tetap berani open pre-order kepada customer yang tengah mencari tiket band asal Inggris tersebut.

Aksi tersebut telah dia rencanakan jauh hari, tepatnya sejak Mei 2023.

Pada bulan itu war tiket Coldplay pertama kali merebak di Indonesia.

Gischa telah membayangkan keuntungan besar yang bisa diraup jika memenangi war tiket.

Dia mematok keuntungan Rp 250.000 per tiket. Namun ternyata dia hanya bisa mendapatkan 39 lembar tiket.

Meski cuan yang diperolehnya sudah lumayan, dia tetap belum puas. Tiket tersebut kemudian diserahkan kepada si pemesan. Meski tidak lagi memegang tiket, Gischa tetap open pre-order.

Tiket compliment

"Setelah war tiket yang sekitar pertengahan bulan Mei, GDA ini juga ikut war tiket itu dapat 39 tiket dan sudah diserahkan (ke pembelinya)," kata Susatyo, Senin (20/11/2023).

"Kemudian GDA ini menawarkan kepada teman-temannya sebagai reseller dengan dalih bahwa tiket tersebut adalah tiket compliment yang dijanjikan akan dapat menjelang pelaksanaan konser," imbuhnya.

Untuk meyakinkan para reseller, Gischa mengaku kenal dengan perantara bahkan promotor konser tersebut.

Kenyataanya sejak Mei sampai November, tidak ada komunikasi apapun yang dilakukan Gischa dengan pihak perantara atau penyedia tiket.

"Jadi setelah war tiket, sempat kami tanyakan bahwa Gischa paham bahwa setelah war tiket itu, tidak ada lagi war tiket-tiket berikutnya.

Bahwa war tiket yang diberikan yang dilaksanakan oleh pihak promotor di bulan Mei itu adalah terakhir," katanya.

"Namun demikian GDA selalu meyakinkan para korban bahwa dirinya bisa menghadirkan tiket. Itulah yang menggerakkan para korban untuk percaya dan menyerahkan sejumlah uang untuk membeli tiket tersebut," lanjut Susatyo.

Enam laporan polisi

Adapun motif Gischa melakukan semua itu adalah demi keuntungan semata.

Menurut Susatyo, gadis yang masih berstatus sebagai mahasiswa tersebut biasa melakukan transaksi menggunakan rekening BCA.

Total, Gischa mendapat pesanan sebanyak 2.268 lembar tiket senilai Rp 5,1 miliar. Namun tiket tidak pernah diberikan kepada reseller karena Gischa memang tidak memiliki tiket lagi.

Para reseller pun kemudian membuat laporan ke polisi.

Ada enam laporan polisi terkait penipuan dan penggelapan konser Coldplay yang masuk ke Polres Metro Jakarta Pusat dan menyeret Gischa sebagai pelaku.

"Yang pertama ini adalah pelopor atas nama VS Rp 1,350 miliar itu atau 700 tiket. Yang kedua lapor AS ini miliar 1,030 miliar atau 600 tiket," kata Susatyo.

"Yang ketiga MF Rp 1,3 miliar atau 500 tiket, kemudian yang keempat pelapor SG itu Rp 73 juta, kemudian korban AR ini Rp 1,3 miliar atau 400 tiket dan yang terakhir lapor CL ini Rp 230 juta," lanjutnya.

Jalan-jalan ke luar negeri

Gischa kemudian menggunakan uang hasil kejahatannya itu itu foya-foya, membeli barang-barang bermerk dan jalan-kalan ke luar negeri.

Gischa sempat jalan-jalan ke luar negeri dalam kurun waktu Mei sampai November 2023.

Namun terkait apakah uang yang dipakai Gischa untuk ke luar negeri hasil menipu, polisi masih melakukan pendalaman.

"Total barang bukti ini kurang lebih ada Rp 600 juta dan sisanya hampir sekitar Rp 2 miliar itu digunakan pribadi oleh tersangka dan saat ini kami masih melakukan pengembangan terhadap uang atau barang hasil kejahatan yang dilakukan oleh tersangka," jelas Kapolres.

Saat ini penyidik masih melakukan pengembangan terhadap hasil-hasil kejahatan lainnya, digunakan untuk apa dan sebagainya. Polisi juga akan mempelajari aliran dana yang digunakan tersangka.

"Kami juga sudah menyita paspor ya kami cek perjalanannya dan apa yang dilakukan di luar negeri," lanjutnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PPATK Segera Sampaikan Temuan Transaksi Rekening Ghisca Debora ke Polisi"

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved