UMP DKI Jakarta

Buntut UMP Naik Kecil, Buruh Demo Mogok 2 Minggu, Said Iqbal: Gaji PNS aja Naik 8 Persen

Presiden KSPI Said Iqbal menyesali kenaikan UMP DKI Jakarta yang cukup kecil. Tak sebanding dengan realita yang ada.

Editor: Valentino Verry
Tribunnews/Mario Christian Sumampow
Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, butuh akan demo mogok mulai 30 November hingga 13 Desember sebagai buntut kenaikan UMP yang kecil. 

Tiga usulan besaran upah itu adalah Rp 5.043.000, Rp 5.063.000, dan Rp 5.637.069.

Unsur pengusaha mengusulkan UMP Rp 5.043.068 berdasarkan penghitungan 0,2 dari pertumbuhan ekonomi Jakarta.

Kemudian, unsur buruh atau pekerja meminta kenaikan 15 persen atau menjadi Rp 5.637.068 sesuai pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan indeks tertentu sebesar 8,15 persen.

Diketahui, kenaikan UMP Jakarta 2024 hanya bertambah Rp 165.583 menjadi Rp 5.067.381.

Koordinator Wilayah Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) DKI Jakarta, Alson Naibaho, mengaku sudah memprediksi bahwa kenaikan UMP DKI Jakarta bakal tidak sesuai kemauan kaum buruh.

"Kalau kita sih sebenarnya sudah prediksi lah ya, dari awal ketika kita kemarin aksi, lalu juga kita berkomunikasi dengan kawan-kawan dewan pengupahan, bahwa pada akhirnya kan pemerintah memang mengeluarkan itu," ucap Alson saat dihubungi TribunJakarta.com, Selasa (21/11/2023).

Menurut Alson, selama ini buruh menuntut kenaikan sebesar 15 persen atau jika dinominalkan di Jakarta mencapai Rp 5.637.068.

Namun, kenyataannya keinginan tersebut tidak sesuai harapan dimana tidak berpihak kepada kaum buruh seperti mereka.

Alson bahkan menuding Heru Budi tidak berani mengambil risiko karena jabatannya merupakan penunjukan dari pemerintah pusat.

"Kalau saya kayaknya seperti tanggal 16 kemarin kita aksi itu kan kita menuntut keberanian gubernur untuk mengambil sebuah sikap untuk tidak menggunakan PP 51 tahun 2023, walaupun di sisi lain saya sudah bilang ini gubernur tidak berani karena PJ itu kan titipan pusat, tidak berani mengambil risiko dengan mengorbankan jabatannya," paparnya.

Mewakili para buruh, Alson pun mengaku sangat kecewa atas penetapan UMP hari ini.

Nominal yang baru saja ditetapkan masih sangat jauh dari harapan kaum buruh, yang menurutnya di tengah perkembangan jaman sudah memiliki kebutuhan primer lainnya, seperti kebutuhan akan internet.

Pertimbangkan ini berdasarkan survei lapangan tentang kebutuhan hidup layak yang dijalankan Alson dan rekan-rekannya sesama buruh dengan menjabarkan 60 komponen.

"Secara garis besar kita kecewa betul dengan kenaikan Rp 165 ribu ini di tahun-tahun seperti ini," ucap dia.

"Ketika kita bicara perkembangan jaman menjadi sebuah kebutuhan, seperti tadi pulsa, internet saat ini, dan lain sebagainya," jelas dia.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved