Pilpres 2024

Ini Biang Keretakan Presiden Jokowi dengan PDIP Versi Partai Gelora

Keretakan hubungan Presiden Jokowi dengan PDIP teryata terkait dengan gagalnya ide koalisi besar. Pasalnya PDIP tiba-tiba umumkan nama Ganjar.

Editor: Rusna Djanur Buana
Warta Kota/Alfian Firmansyah
Ketua Umum Parai Gelora Anis Matta mengungkap latar belakang keretakan Presiden Jokowi dengan PDIP 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Hubungan Presiden Joko Widodod dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terus memburuk dalam beberapa bulan terakhir.

Hubungan buruk itu mencapi puncaknya ketika Mahkamah Konstitusi (MK) "memberi jalan" kepada Gibran sebagai bakal calon presiden berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Keputusan terkait syarat capres dan cawapres itu menjadi kontroversial karena Ketua MK Anwar Usman adalah adik ipar Presiden alias paman dari Gibran.

Padahal Presiden dan Gibran adalah kader PDIP, partai yang mencalonkan Ganjar Pranowo berpasangan dengan Mahfud MD.

Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta mengungkapkan, awal keretakan tersebut terjadi sudah cukup lama, sekira pada bulan Ramadan lalu.

Hal tersebut diungkapkan Anis pada program Gaspol! Kompas.com, seperti disiarkan di akun YouTube Kompas.com, Kamis (2/11/2023).

Baca juga: Sri Mulyani Dikabarkan Bergabung dengan Tim Sukses Ganjar Pranowo, Arsjad Rasjid: Masih Sebatas Isu

Anis mengatakan, saat itu Presiden sudah setuju dengan sebuah gagasan membangun koalisi besar yang terdiri dari gabungan partai pendukung pemerintah.

Namun pada akhirnya koalisi besar itu gagal terwujud setelah Partai Nasdem mencalonkan Anies Baswedan dan tiba-tiba PDIP mencalonkan Ganjar Pranowo.

Anis mengaku mengusulkan kepada Jokowi agar merangkul Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada tahun 2019.

Dia menilai, legacy Jokowi ketika sudah tidak menjabat Presiden lagi bukan infrastruktur, melainkan konsolidasi elite politik.

"Saya waktu itu usulkan ke Pak Jokowi supaya rangkul Pak Prabowo, 'legacy Bapak yang paling besar itu nanti bukan infrastruktur, tapi konsolidasi elite'.

Jadi, legacy Pak Jokowi saya bilang, 'Pak, bukan infrastruktur. Tapi legacy-nya adalah rekonsiliasi politik, itu konsolidasi elite'. Nah, ini terjadi," ujar Anis.

Baca juga: VIDEO Anggota Baru TPN Ganjar-Mahfud, Ada Purnawirawan TNI hingga CEO Muda

Anis menjelaskan, ketika Prabowo dirangkul masuk ke kabinet pada 2019, itu adalah peristiwa yang luar biasa.

Pasalnya, Prabowo dan Jokowi sama-sama menghadapi perbedaan pemikiran para pengikutnya.

"Pak Prabowo tentu kalau tengok balik ke pengikutnya pasti dia pikir, 'saya dituduh pengkhianat ini'.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved