Kolom Trias Kuncahyono

Suasana Biara Via Cairoli di Basilika dan Damai di Kapel Bertuliskan Sacellum, Sacrarum, Reliquiarum

Susana damai di Biara Via Cairoli di Basilika yang terdapat kapel tempat menyimpan Relikui, peninggalan orang kudus, di Vatikan, Italia.

|
Editor: Suprapto
Erick Sadewa/Kedubes RI di Vatikan untuk Wartakotalive.com
Para suster yang berkaul kekal tidur tiarap sebagai tanda penyerahan diri secara total di Curia Generale Fratelli Minori Cappuccini, Vatikan, Italia. 

Ordo kontemplatif ini didirikan pada tahun 1344 oleh seorang mistikus dari Swedia, St Brigita dan disetujui Paus Urbanus V tahun 1370.

Dengan mengucapkan kaul kekal, mereka (enam dari Indonesia Sr M Orsola Amu, Sr M Aureliana Boys, Sr M Pamela Anunut, Sr M Lany Noreng, Sr M Martha Koa, dan Sr M Clarissa Mako), menyerahkan diri secara total, kepada Tuhan.

Mereka dengan tulus ikhlas berjanji, sepenuh hati menaati dan menjalakan semua regula (aturan), serta misi suci ordo.

Dengan berkaul kekal, mereka dituntut bukan hanya siap diutus tetapi siap untuk pergi. Harus mau melangkah, harus mau pergi untuk melakukan hal-hal yang baik bagi banyak orang, Gereja dan masyarakat.

Sama dengan para romo Kapusin yang hidup dengan penuh ketaatan, kemiskinan, dan suci, regula menggariskan semua anggota St Brigita mengikuti kaul kemiskinan suci secara ketat, dilarang memiliki apa pun.

Meskipun pada saat yang sama mereka mungkin mengharapkan kepala biara untuk menyediakan semua kebutuhan mereka.

Satu kemewahan diperbolehkan bagi mereka. Yakni, boleh memiliki buku sebanyak yang mereka suka untuk dipelajari.

Semua pakaian bekas dan kelebihan pendapatan tahunan mereka, setelah semuanya tercukupi, harus diberikan kepada orang miskin.

Mereka ini suster-suster pendoa. Maka sering dipanggil oleh rumah sakit dan keluarga untuk membantu orang sakit, terutama di saat-saat terakhir sebelum meninggalkan dunia.

Baca juga: Benarkah Manusia Serigala bagi Manusia Lain, Homo Homini Lupus est?

***

Basilica di San Lorenzo in Damasco, tempat kaul kekal itu, indah. Di altar utama terdapat lukisan santo-santo dan koronasi Bunda Maria karya arsitek dan pelukis Federico Zuccari (1539-1609).

Di bawah altar terdapat relik Paus Eutychian (menjadi Paus 275-283) dan Paus Damasus I (menjadi Paus, 366-383).

Di sebelah kiri altar terdapat duplikat patung teolog St. Hippolytus (170-235). Di basilika itu ada pula patung St. Fransiskus Xavierius dan St. Carolus Borromeus karya Stefano Maderno, pematung kondang awal abad ke-17.

Basilika di Roma ini berdiri di atas gereja lama yang dibangun pada akhir abad keempat atas inisiatif Paus Damasus I.

Dulu, gedung gereja di dalam kompleks rumahnya. Lalu pada abad kedelapan dan kesembilan direstorasi.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved