Kolom Trias Kuncahyono
Acta Est Fabula, Kaisar Octavianus, dan Pengkhianatan Republik Romawi
Kaisar Octavianus (63 SM–14M) penguasa Kekaisaran Romawi lebih dari 2.000 tahun silam dan pengkhianatan terhadap Republik Romawi.
Meskipun dalam perjalanan sejarah umat manusia selalu muncul pengkhianat-pengkhianat baru dengan alasan-alasan baru pula. Sepertinya, setiap zaman melahirkan pengkhianat baru. Dan pengertiannya pun berkembang; alasan pengkhianatanyapun makin beragam.
Anggota triumvirat tersebut adalah Mark Antony, Marcus Aemilius Lepidus, dan Octavianus.
Persekutuan ini bubar, setelah Octavianus yang ingin menggenggam seluruh kekuasaan di tangannya, memerangi Antony di Mesir (kisah Cleopatra) dan memenangi perang Actium (2 September 31 SM), sebelah barat pantai Yunani sekarang ini.
Lepidus juga disingkirkan Octavianus, yang akhirnya menjadi penguasa tunggal.
***
Suatu hari, kata Suetonius, menjelang kematiannya, Octavianus yang terbaring tak berdaya di tempat tidurnya mengatakan: “Acta est fabula. Cheers!” (Pentas sudah berakhir. Tepuk tanganlah”).
Octavianus meninggal 14 Agustus 14 di Nola, Campania (wilayah di Italia Selatan daerah pegunungan dan berbukit-bukit yang mencakup empat propinsi: Avellino, Benevento, Caserta, dan Napoli).
Di hari-hari akhir hidupnya, Octavianus selalu bertanya, apakah ada kebahagiaan selain untuk dirinya. Apakah rakyat juga bahagia hidupnya? Ia juga selalu minta sisir dan cermin untuk mematut-matut diri.
Lalu, Octavianus mengundang teman-temannya masuk ke dalam kamarnya.
“Apakah saya telah memainkan komedi kehidupan dengan baik. Kalau memang baik, tepuk tanganlah. Dan, temani saya untuk bergembira-ria.”
Kepada istrinya, Livia Drusilla, Octavianus berpesan: “Litvia, hiduplah dengan senantiasa mengutamakan persatuan kita. Selamat tinggal.”
Kata Suetonius, dua kali Octavianius ingin menghidupkan kembali Republik Romawi.
“Saya benar-benar ingin menghidupkan republik pada tempatnya dengan sehat dan tanpa cidera (berjalan baik sesuai ketentuan konstitusi serta memberikan kemakmuran pada seluruh rakyat dan tidak korup) dan rakyat menikmatinya. Saya akan dicatat sebagai pendiri negara yang unggul. Semoga setelah saya meninggal fondasi negara yang saya letakkan tetap kokoh.”
Suetonius mengisahkan, Octavianus memenuhi janjinya. Dengan segala daya dan upaya, bekerja keras membangun negara agar rakyat tidak mengeluh.
Ia memberikan kemakmuran pada rakyatnya; menjadikan negara aman.
Trias Kuncahyono
Vatikan
Gaius Julius Caesar Octavianus
Kaisar Octavianus
Roma
Romawi
triumvirat
wayang kulit
Vatikan Negara Pertama di Eropa Akui Indonesia Merdeka, Berawal dari Surat Albertus Soegijapranata |
![]() |
---|
Paus Fransiskus Sebut Demokrasi sedang Terancam, Bedakan Vox Populi dan Vox Diaboli |
![]() |
---|
Pemilu 2024 di Kompleks KBRI Vatikan Diikuti Biarawati dan Biarawan, Harap Pemimpin Punya Kairos |
![]() |
---|
Tak Ada Lagi Sirkus saat Paus Fransiscus Beri Pesan dan Berkat Urbi et Orbi di Piazza San Pietro |
![]() |
---|
Bu Megawati Soekarnoputri dan Paus Fransiskus Bahas Perang dan Perubahan Iklim |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.