Berita Nasional

Jadi Panglima TNI, Ini Sepak Terjang Jenderal TNI Agus Subiyanto Dalam Penanganan Bencana Nasional

Jadi Panglima TNI, Ini Sepak Terjang Jenderal TNI Agus Subiyanto Dalam Penanganan Bencana Nasional. Pernah Tangani Gempa di Yogyakarta & Tsunami Palu

Editor: Dwi Rizki
Istimewa
Kolonel Agus Subiyanto, ketika penangan bencana gempa Palu tahun 2018, bersama Komandan Pissenif TBI Letjen (Purn) Trie Suwandono 

"Kami memantau Kesehatan Kodam (Kesdam) Siliwangi. khususnya pleton kesehatan, untuk masuk ke pelosok-pelosok daerah. Sebagai Wakil Ketua Korps Menwa Indonesia, saya berterima kasih kepada beliau, karena atas bantuan beliau, bisa melaksanakan vaksinasi kepada masyarakat, sehingga cepat tertangani," ungkap Muliawan.

"Sebagaimana yang saya kenal, Pak Agus Subiyanto, adalah pribadi yang sangat merakyat, sederhana dan santun sekali. Namun di balik ketenangannua, selalu punya target-target besar yang selalu tercapai dengan baik karena memang sinergisitas dengan seluruh kelompok masyakat terlaksana baik, dan dapat diterima semua pihak," bebernya.

Sebagai seorang profesional, kata Muliawan, Agus tampak, dalam proses-proses pengambilan keputusan, membuat target baik kepada anggota maupun masyarakat.

"Saya mengucapkan selamat kepada Jenderal Agus Subiyanto, yang sangat luar biasa, dan saat ini telah menjadi Panglima TNI."

Adapun gempa bumi dahsyat terjadi di Sulawesi Tengah, 28 September 2018, pukul 17.02 WIT. Belakangan bencana ini lebih populer disebut Gempa Palu.

Wilayah terdampak bencana yaitu Kota Palu, Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Parigi Mountong.

Dalam catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, gempa tersebut berkekuatan 7,7 skala Richter dan berpusat di ,18 Lintang Selatan dan 119,85 Bujur Timur atau 27 kilometer timur laut Donggala.

Bencana yang ditandai tsunami dan likuifikasi (tanah daratan bergerak sendiri) ini adalah catatan PBB yang menyatakan ada setidaknya 4.845 orang meninggal, 172.999 pengungsi, dan 110.214 rumah yang rusak.

Tentu fakta ini sangat berpengaruh pada hidup masyarakat sekitar di waktu itu hingga kini.

Kerugian fisik akibat bencana gempa bumi, likuifaksi, dan tsunami yang terjadi di Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi Mountong tentu dapat dikonversi ke dalam bentuk rupiah untuk mempersiapkan pemulihannya.

Bencana gempa yang mengguncang Palu dan Donggala di Sulawesi Tengah, juga menimbulkan fenomena likuifaksi atau banyak yang menyebut 'tanah bergerak' sendiri.

Ribuan rumah terkena dampak likuifaksi dengan luas ratusan hektar.

Baca Berita Warta Kota lainnya di Google News

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved