Pilpres 2024

Jokowi Nepotisme lagi, Menangkan Prabowo-Gibran Angkat Jenderal Agus Subiyanto Jadi Panglima TNI

Presiden Jokowi saat ini sedang fokus bagaimana Prabowo-Gibran bisa menang di Pilpres 2024. Karena itu aturan instan dibuat.

Editor: Valentino Verry
Tribunnews.com
Agus Subiyanto kini sudah berpangkat jenderal sebagai KSAD, tak lama lagi dia akan mengemban jabatan yang lebih elit yakni Panglima TNI. Agus adalah teman lama Presiden Jokowi. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Entah apa yang merasuki Presiden Joko Widodo (Jokowi)hingga lupa daratan.

Setelah praktik nepotisme merestui putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres Prabowo Subianto lewat putusan MK, Jokowi belum puas.

Baca juga: Terungkap Alasan Jokowi Tunjuk Agus Subiyanto Jadi Panglima TNI

Terbaru, Jokowi hendak mengangkat secara instan Jenderal Agus Subiyanto menjadi Panglima TNI.

Tadinya Agus Subiyanto menjabat Wakil KSAD dengan pangkat letnan jenderal (letjen).

Namun, per 25 Oktober 2023 Jokowi mengangkatnya menjadi KSAD menggantikan Jenderal Dudung Abdurachman yang pensiun.

Belum sebulan menjabat, Jokowi pun mempromosikan Agus Subiyanto menjadi Panglima TNI menggantikan Laksamana Yudo Margono yang memasuki masa pensiun.

Baca juga: Agus Subiyanto yang Diajukan Jokowi Jadi Panglima TNI: Baru Sepekan Jadi KSAD & Mantan Danpaspampres

Dalam waktu dekat ini Agus Subiyanto akan menjalani fit and proper test (uji kelayakan dan kepatutan) setelah Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengirim surat presiden (surpres) ke DPR pekan lalu.

Melihat realita itu, koalisi masyarakat sipil bereaksi. Mereka mencium adanya aroma nepotisme di balik pencalonan Agus sebagai Panglima TNI.

Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Muhammad Isnur mewakili koalisi mengatakan, latar belakang hubungan dekat Jokowi dan Agus menjadi salah satu sinyal adanya praktik nepotisme dalam penunjukkannya sebagai calon Panglima TNI.

Sebab, Agus pernah menjabat sebagai Komandan Kodim 0735/Surakarta pada 2009-2011.

Presiden Jokowi sudah lupa daratan, demi Gibran banyak aturan yang ditabrak.
Presiden Jokowi sudah lupa daratan, demi Gibran banyak aturan yang ditabrak. (Dok. Kompas.com)

Pada periode tersebut, Jokowi masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.

Menurut Isnur, praktik pergantian panglima kali ini jelas mereduksi kebutuhan regenerasi serta rotasi matra TNI yang diwarnai tujuan dan motif tertentu yang mengarah pada politik praktis.

"Yaitu kepentingan partisan kelompok yang bersifat jangka pendek," kata Isnur dalam siaran pers, Senin (6/11/2023).

Isnur menegaskan bahwa kepentingan tersebut sulit dipungkiri menyangkut kepentingan Jokowi sekaligus untuk memenangkan pasangan Prabowo-Gibran.

Untuk itu, ia mengingatkan, pertimbangan pemilihan calon Panglima TNI harus betul-betul didasarkan pada kepentingan rotasi dan regenerasi di dalam tubuh TNI, bukan didasarkan pada kedekatan personal maupun kedekatan dan kepentingan politik.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved